Nestapa Sopir Taksi Antar Kota di Tengah Angkutan Mudik Gratis Pemerintah

Di satu sisi, kebijakan ini menguntukan masyarakat yang ingin merayakan lebaran di kampung halaman. Di sisi lain ini, menjadi nestapa sopir taksi antar kota.

Terminal Kilometer 6 Banjarmasin tampak sepi menjelang lebaran Hari Raya 2024. Foto: Syahbani

bakabar.com, BANJARMASIN - Pemprov dan Polda Kalimantan Selatan (Kalsel) membuat kebijakan. Angkutan antar kota disediakan gratis untuk pemudik di lebaran Idulfitri 2024 ini. 

Di satu sisi, kebijakan ini tentu menguntungkan bagi masyarakat yang ingin merayakan lebaran di kampung halaman. Tapi di sisi lain ini, menjadi nestapa bagi sopir angkutan umum antar kota. 

Asa mendapat penghasilan lebih saat lebaran pun kandas lantaran angkutan mudik sepi. Jangankan memperoleh rezeki lebih, untuk menutupi keperluan sehari-hari saja sudah syukur.

Kamis (4/4) sore, hujan lebat mulai berangsur reda mengguyur Banjarmasin. Terminal Kilometer 6 di Jalan Tembus Pramuka tampak terlihat sepi. 

Hiruk pikuk terminal yang dulu ramai jelang lebaran kini tak ada lagi. Antrian ‘taksi Colt hulu sungai’ tampak senggang. Hanya ada beberapa unit terlihat.

Di selasar terminal, duduk dua orang pria di kursi tunggu penumpang. Mereka adalah Bandi dan Upik, sopir taksi Colt antar kota yang sudah lama mangkal Terminal Kilometer 6. 

“Sepi. Belum ada penumpang,” keluh Bandi saat ditanya kondisi penumpang jelang lebaran.

Kondisi ini rupanya tak hanya dirasakan Bandi di tahun ini saja. Lebaran tahun - tahun sebelumnya pun demikian. Keluhan soal sepinya angkutan ini sudah kerap disampaian. 

Namun tampaknya Bandi dan para sopir lainya sudah patah arang. Harapan adanya solusi dari pemerintah pun tak pernah didapatkan.

“Setiap tahun mengeluh. Tapi tetap saja tak pernah ditanggapi pemerintah. Kami ini ibarat kata, buah semangka yang ramuk lalu,” ucap sopir angkutan jurusan Amuntai - Banjarmasin itu.

Di sisi lain, Bandi juga sudah tahu adanya angkutan mudik gratis tahun ini. Menurutnya itu hal yang baik. Karena masyarakat tentu terbantu.

Hanya saja, mestinya kata Bandi pemerintah juga tak menutup mata dengan kondisi para sopir angkutan antar kota yang tentu berdampak dengan adanya kebijakan tersebut.

“Kami ini nggak muluk-muluk. Hari raya ini cuma dua hal yang dicari. Bisa beli beras fitrah sama belikan anak baju baru. Itu saja,” kata Bandi.

“Jadi tolong pemerintah sopir seperti kami ini diperhatikan. Sudah angkutan setiap hari sepi. Setidaknya Hari Raya ini kami bisa dapat banyak penumpang,” lanjutnya.

Senada dengan Bandi, Upik juga mengeluh dengan sepinya angkutan menjelang mudik lebaran. Jangankan bisa mendapat untung banyak, bisa beli bahan bakar saja sudah untung.

“Tadi pagi turun dari Barabai ke Banjarmasin. Dapat lima penumpang. Belum tahu pupang ini, ada tidaknya penumpang. Kalau di terminal sepi, paling cari di jalan,” keluh sopir asal Barabai itu.

Kondisi Terminal Handil Bakti, Barito Kuala tampak sepi menjelang lebaran Hari Raya Idul Fitri 2024. Foto: Syahbani

Sepinya angkutan penumpang menjelang lebaran ini tak hanya, dirasakan para sopir di terminal Kilometer 6. Kondisi serupa juga sama dirasakan sopir di Terminal Handil Bakti, Barito Kuala.

“Yang nggak ada angkutan mudik gratis saja sudah sepi. Apalagi ada. Ibarat ayam kami ini dilukai sedikit di leher. Kami ini mati pelan - pelan,” keluh Hendra, sopir angkutan jurusan Banjarmasin - Marabahan.

Hendra mengaku, sepanjang bulan Ramadan ini cuma dua kali ‘narik’ penumpang ke Marabahan. Harapannya ada lagi menjelang lebaran ini.

“Setidaknya dua kali lagi narik. Biar bisa belikan baju lebaran anak - anak di rumah,” harapnya.

Selain itu, Hendar berharap kondisi sepinya angkutan penumpang saat lebaran ini menjadi perhatian pemerintah daerah. 

“Ya dicarikan solusi lah buat kami - kami ini. Harusnya kalau diadakan mudik gratis, nasib sopir yang mengharap rezeki dari arus mudik juga dipikirkan,” pungkasnya.