Paman Birin Jadi Khalifah dalam Film Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Selatan (Kalsel)  resmi merilis film Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari di bioskop Kota Cinema Mall Banjarmasin.

Paman Birin perankan khalifah dalam film Syekh Arsyad Al-Banjari. Foto-adpimprov Kalsel

apahabar.com, BANJARBARU - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Selatan (Kalsel)  resmi merilis film Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari di bioskop Kota Cinema Mall Banjarmasin, Selasa (20/12) kemarin. 

Gubernur Kalsel, Sahbirin Noor atau Paman Birin ikut andil dalam film tersebut. Ia berperan sebagai khalifah.

Film gagasan Paman Birin ini menceritakan sosok pengarang kitab Sabilal Muhtadin yang sudah memiliki bakat keilmuan dari kecil, hingga menjadi tokoh penting di Kesultanan Banjar.

Pada film itu Paman Birin mengabarkan kepada masyarakat akan kedatangan Muhammad Arsyad Al-Banjari yang setelah 30 tahun menimba ilmu di tanah suci Mekkah.

Untuk diketahui, Muhammad Arsyad Al-Banjari atau Datu Kelampayan lahir di Martapura, Kalimantan Selatan, pada 17 Maret 1710 Masehi atau 1122 Hijriah silam.

Sekitar umur 30 tahun, Muhammad Arsyad al-Banjari ingin melanjutkan pendidikannya ke Mekkah.

Selama belajar di Mekkah, ia bersahabat dengan beberapa orang dari tanah air. 

Mereka adalah Abdul Rahman al-Batawi, Daud al-Fatani, Abdul Shomad al-Palimbani, dan Abdul Wahab al-Makassari.

Syekh Arsyad kembali ke tanah kelahirannya pada 1772. Kedatangannya disambut oleh Sultan Tahmidullah II, yang saat itu memimpin Kesultanan Banjar.

Ia pun ditunjuk oleh Sultan Tahmidullah II menjadi ulama untuk mengembangkan keilmuan dan memajukan agama Islam di Kesultanan Banjar.

Sultan Tahmidullah II inilah yang kemudian menekannya untuk mengarang sebuah kitab.

Muhammad Arsyad al-Banjari kemudian mengarang kitab Sabilal Muhtadin, yang menjadi pedoman pendidikan agama Islam di Kesultanan Banjar.

Sabilal Muhtadin juga dijadikan naman Masjid Raya di Banjarmasin dan menjadi masjid kebanggaan orang Banua.