Konflik Jalan Tambang

Pembunuhan Mangkauk: Lagi, 3 Preman Tambang Ditangkap! Manajer PT JGA Diperiksa

Penyelidikan guna mengungkap aktor utama di balik pembunuhan Sabriansyah (60) di jalan tambang Desa Mangkauk, Banjar, Kalimantan Selatan belum selesai. 

Jasad korban Sabri ditemukan warga sudah dalam kondisi bersimbah darah di areal kebun karet, jalan tambang Desa Mengkauk, Pengaron, Kabupaten Banjar.

apahabar.com, BANJARMASIN - Penyelidikan guna mengungkap aktor utama tragedi pembunuhan Sabriansyah (60) di jalan tambang Desa Mangkauk, Banjar, Kalimantan Selatan belum selesai. 

Teranyar, polisi kembali menangkap tiga terduga preman tambang suruhan PT Jaya Guna Abadi (JGA), perusahaan yang berkonflik dengan Sabri dan keluarga sepekan sebelum peristiwa berdarah itu pecah atau Rabu 29 Maret 2023.     

Mereka bertiga berinisial AK, SF, dan I. Mereka yang ditangkap pada 4 April 2023 tersebut kini telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan berencana terhadap Sabri. 

Baca Juga: Tragedi Pembunuhan Mangkauk Diatensi Kompolnas!

"Ada tiga tambahan," ujar Kapolda Kalimantan Selatan (Kalsel), Irjen Pol Andi Rian R Djajadi, usai Apel Siaga Ketupat Intan 2023, Senin (17/4).

Praktis, sudah delapan tersangka yang diamankan polisi dalam kasus pembunuhan Sabri. Termasuk otak pembunuhan berinisial AB atau Agus Basri yang notabene Humas PT JGA.

"Ke delapannya sudah ditahan. Dua ditahan di Polda, Y dan AB. Enam di Polres Banjar. Jadi total delapan orang," jelas mantan direktur pidana umum Bareskrim Mabes Polri itu.

Hasil penyidikan berkata bahwa ketiga tersangka baru tersebut juga masuk dalam tim eksekutor pembunuhan Sabriansyah. Lantas apakah salah satu dari mereka merupakan pemilik senjata api dan pelaku penembakan? 

Baca Juga: Tragedi Pembunuhan Mengkauk, PT JGA Juga Tak Ada di Kementerian

Andi Rian memastikannya bukan. Masih ada dua orang terduga pelaku lain dalam pengejaran kepolisian.

"Yang nembak dan punya senjata belum. Tapi sudah teridentifikasi," beber jenderal bintang dua satu ini. 

Manajer PT JGA Diperiksa

Kapolda Kalsel Irjen Pol Andi Rian. Foto: Humas Polres Banjar untuk apahabar.com

Masih adanya kemungkinan keterlibatan aktor intelektual selain AB dalam pembunuhan Sabri menyeret petinggi JGA lainnya sebagai terperiksa.  

Baca Juga: Tragedi Pembunuhan Mengkauk, PT JGA Juga Tak Ada di Kementerian

Keterangan AB pun terus digali untuk mengungkap apakah pembunuhan itu murni atas perintahnya, atau masih ada perintah dari atasan.

"Setingkat dari pelaku sudah dapat. Tinggal menggali keterangan dari dia (AB). Apakah perintah itu dari dia atau ada lagi dari atas. Sejauh ini ada manajer yang sudah diperiksa," beber Andi Rian.

Karenanya, Andi Rian memastikan polisi serius menangani kasus pembunuhan Sabri. Tak pandang bulu. Jika ada pihak-pihak yang terbukti terlibat maka akan ditindak tegas.

"Sepanjang bukti materilnya ada. Luruskan. Kalau ada faktanya. Lu (kamu) terkait, lu gua (saya) ambil juga," pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, otak pembuahan sadis terhadap Sabriansyah akhirnya terbongkar. Orang yang memerintahkan pembunuhan Sabriansyah adalah pengurus dari PT JGA. Menjabat sebagai Bagian Humas, berinisial AB. 

Baca Juga: Terungkap! Pembantaian Lansia di Mengkauk Didalangi Humas PT JGA

Rabu, 29 Maret, jasad Sabri ditemukan bersimbah darah di areal kebun karet tak jauh dari jalan lintasan tambang Desa Mengkauk, Pengaron, Kabupaten Banjar. Siang itu, polisi mendapati sejumlah luka bacok, luka tembak, dan luka sayatan pada jasad bapak tujuh anak tersebut.

Kronologis selengkapnya di halaman selanjutnya: 

Sabri tewas dalam upaya mempertahankan hak tanah milik kerabatnya yang bernama Muhammad Saad. Di atas tanah yang diklaim Saad miliknya seluas 10 ribu meter persegi tersebut, armada yang berkaitan dengan PT JGA lalu-lalang mengangkut emas hitam selama 23 tahun lamanya.

Baca Juga: Pilu Korban Pembunuhan Mengkauk Kalsel Tinggalkan 7 Anak 

Konflik bermula ketika Saad yang tak terima lahannya digunakan menggugat sejumlah perusahaan, salah satunya PT JGA, ke Pengadilan Negeri Martapura. Saad bertekad mengambil manfaat dari kepemilikan tanah keluarga tersebut.

Saad pun melakukan sejumlah upaya perlawanan guna mempertahankan tanah tersebut, salah satunya menanami jalan tersebut dengan pohon karet.

"Kami mau hijaukan kembali areal ini," ujar seorang pria dalam sebuah video yang beredar luas terkait penutupan jalan hauling itu.

Satu pelaku pembunuh Sabriansyah (60) yang diamankan polisi. Humas Polres Banjar.

Sepekan memblokir jalan tambang tersebut, sekelompok orang mulai mendatangi Saad. Jumlahnya mencapai lebih dari 20 orang. Diduga merekalah orang suruhan PT JGA.

Puncaknya terjadi pada Rabu 29 Maret saat sebanyak enam mobil menyambangi lokasi jalan yang ditutup pihak Sabri. Tak berhasil menemui Saad, sebagian dari mereka mendatangi rumah sang pemilik lahan tersebut. Begitu tiba, pengacara Saad berkata bahwa mereka datang atas perintah PT JGA. Tujuannya, menawarkan Rp50 ribu per satu rit muatan truk.

Saad lalu membuka diri meski tidak langsung mengiyakan. Pada akhirnya juga tidak jelas kepastian negosiasi, dan sekelompok orang ini memilih untuk pulang.

Baca Juga: Senpi Pembunuhan Barbar Preman Tambang di Banjar Bukan Rakitan!

Saat para orang suruhan PT JGA itu kembali ke lokasi tanah berkonflik, Saad tiba-tiba mendapat kabar sudah terjadi penyerangan yang menewaskan satu warga.

Berdasar keterangan para saksi, pelaku berjumlah lebih dari 20 orang. Mereka menaiki 5 unit mobil. Masing-masing membawa senjata tajam. Bahkan senjata api.

Seorang humas PT JGA berinisial AG disebut-sebut polisi memberi perintah kepada sekelompok preman itu untuk membuka jalan yang ditutup dengan cara apapun.  

Sebanyak 10 orang warga yang ada di lokasi pun berlarian melihat kedatangan mereka. Nahas, Sabri tertinggal. Singkat cerita, Sabri ditemukan tewas dengan luka tembak pada wajah bagian pelipis, serta sejumlah luka bacok di bagian kepala, leher dan lainnya.

"Jika menunggu, semuanya akan ditebas," kata pengacara Saad menirukan perkataan para saksi.

Polisi menemukan fakta bahwa senjata api yang digunakan pelaku buatan pabrikan alias bukan rakitan berpeluru berdiameter 9 milimeter.

Baca Juga: Lansia Tewas Dieksekusi Preman Suruhan di Banjar, Anang Teringat Kasus Jurkani

Ia melihat peristiwa pembunuhan Sabri sudah terencana matang. Terlihat dari kesiapan membawa senjata tajam dan luka-luka korban pada bagian vital.

Sedianya, Sabri bukanlah korban pertama dalam kasus sengketa lahan terkait tambang. September 2022 lalu, seorang advokat sekaligus pensiunan polisi berpangkat AKP bernama Jurkani tewas dibacok sekelompok penambang di Desa Bunati, Angsana, Tanah Bumbu.

"Pengacara dulu itu (Jurkani) juga menjadi terlindung di LPSK dan mendapat bantuan medis sampai meninggalnya," ujar Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LSPK) Hasto Atmojo kepada apahabar.com, Senin (10/4) malam. 

Demi terang benderangnya penyidikan kasus, Atmojo mempersilakan keluarga Sabri mengajukan permohonan perlindungan ke LPSK. Anang Rosadi, Ketua Gerakan Jalan Lurus prihatin melihat kondisi terkini keluarga sepeninggal Sabri yang memiliki tujuh orang anak. 

Baca Juga: Naik Status, Bos Preman Tambang Banjar Dibidik!

Mantan anggota DPRD Kalsel itu pun meminta para pengusaha tambang di Banjar membuka mata atas kondisi tersebut.

"Mereka [pengusaha] yang merasakan manfaat atas pertambangan di Banjar harus turun tangan membantu keluarga korban," jelas Anang. 

Tak hanya urusan finansial, Anang yang sempat mengikuti tahlilan mengenang kepergian Sabri melihat fakta keluarga mendiang masih mengalami trauma. Agar tewasnya Sabri tak menimbulkan konflik berkepanjangan, ia juga meminta PT JGA untuk bertanggung jawab.

"Jangan sampai kematian Sabri ini menimbulkan dendam," jelasnya.