Pawai Obor di Baamang Sambut Iduladha, Jadi Magnet Wisata Religi di Sampit

Tradisi tahunan pawai obor dalam rangka menyambut Hari Raya Idul Adha 1446 H ini kembali digelar meriah oleh Kwartir Ranting Gerakan Pramuka Baamang dan PHBI.

Peserta pawai obor yang tampak antusias mengikuti even tahunan yang rutin di gelar oleh Kwartir Ranting Kecamatan Baamang ini setiap tahunnya. Kamis (5/6/2025). Foto: bakabar.com/Ilhamsyah Hadi

bakabar.com, SAMPIT - Cahaya temaram dari ribuan obor menyulap Jalan Cristophel Mihing, Kecamatan Baamang, Kota Sampit, menjadi lautan cahaya yang memukau, Kamis malam (5/6/2025). 

Tradisi tahunan pawai obor dalam rangka menyambut Hari Raya Iduladha 1446 Hijriah, ini kembali digelar meriah oleh Kwartir Ranting Gerakan Pramuka Baamang bekerja sama dengan Panitia Hari Besar Islam (PHBI).

Sebanyak 27 kelompok peserta, terdiri dari pelajar SLTP, SLTA, majelis taklim, organisasi perempuan seperti PKK, serta perwakilan kelurahan se-Baamang, turut memeriahkan acara. Rata-rata dalam satu kelompok ada 25 hingga 40 orang. Tiap peserta membawa obor, lampion warna-warni, hingga miniatur Masjidil Haram dan Ka’bah yang dibawa oleh anak-anak berpakaian ihram.

“Kegiatan ini rutin kami laksanakan setiap tahun. Pawai obor bukan hanya syiar Idul Adha, tapi juga menjadi salah satu cara kami mendukung program wisata religius Kabupaten Kotawaringin Timur,” kata Sufiansyah, Camat Baamang sekaligus Ketua Panitia Pawai Obor.

Ia juga mengungkapkan rasa terima kasih atas dukungan Pemerintah, para donatur, serta seluruh pihak yang ikut menyukseskan acara. Menurutnya, pawai obor tak hanya memperkuat nilai religius, tapi juga menjadi sarana mempererat silaturahmi lintas umat beragama. Menariknya, sejumlah warga non-Muslim juga tampak antusias menyaksikan dan mendukung jalannya pawai.

“Ini bukan hanya milik umat Muslim. Warga lain juga merasakan kebahagiaan yang sama. Kebersamaan seperti inilah yang ingin kami jaga di Baamang,” imbuhnya.

Lebih jauh, Sufiansyah menyoroti pentingnya menjaga tradisi pawai obor yang kini hanya tersisa di Baamang. Padahal, tradisi ini menyimpan nilai historis dan kebudayaan yang layak dilestarikan sebagai ikon daerah.

“Kita ingin Sampit tidak hanya dikenal sebagai ibu kota Kotim, tetapi juga sebagai kota wisata dengan nuansa religius dan kearifan lokal yang kuat,” tegasnya.

Sebagai bagian dari visi religius, pawai obor Kecamatan Baamang menjadi bukti nyata bagaimana kearifan lokal dan semangat keagamaan dapat bersatu dalam kemasan budaya yang menarik dan edukatif.