Megaproyek IKN

Pakuwon Ngerem Pembangunan di IKN, Ekonom Senior: Pengusaha Rasional

Ekonom Senior INDEF, Didin S. Damanhuri menilai wajar sikap PT Pakuwon Jati Tbk yang menunda pembangunan di Ibu Kota Nusantara (IKN).

Suasana pembangunan kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN), Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Foto: Antara/Sigid Kurniawan/rwa.

apahabar.com, JAKARTA - Ekonom Senior INDEF, Didin S. Damanhuri menilai wajar sikap PT Pakuwon Jati Tbk yang menunda pembangunan di Ibu Kota Nusantara (IKN). Padahal, diketahui PT Pakuwon Jati Tbk sudah melakukan groundbreaking tahap kedua yang langsung dihadiri Presiden Joko Widodo, Rabu (1/11).

Didin menerangkan kondisi tersebut juga disebabkan karena kondisi infrastruktur IKN yang masih belum tuntas. Khususnya kawasan inti yang diproyeksikan menjadi kawasan pemerintahan dengan sokongan dana dari APBN.

"Kawasan inti itu kan memang kewajiban pemerintah. Wajar itu. Pengusaha kan rasional," kata Didin yang juga Guru Besar IPB ini kepada apahabar.com, Selasa (5/12).

Baca Juga: APBN Terlanjur Nyemplung, Tak Mungkin IKN Dibatalkan!

Baca Juga: Anies-Cak Imin Tolak IKN, Menteri Bahlil: Halusinasi!

Keraguan PT Pakuwon Jati Tbk, kata Didin, mengindikasikan dua groundbreaking terakhir memunculkan kesan pemerintah sedang memobilisasi investor domestik. Dengan begitu muncul citra megaproyek IKN menarik minat investor untuk menanamkan modalnya di IKN.

Dengan kondisi tersebut menurutnya tidak masuk akal bila sampai Agustus 2024 sudah ada fasilitas sektor swasta seperti mall, hotel hingga fasilitas penunjang seperti ruang terbuka hijau dari pihak swasta.

Guru Besar Ekonomi Politik IPB, sekaligus salah satu pendiri lembaga kajian ekonomi INDEF Prof Didin S. Damanhuri ditemui di Simposium dan Lokakarya Nasional Nusantaranomics di Jakarta, Senin (27/2/2023).

Diketahui, pada 2024 pemerintah tengah memproyeksikan mulai memindah secara bertahap klaster Aparatur Sipil Negara (ASN) ke IKN. Termasuk di antaranya klaster TNI dan Polri.

“Kalau gelombang ASN dan TNI Polri belum memungkinkan untuk migrasi besar-besaran. Swasta akan berpikir ulang membangun mall dan sebagainya,” paparnya kepada apahabar.com.

Karena itu, Didin menyarankan agar pemerintah perlu segera menuntaskan pembangunan kawasan inti yang akan digunakan sebagai pusat pemerintahan.

Baca Juga: IKN Jadi Kota Modern, 'Good Bye' Kabel Menggantung

Dengan dituntaskannya kawasan tersebut, kata Didin, secara tidak langsung akan memberikan kepastian kepada invostor domestik untuk segera membangun infrastruktur yang diinginkan.

“Mereka (investor) akan berhitung secara realistis. Kemarin (groundbreaking) itu para pengusaha hanya ingin menyenangkan Jokowi saja,” terangnya.

Alasan Pakuwon Mengerem Pembangunan di IKN di halaman selanjutnya..

Presiden Direktur PT Pakuwon Jati Tbk, Alexander Stephanus Ridwan mengungkapkan meski sudah melalui proses groundbreaking, namun pihaknya tak kunjung melakukan pembangunan superblock Pakuwon di lahan Ibu Kota Nusantara (IKN).

"Sekarang perencanaannya sudah hampir final, itu kan arsitektur sama konstruksinya masih jalan dulu," terang dia di Jakarta, Jumat (1/12).

Alexander menerangkan perencanaan pembangunan di IKN tidak mudah. Sebab, desain pembangunan yang akan dilakukan akan menyesuaikan dengan kontur tanah yang bentuknya tidak merata. Selain itu, juga tengah memfokuskan penyelesaian perizinan tanah.

Presiden Direktur PT Pakuwon Jati Tbk, Alexander Stephanus Ridwan Foto: apahabar.com/Ayyubi

"Tapi, kita sudah tahu yang mana tanah kita dan kemarin kita sudah groundbreaking kan. Tanahnya susah banget kan, turun naiknya itu dalem banget. Tanahnya justru gak bisa cutand fill di sana. Jadi kita mesti pikirin desainnya sesuai bentuk tanah, kita boleh cut tapi gak boleh fill," jelas dia.

Penting untuk tahu, groundbreaking pembangunan superblok milik PT Pakuwon Jati Tbk di kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN). Kawasan ini telah ditentukan pada November kemarin. Pusat perbelanjaan, kondominium, hingga hotel rencananya akan dibangun di kawasan tersebut.

Baca Juga: Bos Pakuwon Cuek Diterpa Isu Batalnya Pembangunan IKN

Baca Juga: Pemerintah Plin-plan soal IKN, Investor Asing Was-was

Proyek superblok Pakuwon Nusantara berdiri di lahan seluas 7,2 hektare di Kawasan Sumbu Kebangsaan dan tepat di depan tugu 'Titik Nol'. Dalam pembangunan fasilitas ini Pakuwon juga menggandeng Marriott International, Four Points by Sheraton.

Disusul pembangunan pusat perbelanjaan, Hotel Tribute Portfolio by Marriott, Hotel Westin dan Ballroom. Adapun pembangunan superblok ini diperkirakan memakan biaya investasi mencapai Rp 5 triliun.

"Tahap pertama kita akan selesai hotel dan sebagian mall tahun 2025. Itu kita lagi rush semua. Desainnya kebut dan konstruksinya kita juga kebut. Hotel sama mall duluan nanti kita nyambung lagi jadi bertahaplah. Kita ikutin juga kenaikan populasi di sana kan," pungkasnya.