Korban Tragedi Kanjuruhan Berpotensi Alami PTSD, Apa Itu?

Peristiwa Kanjuruhan Sabtu (1/10) lalu menyebabkan ratusan korban berjatuhan dan meninggalkan duka mendalam.

Korban Tragedi Kanjuruhan Berpotensi Alami PTSD, Apa Itu? Foto-net

apahabar.com, BANJARMASIN - Peristiwa Kanjuruhan Sabtu (1/10) lalu menyebabkan ratusan korban berjatuhan dan meninggalkan duka mendalam.

Banyak yang kehilangan orang yang tersayang dan tak sedikit yang akhirnya mengalami PTSD. Apa itu PTSD?

Melansir Detik, Pakar Psikologi Universitas Airlangga (Unair) Atika Dian Ariana mengungkapkan Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) adalah gangguan stress pasca trauma akan situasi yang menegangkan, menakutkan dan adanya ancaman.

Baca Juga: Disebut Picu Wendy Walters Mantap Ceraikan Reza Arap, Ini Ciri-ciri Toxic Relationship

PTSD dapat terjadi jika korban mengalami gejala yang menetap dan semakin parah pasca peristiwa itu terjadi.

"Pada fase 1 bulan memasuki fase gangguan stress akut, kemudian fase 2-3 bulan memasuki gangguan penyesuaian, dan memasuki fase 6 bulan jika gejala yang dialami semakin parah baru dilakukan asesmen untuk dapat dikatakan Post Trauma Stress Disorder (PTSD)," ungkap Atika, dilansir Detik.com pada Sabtu (15/10).

Namun, Atika juga menuturkan tidak semua korban yang berada di lokasi kejadian mengalami PTSD.

Meskipun korban melihat kejadian tersebut secara langsung hingga kehilangan orang terdekatnya.

Tanda Post Trauma Stress Disorder

Hal yang dirasakan oleh orang yang mengalami PTSD beragam. Menurut Atika berikut tanda-tanda seseorang menunjukkan gejala PTSD:

1. Merasa Tidak Mampu Menghadapi Situasi

Tanda pertama yaitu menilai kapasitas dirinya tidak sepadan dengan situasi yang dihadapi.
Orang terkait juga cenderung merasa tidak mampu menangani tekanan yang dialami.

2. Mudah Terganggu dengan Hal Kecil yang Tidak Berkaitan dengan Peristiwa

Kondisi seseorang yang mengalami PTSD juga akan mudah terganggu dengan hal-hal kecil yang tidak berkaitan dengan peristiwa traumatis yang pernah ia alami.

"Contohnya, korban yang berada di Stadion Kanjuruhan melihat rerumputan hijau dan apabila korban tersebut mengalami PTSD bertemu rerumputan hijau di taman akan menimbulkan trigger," imbuhnya.

3. Perubahan Emosi

Perubahan emosi juga dialami oleh orang yang mengalami PTSD.

Mereka akan cenderung murung, menarik diri dari lingkungan sekitar, dan numbness atau mati rasa.

Jika hal tersebut dialami, maka individu tersebut membutuhkan psikofarmakologi atau penanganan secara medis.

4. Peran Lingkungan

Menurut Atika, peran orang di sekitar sangat diperlukan untuk mencegah PTSD semakin parah.

Lingkungan dari orang-orang yang menunjukkan tanda PTSD bisa mendampingi, menjadi pendengar yang baik, dan disarankan untuk berolahraga.

"Survivor yang ingin cepat pulih dapat melakukan coping mechanism dan jangan merasa sendiri serta it's okay to asking help," imbaunya.

Baca Juga: 5 Tips Menghadapi Stres Karena Perceraian