kesehatan mental

Lingkungan Pekerjaan Toksik? Pikirkan dengan Baik untuk Bertahan atau Pergi

Di hampir tiap perusahaan, ada karyawan yang menganggap tempat kerjanya 'toxic'. Mereka kerap merasa tak nyaman saat bekerja.

Lingkungan Kerja Toksik Menyebabkan Ketidaknyamanan Bagi Karyawan dan Memperburuk Citra Perusahaan. Foto: Freepik

apahabar.com, JAKARTA - Di hampir tiap perusahaan, ada karyawan yang menganggap tempat kerjanya 'toxic'. Mereka kerap merasa tak nyaman saat bekerja.

Beberapa sikap yang dianggap toksik lainnya meliputi budaya jam kerja yang panjang sehingga menyebabkan kelelahan yang menjurus burnout, hingga keluhan lain terhadap kebijakan dan standar tempat kerja.

Melansir BBC, Jumat (20/10), istilah toksik menjadi umum akhir-akhir ini untuk menggambarkan segala macam permasalahan, dalam pekerjaan dan kehidupan lain, seperti bersikap tidak etis, kasar bahkan diskriminatif.

"Istilah toksik kemudian berkembang dan digunakan untuk menggambarkan gangguan sehari-hari di tempat kerja," ujar Thomas Erikson, pakar perilaku, di Stockholm.

Salah satu tanda bahaya dari tempat kerja yang toksik adalah gaya kepemimpinan, 73% pekerja menganggap kurangnya kepercayaan atasan terhadap karyawannya sebagai tanda nomor satu yang harus diwaspadai.

Di posisi selanjutnya, masalah kepercayaan antara karyawan dapat memperburuk hal tersebut, terlebih semakin populernya sistem kerja jarak jauh dan hybrid.

Media Sosial dan Peningkatan Toksisitas
Ilustrasi Toksik di Media Sosial . Foto: Freepik

Semakin berkembangnya media sosial, prevalensi tempat kerja yang toksik menjadi sangat populer, dan menjadikannya sebagai hal yang berlebihan.

Percekcokan yang terjadi dalam lingkungan pekerjaan memang wajar terjadi, namun dalam hal mencapai tujuan bersama, baiknya tidak menggunakan kekerasan atau hal lainnya.

"Ungkapan yang dilebihkan sering kali untuk mencari perhatian dan menyebarkannya secara luas dalam media sosial," katanya.

Melakukan evaluasi dalam pekerjaan sangat dianjurkan, dengan menghentikan budaya berteriak, juga tenggat waktu yang terus menerus yang menyebabkan burnout.

Ilustrasi Toksik Lingkungan Kerja. Foto: iStock Photo
Ciri dan Dampak Tempat Kerja yang Toksik

Lingkungan kerja yang toksik di mana perilaku negatif, seperti manipulasi, intimidasi, membentak, dan sebagainya terjadi. Akibatnya, produktivitas menurun,  kurangnya kepercayaan, tingkat stres yang tinggi, pertikaian, dan diskriminasi menjadi sebuah hal normal.

Serupa dengan racun yang berada di udara, lingkungan kerja yang toksik dapat merugikan kesehatan mental dan fisik Anda. Jika terlalu lama, hal ini meningkatkan stres, kurangnya rasa percaya diri hingga depresi.

Jika toksisitas berasal dari kepemimpinan atau pola pikir perusahaan, tidak banyak yang dapat Anda lakukan.

Namun, jika datang dari satu atau dua orang, Anda dapat mendiskusikan permasalahan tersebut dengan manajer terpercaya sebagai seorang mediator dan berbicara dengan seorang departemen SDM.

Jika tidak memiliki pilihan lain, cobalah untuk bertahan saat ini, dengan mencari lingkungan yang positif dan lakukan yang terbaik untuk menghindari drama.

Baca Juga: Lingkungan Kerja Toksik, Ini 8 Tandanya

Donald Sull, dosen senior di MIT Sloan School of Management, di Massachusetts, AS, menjelaskan bahwa istilah Toksik digunakan dalam sebuah kebiasaan yang tidak dapat diterima di dalam atau luar tempat kerja seperti ketidakjujuran, diskiriminasi hingga pelecehan baik verbal atau pun fisik.

Manusia mempunyai ekspektasi dasar saat mereka datang di tempat kerja, di hormati dan tidak dikucilkan karena atribut yang tidak relevan dengan kemampuan mereka.

Jika Anda ragu untuk bertahan atau pergi, Anda dapat menuliskan pro dan kontra mengenai tempat pekerjaan. Jika lebih banyak kontra, pertimbangkan untuk mencari pekerjaan baru yang mengutamakan kesehatan mental.