Mengenal Demensia Frontotemporal, Penyakit yang Diidap Aktor Hollywood Bruce Willis

Hampir setahun setelah Bruce Willis mengumumkan dirinya mundur dari dunia akting lantaran didiagnosis penyakit afasia, kini keluarganya mengumumkan bahwa aktor

Bruce Willis. Foto-net

apahabar.com, BANJARMASIN - Hampir setahun setelah Bruce Willis mengumumkan dirinya mundur dari dunia akting lantaran didiagnosis penyakit afasia, kini keluarganya mengumumkan bahwa aktor Hollywood itu mengidap demensia frontotemporal.

Adapun kabar tersebut diungkapkan oleh pihak keluarga di laman Association for Frontotemporal Generation pada Kamis (16/2).

"Sejak kami mengumumkan diagnosis afasia Bruce pada musim semi 2022, kondisi Bruce berkembang dan kami sekarang memiliki diagnosis lebih spesifik: demensia frontotemporal (FTD)," tulis pihak keluarga, dikutip dari detikHealth, Jumat (17/2).

"Penyakit kejam dapat menyerang siapa saja," lanjut keterangan keluarganya.

Demensia Frontotemporal

Dikutip National Health Service (NHS UK), demensia frontotemporal (FTD) adalah jenis demensia yang tak umum, menyebabkan masalah dengan perilaku dan bahasa.

Istilah demensia merupakan sebutan untuk masalah kemampuan mental yang disebabkan oleh perubahan bertahap dan kerusakan pada otak.

Adapun demensia frontotemporal mempengaruhi bagian depan dan samping otak (lobus frontal dan temporal). Kondisi ini cenderung berkembang perlahan dan memburuk secara bertahap selama beberapa tahun.

Baca Juga: Bruce Willis Didiagnosis Idap Demensia Frontotemporal

Penyebab Demensia Frontotemporal

Demensia frontotemporal disebabkan oleh gumpalan protein abnormal yang terbentuk di dalam sel otak. Ini dianggap merusak sel dan menghentikannya bekerja dengan baik.

Adapun protein tersebut menumpuk di lobus frontal dan temporal otak di bagian depan dan samping. Bagian otak tersebut berfungsi mengendalikan bahasa, perilaku, dan kemampuan untuk merencanakan dan mengatur.

Tidak sepenuhnya dipahami mengapa hal ini terjadi, tetapi seringkali ada kaitan genetik. Sekitar 1 dari 8 orang yang mengalami demensia frontotemporal akan memiliki kerabat yang juga terkena kondisi tersebut.

Tanda-tanda Demensia Frontotemporal

Perubahan kepribadian dan perilaku, seperti bertindak tidak tepat atau impulsif, tampak egois atau tidak simpatik, mengabaikan kebersihan pribadi, makan berlebihan, atau kehilangan motivasi.

  • Masalah bahasa, seperti berbicara dengan lambat, berjuang untuk membuat suara yang tepat saat mengucapkan sepatah kata, menyusun kata-kata dengan urutan yang salah, atau menggunakan kata-kata yang salah.
  • Masalah dengan kemampuan mental, seperti mudah teralihkan, bergumul dengan perencanaan dan pengorganisasian.
  • Masalah memori, kondisi ini biasanya hanya cenderung terjadi di kemudian hari. Tidak seperti bentuk demensia yang lebih umum, seperti penyakit Alzheimer
  • Mungkin juga ada masalah fisik, seperti gerakan lambat atau kaku, kehilangan kontrol kandung kemih atau buang air besar (biasanya tidak sampai nanti), kelemahan otot atau kesulitan menelan.

Masalah-masalah ini dapat membuat aktivitas sehari-hari semakin sulit, dan orang tersebut pada akhirnya tidak dapat menjaga dirinya sendiri.