Pemilu 2024

Pengamat Bongkar Keunggulan Jember Jadi Kawasan Safari Politik Anies-Ganjar 

Kunjungan dua Bakal Calon Presiden (Bacapres) Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo ke Jember selama dua hari akhir pekan kemarin, terjadi di waktu yang bersamaan.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. (Foto: Kompas.com)

apahabar.com, JEMBER - Kunjungan dua Bakal Calon Presiden (Bacapres) Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo ke Jember selama dua hari akhir pekan kemarin, terjadi di waktu yang bersamaan, 6-7 Mei 2023. Keduanya punya agenda masing-masing.

Anies sedari awal sudah fokus merencanakan kunjungan ke sejumlah Pondok Pesantren, sementara Ganjar ke acara CFD dan konsolidasi bersama pengurus partai. Selain itu, Ganjar juga hadir untuk sowan ke Pondok Pesantren Al-Badri di Kalisat.

Lantas apa yang menarik dari Jember hingga dua Bacapres Ganjar-Anies terbilang mengawali safari politiknya ke Jember usai ditetapkan sebagai Bacapres oleh partai pengusungnya masing-masing?

Baca Juga: Sama-Sama Kunjungi Jember, Anies-Ganjar Adu Strategi Dekati Rakyat

Pengamat Komunikasi Politik Universitas Jember, Muhammad Iqbal mengatakan Jember merupakan kawasan yang memiliki jumlah pondok pesantren terbanyak di Jawa Timur. Sementara Jawa Timur menjadi provinsi yang memiliki ponpes terbanyak di Indonesia.

Dari sekitar 4.500 Ponpes di Jawa Timur, Jember memiliki 600 lebih Pondok Pesantren, dengan presentase umat Nahdliyin sebanyak 80 persen.

Tidak heran bila Jember yang menjadi episentrum politik di Jatim dan nasional, yang pasti akan diperhitungkan untuk mendulang dukungan.

"Jadi Jatim adalah kunci untuk kemenangan konstelasi elektoral di Pilpres, Pileg, Pemilu 2024," kata Iqbal saat dihubungi apahabar.com, Selasa (9/5).

Baca Juga: Ganjar-Anies Kompak Gencarkan Safari Politik ke Pesantren di Jember

Setelah Jember, jumlah Ponpes terbanyak di Jatim yakni Madura. Kemudian untuk kawasan Tapalkuda, yang terbanyak setelah Jember yakni Situbondo, Banyuwangi, Bondowoso dan Lumajang.

Pesantren jadi Simpul Suara Nahdliyin

Iqbal mengungkapkan kekuatan politik di Jember dari sejumlah partai besar, PKB, Nasdem, Gerindra dan PDIP selalu memperhatikan kekuatan kaum Nahdiyin dan muatan politik santri.

"Semua punya modal simpul yang kuat ke pesantren. Berharap terus bisa merawat satu relasi harmoni dengan kekuatan santri-kyai," kata Dosen Ilmu Hubungan Internasional Fisip, Universitas Jember ini.

"Kalau diabaikan, modal suara ini akan hilang," katanya.

Baca Juga: Anies Minta Dukungan Ulama Jember Terjun Pilpres 2024

Sebab, Jember juga punya anggota legislatif yang punya reputasi di nasional, yang tentu memiliki catatan relasi sosial politik panjang dengan Pondok Pesantren di Jember.

Menurutnya, banyak parpol yang bisa meloloskan wakilnya di Senayan, provinsi dan kabupaten, karena Jatim berbasis santri.

"Ada Charles, Arif Wibowo, dan sejumlah warga Jember yang punya reputasi di nasional," katanya.

Manfaatkan Momentum Haul Ulama

Kedatangan dua bacapres selama dua hari dalam waktu bersamaan di Jember, setidaknya bisa menjadi pembacaan peta politik perdana untuk melihat kekuatan keduanya.

Sebab, pada tanggal 6 dan 7 sudah jadi catatan tiap tahun bakal ada Haul Habib Sholeh di Tanggul yang selalu menyedot ribuan orang untuk datang dari berbagai daerah di Indonesia.

Kendati Ganjar tidak datang ke Haul Habib Soleh, namun bisa jadi juga masuk dalam kalkulasi PDIP.

Baca Juga: Usai Hadiri CFD, Ganjar Cicipi Nasi Pecel Sayur Lodeh Khas Jember

"PDIP punya para tokoh politik, punya relasi sosial kultural panjang kepada jejaring kyai santri di Jember," katanya.

Singkatnya, dengan banyaknya pondok pesantren di Jember, budaya santri mengikuti sikap kyai juga masih tinggi.

"Kekuatan Nahdliyin yakni kekuatan kultural. Takdzimnya kepada kyai, bisa mempengaruhi preferensi dan sikap politik santri," ujar alumnus S3 Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia itu.

Pengamat Komunikasi Politik Universitas Jember, Dr. Muhammad Iqbal. Foto: Dok Pribadi Iqbal

Lebih lanjut, Iqbal menilai agenda politik Ganjar-Anies di Jember dipastikan akan berulang, apalagi tahapan pemilu masih panjang. Idealnya, safari politik ke pondok pesantren akan berlangsung jelang masa pemilihan.

"Saya yakin, Ganjar dan Anies juga akan datang lagi ke Jember untuk melakukan kembali safari pesantren, kyai," ujarnya.

"Prabowo kalau ditetapkan KPU, sangat mungkin akan datang ke Jember," tambahnya.

Baca Juga: Potensi Tak Kondusif, Rencana Anies Baswedan ke CFD Jember Bareng Ganjar Pranowo Batal

Karena itu, kunjungan Anies-Ganjar, dan potret calon pemimpin lainnya ke Jember bisa dikatakan tidak hanya momentum 5 tahunan sekali.

Menurutnya, sejak Pemilu mulai tahun tahun 1999, 2004, 2009, 2014 dan 2019, para elite politik sudah sering melakukan kunjungan tidak hanya di tahun politik. Mereka bisa saja terus menggodok kebijakan pembangunan di pondok pesantren.

"Yang saya amati, tokoh tokoh politik selalu merawat konstituen daerahnya masing-masing. Kalau cuma 5 tahun sekali dan kemudian dilupakan, mustahil," jelasnya