Twitter X

Para Pengguna Soroti Tak Ada Label Iklan di Platform X

X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, kembali mendapat sorotan karena tidak memberi label iklan di platformnya.

X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, kembali mendapat sorotan karena tidak memberi label iklan di platformnya. Foto: dok. Apple

apahabar.com, JAKARTA - X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, kembali mendapat sorotan karena tidak memberi label iklan di platformnya.

Melansir Gizmochina, Sabtu (9/9), para pengguna X telah melihat iklan yang tidak memiliki label “Iklan” pada umumnya, sehingga mengaburkan batas antara konten berbayar dan organik.

Masalah ini tidak hanya membuat pengguna frustrasi tetapi juga menarik perhatian badan pengatur seperti FTC (Federal Trade Commission, sebuah lembaga yang bertujuan melindungi konsumen.

Keheningan dari X menimbulkan spekulasi apakah ini merupakan tindakan yang disengaja atau kesalahan teknis.

Baca Juga: Youtube Siap Hadirkan Playables, Layanan Gaming Baru Pengganti Stadia

Apa pun yang terjadi, pengawasan ini menimbulkan pertanyaan tentang komitmen platform terhadap transparansi dan dapat menambah tantangan yang sedang berlangsung.

Elon Musk, yang kini memimpin platform tersebut, telah mengumumkan penurunan pendapatan iklan sebesar 60 persen, dan menyalahkan kampanye aktivis atas penurunan tersebut.

Pendukung transparansi Nandini Jammi, salah satu pendiri kelompok pengawas Check My Ads, telah membagikan contoh iklan tanpa label ini.

Kelompoknya mendorong pengguna untuk melaporkan kasus serupa, dengan menekankan perlunya akuntabilitas.

Baca Juga: X Twitter Akan Wajibkan Penggunanya Selfie dan KTP, Tujuannya Apa?

Kurangnya label yang jelas dapat menimbulkan efek domino. Ini bukan hanya masalah pengalaman pengguna tetapi juga dapat merusak kepercayaan pengiklan.

Hal ini terjadi ketika perusahaan kehilangan dua eksekutif kunci yang bertanggung jawab atas keamanan merek.

Saat X menavigasi permasalahan ini, tidak adanya respons yang jelas terhadap masalah iklan tak berlabel bisa menjadi pertanda adanya masalah yang lebih besar di dalam perusahaan.

Dengan berkurangnya pendapatan iklan dan lemahnya tim eksekutif, kontroversi terbaru ini bisa menjadi titik kritis, memaksa X untuk menangani masalah tata kelola dan operasionalnya dengan lebih serius.