Tantrum Pada Dewasa

Orang Dewasa juga Bisa Tantrum, Kenali Cirinya

Tantrum merupakan kondisi yang sering dialami oleh balita dan anak-anak. Namun orang dewasa juga bisa mengalami hal serupa.

Tantrum pada dewasa, kenali jenis dan penanganannya. Foto: Freepik

apahabar.com, JAKARTA - Tantrum merupakan kondisi yang sering dialami oleh balita dan anak-anak. Namun orang dewasa juga bisa mengalami hal serupa.

Tantrum selalu identik dengan anak-anak. Mereka sering mengamuk karena belum memahami cara mengendalikan emosi dan menyuarakan keinginan mereka.

Namun tantrum bisa dialami orang dewasa. Berbeda dengan anak kecil, tantrum pada orang dewasa terjadi ketika tidak mampu lagi mengatasi permasalahan, hingga emosi yang menyakitkan.

Tantrum dikategorikan sebagai ledakan emosi yang melibatkan ekspresi, kemarahan, frustrasi dan kemarahan pada anak. Dan ternyata tidak jauh berbeda pada orang dewasa. 

Baca Juga: Tantrum, Cara Anak Belajar Melepaskan Emosi

"Keduanya melibatkan emosi yang besar, kesulitan mengkomunikasikan emosi dan menjadi tertekan," ujar Meghan Watson, seorang psikoterapi di Toronto, seperti diberitakan oleh Well and Good.

Stres yang berlebih dapat menjadi salah satu faktor tantrum pada orang dewasa. Seperti menghadapi kemacetan, mengalami peristiwa yang buruk hingga pekerjaan yang tidak terselesaikan.

"Ketika orang dewasa mudah marah, dan melampiaskan kemarahannya pada orang lain akan berakibat buruk," ujar Megan. 

Jenis-Jenis Tantrum pada Orang Dewasa

Orang dewasa memiliki beberapa variasi tantrum yang terjadi sewaktu-waktu. Biasanya berupa:

Diam

Dalam kasus ini, seseorang akan melampiaskan amarahnya dengan diam, tanpa mengeluarkan suara atau berkomunikasi dengan siapapun.

Mereka akan membatasi sikap kepada orang lain, hingga menolak untuk berbicara atau mendengarkan, dan cenderung bersikap sangat agresif walau dalam keheningan.

Mengomel sampai Mengancam

Bentuk tantrum lain pada orang dewasa adalah dengan cara mengomel, mengumpat, membentak hingga menghina orang lain. Beberapa orang menyebutnya sebagai 'meltdown'.

Selain itu dalam kasus terparahnya, seseorang yang mengalami tantrum terkadang melempar barang atau membanting pintu. Serta melakukan pengancaman kekerasan dan lainnya.

Mencegah Tantrum Terjadi
Meredakan tantrum pada orang dewasa. Foto: Freepik

Mengenali pemicu tantrum menjadi cara efektif untuk mencegah tantrum dan kemarahan terjadi di masa depan, serta membantu untuk menemukan cara pengendalian emosi yang baik terhadap situasi tersebut.

Melakukan relaksasi atau meditasi dapat membantu mengurangi tantrum. Kegiatan ini dapat membantu untuk mengelola amarah dan ledakannya.

Berkomunikasi dapat membantu mengekspresikan kemarahan dengan cara yang sehat. Hal ini menyarankan untuk menjelaskan penyebab permasalahan, guna membantu menyelesaikan permasalahan yang terjadi.

Seorang terapis juga akan menyarankan untuk melakukan terapi perilaku kognitif (CBT), sebuah pendekatan dalam meningkatkan kemampuan mengelola stress.

Namun jika dirasa sulit untuk mengendalikan diri, seorang dewasa dapat melakukan konsultasi dengan terapis profesional untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.