Profil Martapura FC

Martapura FC, 12 Tahun Jadi Klub Kebanggaan Banua

Kalangan sepak bola Banua dikejutkan lantaran bergantinya nama salah satu klub Liga 2 Kalimantan Selatan, Martapura FC menjadi Dewa United FC.

Squad Martapura FC (Foto: Dok.Bola.com)

apahabar.com, JAKARTA - Kalangan sepak bola Banua dikejutkan lantaran bergantinya nama salah satu klub Liga 2 Kalimantan Selatan, Martapura FC menjadi Dewa United FC.

Klub asal Banua tersebut berakhir pada 22 Februari 2021, tepatnya 11 hari setelah merayakan hari jadi klub yang ke-12 tahun.

Tim berjuluk Laskar Sultan Adam tersebut memang tidak sepenuhnya berkiprah selama 12 tahun. Pada 2009 saat belum memiliki badan hukum, Martapura FC sudah mempunyai nama.

Tim tersebut pada saat itu bermain dimana saja, salah satunya di sepak bola antar kampung (tarkam).

Namun, mereka berhasil memperlihatkan kepada publik dengan skill permainannya, sehingga menjadi dikenal di Kabupaten Banjar, khususnya kota Martapura.

Baca Juga: Skandal Akuisisi Martapura FC ke Dewa United Terbongkar

Karena mendapatkan banyak dukungan, klub berjuluk Laskar Sultan Adam ini akhirnya memulai kiprahnya di kompetisi Divisi III 2009/2010. Itu merupakan kasta paling bawah piramida kompetisi sepak bola Indonesia.

Seiring berjalan waktu, Martapura FC mampu naik ke level berikutnya yakni Divisi II pada 2011/2012.

Pada saat di kompetisi ketiga itu, Martapura FC mampu bertanding dengan sebanyak 100 tim yang mengikuti dari seluruh Indonesia dari regional, provinsi, hingga nasional.

Pada 2013, Martapura FC kembali berhasil membuat sejarah dengan naik kasta ke Divisi I. Bahkan, Laskar Sultan Adam juga berhasil lolos ke Divisi Utama pada 2014. Itu membuat Martapura FC menjadi klub kebanggan Banua.

Di saat berada di Divisi Utama atau kasta kedua kompetisi di Indonesia, Martapura FC kalah bersaing dengan para rivalnya.

Baca Juga: 141 Pemain Ikuti Seleksi Timnas U-17 di Demang Lehman Martapura

Musim berikutnya, saat tim tersebut ingin bangkit untuk ke level berikutnya, Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) kena sanksi oleh FIFA pada 2015.

Dengan begitu, Martapura FC harus memendam keinginan bangkit. Apalagi di tahun 2016 tidak ada liga, hanya ada Indonesia Soccer Championship B, ajang turnamen rasa kompetisi.

Klub yang ber-homebase di Stadion Demang Lehman ini baru kembali bermain saat memasuki Liga 2 pada 2017, kompetisi resmi perdana yang diikuti. Hasilnya, Martapura FC berhasil menempati peringkat keempat.

Namun selanjutnya, Martapura FC tidak bisa bersaing kembali. Lantaran tim tersebut mengalami krisis keuangan, sehingga tak bisa lagi jor-joran dalam pembelian pemain.

Baca Juga: Musim Depan, PSSI Ubah Nama Liga 1 dan Liga 2

Pada Liga 2 2018, Martapura FC pun menjadi tidak siap menjalani kompetisi. Mereka pun menelan kekalahan perdana di kandang sejak 2013 silam.

Rekor yang terjaga sejak 6 tahun ini terpaksa putus di tangan Persiwa Wamena di laga perdana. Martapura FC bahkan tidak lolos dari babak grup di musim tersebut.

Namun, pada Liga 2 2019 mereka lolos babak grup, tapi jadi juru kunci fase grup babak 8 besar.

Sejatinya di dalam Liga 2 2019, Martapura FC sudah berusaha keras untuk bangkit. Namun apa daya kebangkitan tersebut tidak berhasil.

Disisi pemain, ada beberapa pemain bintang yang pernah memperkuat Martapura FC, salah satunya Isnan Ali. Ia bergabung bersama tim pada 2014.

Bek sayap tersebut juga didapuk sebagai asisten pelatih Martapura, membantu Frans Sinatra Huwae pada 2016. 

Sepanjang kariernya, Isnan memiliki pengalaman dengan sejumlah klub besar seperti Sriwijaya FC, Persib Bandung, dan Mitra Kukar. Ia juga sempat menjadi langganan sebagai pemain timnas Indonesia pada 2001-2009.

Baca Juga: PSSI Ubah Format Liga 2 Musim Depan, Gede Widiade: Harus Konsisten

Selain Isnan, bintang yang pernah bergabung di Martapura FC lainnya ada Fahreza Agamal. Ia menjadi pemain utama yang dapat dipercaya sebagai bek tim tersebut. 

Kesetiaan Fahreza bersama Martapura juga patut diacungi jempol. Ia bertahan hingga 2021, tepatnya saat timnya diakuisisi oleh Dewa United.

Berakhirnya kehadiran Martapura FC di belantika sepak bola Indonesia berawal pada 2020. Ketika kompetisi Liga 1 dan Liga 2 dihentikan PSSI karena keadaan darurat mewabahnya ancaman Covid-19.

Situasi itu membuat manajemen mengalami masalah, khususnya karena finansial. Ini dikarenakan tidak adanya kompetisi dan pendapatan klub yang membuat tertunggaknya gaji para pemain.

Baca Juga: Laporan Terkait Sponsor Rumah Judi di Liga 1 Diterima Bareskrim

Hal tersebut yang membuat Ketua Umum Martapura FC, M. Hilman memutuskan menjual klub kebanggaan Banua tersebut pada 2021. 

"Ini keputusan berat yang harus diambil manajemen Martapura FC dengan beberapa pertimbangan," ucap Hilman.

Sayangnya, keinginan Hilman yang ingin menjual kepada pengusaha Kalimantan agar Martapura tetap berada di Banua tak tercapai. Ini dikarenakan agar sejarah klub dan suporter fanatik tim dapat dipertahankan.

Namun karena sudah kesulitan keuangan, Martapura FC akhirnya diakuisisi oleh Kevin Hardiman cs dan berganti nama menjadi Dewa United yang kemudian berpindah markas di Tangerang Selatan.