Pemko Banjarbaru

Najwa Shihab Curi Perhatian Ribuan Peserta Webinar Bersama Dispersip Kalsel

apahabar.com, BANJARMASIN – Duta Baca Indonesia, Najwa Shihab, sukses menyita perhatian ribuan peserta dalam Talkshow virtual…

Najwa Shihab saat mengisi Talkshow Virtual bersama Dispersip Kalsel. Foto-istimewa

apahabar.com, BANJARMASIN – Duta Baca Indonesia, Najwa Shihab, sukses menyita perhatian ribuan peserta dalam Talkshow virtual yang diadakan oleh Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (Dispersip) Kalimantan Selatan, Jumat (24/7) sore.

“Menghadirkan Mbak Nana -sapaan akrab Najwa Shihab- adalah salah satu cara Kalsel Bergerak menjemput generasi emas generasi literasi yang mendunia,” ucap Kepala Dispersip Kalsel, Hj Nurliani dalam sambutannya.

Talkshow ini merupakan implementasi untuk menjangkau pelayanan ke semua kalangan dalam membangun literasi yang tidak terbatas jarak dan waktu. Mengambil tema “Nikmatnya membaca buku”, Dispersip menghadirkan jurnalis senior sebagai narasumber tunggal dalam webinar ini.

“Peserta sangat antusias melebihi ekspektasi. Kuota seribu peserta namun ternyata membludak hingga 3.662 partisipan. Ini bukti apresiasi masyarakat tinggi terhadap literasi,” kata wanita yang akrab disapa Bunda Nunung.

Tak hanya peserta webinar, Najwa sebagai narasumber juga tak kalah takjub untuk berbagi ilmu terkait bidang yang dia kuasai yaitu dunia membaca.

Dalam perbincangannya bersama budayawan Kalsel, Taufik Arbain, Nana menyampaikan perpustakaan dapat menjadi rumah bagi semua kalangan untuk membuka beragam pemikiran yang berbeda dan teman dalam menjelajah ilmu pengetahuan.

“Saya percaya perpustakaan bukan hanya tumpukan buku dan tempat orang mencari buku. Perpustakaan harus jadi tempat bermain secara imajinasi, berdiskusi dan berdebat sampai pagi,” kata mantan presenter di Metro TV ini.

Apalagi, pustakawan di Kalsel dinilainya makin kreatif. Secara pribadi, dia merasa bangga pegiat literasi selalu berusaha relevan untuk mengikuti perubahan dan perkembangan zaman.

“Perpustakaan itu ‘killing place for the soul’, tempat kita untuk menyembuhkan jiwa,” sebutnya.

Seorang pustakawan, ujarnya, harus memiliki empati yang tinggi. Mengikuti tren dan perkembangan dan kemampuan menjadi sosial media strategis.

“Perpustakaan itu kata kerja bukan kata benda. Kalau kata kerja berarti harus ada aktivitas di sana. Dan aktivitasnya harus selalu relevan dengan publik,” beber dia

Di tahun terakhirnya memegang amanah sebagai Duta Baca Indonesia, Nana mengaku tak menyurutkan semangatnya untuk terus mencintai dunia buku dan perpustakaan. Kunjungannya ke Banjarmasin akhir tahun lalu menjadi kesan mendalam dalam masa kerjanya.

“Itu hanya masa tugas saja yang berakhir, tetapi pengabdian insyaallah bisa sepanjang hidup,” kata dia

Dispersip Kalsel tak luput mendapat pujian hangat dari wanita berumur 42 tahun ini. Sisi kreatif dan inovatif yang dihadirkan Perpus Palnam dapat menjadi contoh dalam mengubah stigma perpustakaan yang kaku.

“Bukan zamannya perpustakaan kaku, pustakawannya galak, berjarak tidak bisa didekati. Perpustakaan harus menjadi rumah untuk semua dan saya melihat Banjarmasin adalah salah satu contoh,” tutupnya.

Editor: Puja Mandela