News

Mulai Pulih dari Situasi Pandemi Covid-19, Jumlah Penumpang Pesawat Mengalami Kenaikan

apahabar.com, JAKARTA – Jumlah penumpang pesawat terbang mengalami pemulihan menuju masa sebelum pandemi. Total penumpang penerbangan…

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Foto: Kabarjakarta.com

apahabar.com, JAKARTA - Jumlah penumpang pesawat terbang mengalami pemulihan menuju masa sebelum pandemi. Total penumpang penerbangan Indonesia saat ini mendekati angka 40 juta penerbangan per tahun.

Hal itu disampaikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno dalam Weekly Brief yang dilakukan secara virtual di Jakarta, Rabu (28/9).

"Pemesanan kursi di pada September 2022 sudah mencapai hampir 3 juta kursi di Soekarno Hatta," ujarnya.

Untuk meningkatkan jumlah penumpang yang lebih besar, Kemenparekraf bekerja sama dengan beberapa maskapai dalam dan luar negeri. Termasuk salah satu di antaranya akan menambah jadwal penerbangan baru.

Rencananya, jadwal penerbangan internasional baru yang tengah disiapkan seperti Malaysia Airlines yang sudah membuka penerbangan Kuala lumpur menuju Pekanbaru.

Maskapai Jeju Air (Korea Selatan) untuk jadwal penerbangan dari Manado Ke Korea Selatan. Kemudian, Garuda Indonesia untuk jadwal dari Jepang ke Bali.

Garuda Indonesia telah menjadwalkan penerbangan untuk dilakukan selama tiga minggu sekali, dimulai pada 22 November 2022.

Terakhir Air Asia, untuk penerbangan dari Padang ke Kuala Lumpur, Malaysia, dimulai pada Oktober 2022.

"Penambahan ini juga untuk mengantisipasi lonjakan penumpang pada liburan akhir tahun," ungkapnya.

Selain itu, Kemenparekraf akan menyiapkan untuk menampung lebih banyak penerbangan di Indonesia, baik untuk cakupan regional, nasional, sampai dengan internasional.

Selain itu, untuk penerbangan dari Denpasar ke Moskow saat ini masih dalam pembahasan dengan maskapai penerbangan.

"Ini juga berkaitan tawaran mereka terkait visa free untuk para wisatawan indonesia untuk berkunjung dan berlibur di moskow," jelasnya.

Sandiaga menjelaskan setiap penerbangan harus memberi dampak ekonomi yang positif. Salah satunya penerbangan-penerbangan tersebut harus bersifat two way atau saling memberi timbal balik.

"Jangan sampai pesawat pergi yang penuh tapi pesawat pulang kosong malah kosong," pungkasnya.