Pemprov Kalsel Tancap Gas Perkuat Ketahanan Pangan dengan Panen Raya Serentak di Batola

Mengawali aktivitas pasca libur panjang Idulfitri, Presiden RI Prabowo Subianto langsung tancap gas dengan memimpin Panen Raya Padi serentak di 14 provinsi, Sen

Penjabat Sekdaprov Kalsel, Muhammad Syarifuddin, didampingi Bupati Batola, H Bahrul Ilmi, melakukan panen raya padi menggunakan combine harvester di Desa Panca Karya, Kecamatan Alalak, Senin (7/4). Foto: Biro Adpim

bakabar.com, MARABAHAN - Sebagai bukti kesungguhan menjaga ketahanan pangan berkelanjutan, Pemprov Kalimantan Selatan mengikuti panen padi serentak bersama Presiden Prabowo Subianto, Senin (7/4).

Pelaksanaan panen serentak dilakukan Prabowo di Majalengka, Jawa Barat, bersama Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, serta disiarkan secara virtual di 14 provinsi dan 198 kabupaten/kota yang mengikuti panen serentak.

14 provinsi tersebut adalah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Banten, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalsel dan Sulawesi Selatan.

Adapun di Kalsel, panen raya serentak dipusatkan di Desa Panca Karya, Kecamatan Alalak, Barito Kuala (Batola).

Panen menggunakan combine harvester itu dilakukan Wakil Gubernur H Hasnuryadi Sulaiman yang diwakili Penjabat Sekdaprov, Muhammad Syarifuddin, didampingi Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Syamsir Rahman.

Juga Plt Direktur Jenderal Lahan dan Irigasi Kementerian Pertanian, Husnain, dan Bupati Batola H Bahrul Ilmi.

Berikutnya panen dilakukan Kapolda Irjen Pol Rosyanto Yudha Hermawan, Danrem 101/Antasari Brigjen TNI Ilham Yunus, Panglima Kodam VI/Mulawarman Mayjen TNI Rudy Rachmat Nugraha, dan Kabinda Brigjen Pol Nurullah.

Di lokasi panen serentak seluas 6 hektare, petani telah melakukan tanam sebanyak dua kali. Bahkan sebagian petani telah melakukan tiga kali tanam.

Dalam waktu bersamaan, panen dilakukan di kabupaten/kota lain di Kalsel seperti Desa Lok Tangga (Banjar), dan Desa Hambuku Hulu (Hulu Sungai Utara).

Kemudian Desa Sikontan (Balangan), Desa Pangelak (Tabalong), Desa Padang Batung (Hulu Sungai Selatan), Desa Cukan Lipai (Hulu Sungai Tengah) dan Desa Timbaan (Tapin) atau total seluas 20.237 hektare.

Dalam kesempatan tersebut, Amran Sulaiman menjelaskan kepemimpinan Prabowo telah berhasil meningkatkan produksi beras nasional hingga mencapai angka tertinggi dalam 7 tahun terakhir. 

"Dengan total luas lahan padi yang sekarang dipanen serentak mencapai 123.228 hektare, total stok beras cadangan sampai April 2025 sebesar 2,4 juta ton," jelas Amran.

Sedangkan serapan gabah yang dihasilkan para petani, Amran bersama dengan Kepala Bulog menjamin harga pembelian sebesar Rp6.500 per kilogram.

"Presiden optimis Indonesia menuju swasembada pangan dengan melihat kondisi di lapangan, dan semangat petani untuk menanam padi," tegas Amran.

Kalsel sendiri merupakan salah satu sentra utama produksi padi nasional, sekaligus menempati peringkat 11 dalam produksi beras nasional. 

Hingga akhir 2024, total produksi padi di Kalsel mencapai 1,2 juta ton. Sedangkan program Optimalisasi Lahan (Oplah) telah meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) menjadi 2.

Sebagian besar padi yang ditanam adalah varietas lokal siam madu dengan produksi rata-rata 6,2 ton per hektare.

Sementara dalam tahun anggaran 2025, Presiden Prabowo Subianto menyetujui usulan Menteri Pertanian untuk penetapan alokasi pupuk subsidi sebesar 9,55 juta ton.

"Alhamdulillah Kalsel dapat mengikuti panen raya padi serentak bersama provinsi lain. Kami berterima kasih kepada Presiden yang memberi perhatian besar terhadap ketahanan pangan nasional," sahut Syarifuddin.

"Juga kepada Menteri Pertanian, serta seluruh stakeholder atas dedikasi dan kolaborasi untuk
mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan," imbuhnya.

Sementara Husnain yang mewakili Kementerian Pertanian menyampaikan bahwa Batola memiliki lahan sawah terluas di Kalsel dan menjadi sentral utama pangan.

"Sudah sejak 2024, Batola dan Tanah Laut menjadi sasaran optimalisasi lahan. Hasilnya panen sudah dapat dilakukan dua kali setahun dari sebelumnya cuma sekali," beber Husnain.

"Target selanjutnya adalah panen tiga kali setahun. Namun sebelumnya harus dilakukan perbaikan insfrastruktur irigasi pertanian, sehingga mampu menghadapi cuaca kemarau," tegasnya.

Adapun Bahrul Ilmi juga berterima kasih lantaran dipilih menjadi salah satu kabupaten yang mengikuti panen raya serentak bersama Presiden.

"Ini merupakan kehormatan untuk kami sebagai kabupaten yang dianggap memiliki lahan pertanian terluas di Kalsel," ungkap Bahrul.

"Kami meminta izin dukungan dan bimbingan kedepan, sehingga bisa menjadi ujung tombak pertanian di Kalsel," imbuhnya.

Tidak hanya pusat panen padi serentak, Batola juga mendapat bantuan senilai total Rp8,5 miliar dalam rangka mendukung program optimalisasi lahan dan cetak sawah dari Pemprov Kalsel.

Bantuan tersebut berupa padi inbrida (475 hektare) senilai Rp549 juta, padi lokal (450 ha) Rp747,9 juta, padi apung (250 styrofoam) senilai Rp70,9 juta, dan penangkaran padi (100 hektare) senilai Rp111 juta.

Kemudian optimalisasi lahan 700 hektare senilai Rp1,2 miliar, jagung hibrida (50 hektare) Rp85 juta, pengembangan durian (15 hektare) Rp202 juta, dan pengembangan jeruk (20 hektare) Rp177 juta.

Berikutnya pengembangan cabai besar (5 hektare) senilai Rp127 juta, dan 1 unit kendaraan roda tiga senilai Rp40 juta.

Pemprov Kalsel juga membantu olah lahan optimasi untuk lahan (1.696 hektare) senilai Rp1,5 miliar, perbaikan infrastruktur optimasi lahan (1.696 hektare) senilai Rp7,8 miliar, dan olah lahan pascaoptimasi Lahan (18.191 hektare) senilai Rp16,3 miliar.

Selanjutnya cetak sawah rakyat (696 hektare) senilai Rp24,3 miliar, dan pengembangan jalan usaha tani (2.250 meter) senilai Rp855 juta.

Juga diserahkan bantuan alat mesin pertanian seperti 58 unit traktor roda empat, 191 unit traktor roda dua rotary, dan 53 unit crawler.

Berikutnya 210 unit pompa air 4 inci, 10 unit transplanter, premi 100 persen Asuransi Usaha Tani Padi (1.000 hektare) senilai Rp180 juta dan alokasi pupuk subsidi sebanyak 22.311 ton.

Batola juga mendapat hibah rehabilitasi infrastruktur pertanian berupa rehabilitasi 1 unit lumbung senilai Rp150 juta, dan rehabilitasi 2 unit lantai jemur senilai Rp170 juta per unit.

"Tentunya keberadaan peralatan pertanian seperti combine harvester banyak mempermudah kinerja petani. Sebagai anak petani, saya pernah merasakan bertani menggunakan peralatan tradisional sejak 1992," kenang Bahrul.

"Padahal dunia pertanian memiliki potensi yang menjanjikan. Bahkan berkat pertanian, kedua orang tua saya mampu berangkat haji," tutupnya.