Marakamanta, Trio Folk Kaltim yang Nyaring Suarakan #SaveMeratus

Melalui tujuh materi lagu dalam album Borneo Soundings, grup musik Marakamanta menyuarakan perlawanan terhadap pelaku pengrusak lingkungan di Pegunungan Meratus

Marakamanta, band folk asal Kaltim. Foto-IG Marakamanta

apahabar.com, BANJARMASIN - Melalui tujuh materi dalam album Borneo Soundings, grup musik Marakamanta berupaya menyuarakan perlawanan terhadap pelaku perusakan lingkungan di Pegunungan Meratus.

Grup Musik yang dimotori oleh Ben, Ical, dan Bagas ini memberi pesan agar kelestarian pegunungan Meratus harus terus dijaga.

"Jangan takut. Hadapilah manusia yang serakah. Lawan mereka demi surga di tanah kita. Jangan biarkan mereka rampas surga kita."

Itu penggalan lirik lagu Marakamanta berjudul "Lawan Mereka". Diiringi petikan gitar akustik, tiupan suling dan tabuhan cajon, trek ini merupakan anthem perlawanan Marakamanta terhadap para perusak lingkungan.

Kemudian ada juga lagu "Kapan Ya Mau Didengar". Membawa semangat yang sama dengan "Lawan Mereka", lagu ini berangkat dari keresahan personel Marakamanta mengenai fenomena bencana yang terjadi akibat eksploitasi alam yang berlebihan.

Baca Juga: Menanti Kejutan Tiga Jagoan: Primitive Monkey Noose, Mondblume dan Muram!

Ada pula "Gerak Dulu Yuk". Dalam trek ini, Marakamanta mengajak para pendengarnya supaya bisa lebih peduli atas kerusakan alam yang terjadi sejauh ini, terkhusus di Kalimantan.

Marakamanta, akronim Masyarakat Rimba Kalimantan, dibentuk pada tahun 2019. Karya-karya grup musik asal Tanah Grogot, Kaltim ini terbilang unik. Membawakan alunan musik folk dengan warna khas Kalimantan, mereka juga menyisipkan syair-syair berbahasa Dayak dalam beberapa lagunya.

Personel Marakanta, Ben, menuturkan mereka kerap melakukan perjalanan sekaligus observasi ke sejumlah wilayah Pegunungan Meratus yang ada di Kaltim.

"Kerusakan-kerusakan di Pegunungan Meratus yang kita lihat itu kemudian memberikan inspirasi bagi kami untuk menyuarakannya lewat kesenian," ungkap Ben.

Baca Juga: Mondblume, The Beatles, dan Romantisme Kota Seribu Sungai

Bagi Marakamanta, Pegunungan Meratus yang gugusannya membentang dari Kaltim, Kalsel, hingga Kalteng ini sudah seperti ibu bagi masyarakat Kalimantan.

Pegunungan ini, kata dia, sangat berkontribusi besar atas penghidupan manusia serta makhluk hidup lain di sekitarnya. Belakangan, kawasan ini terus diincar dan dikeruk untuk kebutuhan industri.

Personel lain Marakamanta, Bagas, berharap mereka terus bisa melipatgandakan dan menyuarakan perlawanan dengan lebih banyak panggung pentas.

Setelah mendapat panggung di Kalsel jelang akhir 2022 lalu, mereka menarget untuk pentas di provinsi lain seperti Kalimantan Tengah. Sebab, masalah-masalah lingkungan yang dihadapi masyarakat setempat tentu tidak terlalu berbeda jauh dengan tempat mereka bertumbuh.

"Ada banyak cara agar suara kita dapat tersampaikan. Salah satunya, dengan kesenian. Dan kami memilih jalur ini,” tandas Bagas.