Kisah Kai Ruslan di Handil Bakti, Diserang Stroke dan Ditelantarkan di Gubuk Reyot

Tidak pernah terlintas di benak Ruslan akan terbuang dan ditinggalkan keluarga di sisa hidup.

Kai Ruslan duduk di depan gubuk yang sudah ditempat dalam dua bulan terakhir. Foto: apahabar.com/Syahbani

apahabar.com, MARABAHAN - Tidak pernah terlintas di benak Ruslan akan terbuang dan ditinggalkan keluarga di sisa hidup.

Namun itulah fakta yang harus dijalani pria berusia sekitar 70 tahun ini. Ruslan hidup sebatang kara dan terlantar dalam sebuah gubuk reyot.

Gubuk yang ditempati Ruslan terletak persis di pinggir sungai seberang Terminal Handil Bakti, Kelurahan Handil Bakti, Kecamatan Alalak, Barito Kuala (Batola).

Dalam gubuk berukuran 2x2 meter tersebut tampak begitu berantakan. Beberapa perabot dan pakaian kotor campur aduk di antara sebuah kasur lusuh.

Demikian pula sisa-sisa bekas makanan berhamburan dan sudah menimbulkan bau tidak sedap.

Baca Juga: Nyaris Roboh, Rumah Warga Sungai Sahurai Batola Butuh Direhabilitasi

Kemudian di bagian lantai yang terbuat dari kayu galam, terdapat sebuah lubang untuk Ruslan buang air.

Sementara di halaman depan, berkibar bendera Merah Putih yang dipasang di tiang dari pohon galam. Bekas bungkus makanan juga berserakan di sekitar. 

Tak jauh dari gubuk, tepat di tepi jalan Trans Kalimantan, tampak sebuah kotak kayu di atas kursi bertuliskan 'Mohon Sedekah'.

Situasi itu tak urung membuat warga yang melintas terenyuh. Selain tergerak menyumbang, mereka juga membagikan foto-foto Ruslan di media sosial.

Banyak yang berharap kisah pilu Kai Ruslan menjadi viral dan mendapat perhatian publik untuk memberikan bantuan. Foto: apahabar.com/Syahbani

Donasi tersebut menjadi satu-satunya harapan Ruslan yang diserang stroke selama beberapa tahun terakhir. Akibat penyakit ini, Ruslan dibantu penyangga untuk berjalan.

"Saya susah berjalan," papar Ruslan yang mengenakan sarung putih tanpa baju, ketika apahabar.com mengunjungi gubuk tersebut, Jumat (21/7) sore.

"Saya orang Amuntai (Hulu Sungai Utara). Dulu tinggal di Kompleks Dalem Sakti. Sudah hampir dua bulan terakhir tinggal di sini," imbuhnya pelan.

Lantas dengan terbata-bata, Ruslan mengaku sebelumnya pernah berjualan buah di pinggir Jalan Trans Kalimantan Handil Bakti. Dari berjualan buah, Ruslan menghidupi istri dan tiga orang anak.

Berselang beberapa waktu, anak-anak Ruslan tinggal di tempat lain, "Satu di Handil Bakti, satu di Danda Jaya dan satu lagi di Teluk Dalam," papar Ruslan.

Namun hal yang membuat Ruslan tidak habis pikir adalah sikap anak-anak selanjutnya.

Baca Juga: Getir Hidup Janda dan Anak Korban Amukan Residivis di Alalak Batola

"Waktu punya duit berkumpul, tetapi sekarang tidak lagi. Sudah 1,5 tahun saya tidak pernah dijenguk," tukas Ruslan.

Oleh karena sudah kecewa, Ruslan tidak keberatan dibawa ke panti jompo untuk dipelihara dan mendapatkan perawatan.

"Saya mau dibawa ke panti jompo. Kabarnya sudah ada yang mau membawa saya," harap Ruslan.

Pengakuan Ruslan dikuatkan Sinta. Diketahui Sinta merupakan salah seorang warga yang membantu Ruslan ketika hidup terlantar.

"Warga sekitar yang membangun gubuk tersebut," jelas
Sinta yang juga pernah menjadi tetangga Ruslan semasa tinggal di Kompleks Dalam Sakti.

Di halaman depan gubuk Ruslan, tertancap bendera merah putih dari pohon galam. Bekas bungkus makanan berserakan. Foto: apahabar.com/Syahbani

Berdasarkan cerita Sinta, Ruslan masih masih mempunyai istri. Namun sejak setahun lalu, sang istri menghilang.

"Dulu sempat bertemu istri beliau di Handil Bakti dan saya pun menceritakan kondisi Kai Ruslan. Dia berjanji akan mengurus, tetapi kemudian tak pernah muncul lagi," tukas Sinta.

Belakangan diketahui Ruslan merupakan warga Banjarmasin sesuai KTP yang dimiliki. Berdasarkan data kependudukan yang dimiliki, Sinta pun berharap instansi terkait turun tangan.

"Sekitar sepekan lalu, beberapa orang yang mengaku dari Dinas Sosial (Dinsos) sempat mendatangi beliau. Direncanakan mereka kembali lagi awal pekan depan," beber Sinta.

Baca Juga: Bukan Ikut-ikutan, Pemkab Batola Kembali Geber Program Bedah Rumah

Sementara Camat Alalak, Muhammad Sya'rawi, ketika dihubungi terpisah menjelaskan telah turun langsung melihat kondisi Ruslan. Dilanjutkan berkoordinasi dengan Dinas Sosial Batola.

"Mengingat beliau tercatat sebagai warga Banjarmasin, Dinsos Batola juga sudah berkoordinasi dengan Dinsos Banjarmasin agar segera membawa Ruslan ke panti jompo," jelas Sya'rawi.

"Namun karena panti jompo yang dikelola Pemprov Kalsel sedang penuh, sehingga kami masih menunggu antrean masuk," imbuhnya.

Hal senada juga dijelaskan Kepala Dinas Sosial Batola, Fuad Syech, terkait upaya pemindahan Kai Ruslan ke panti jompo. 

"Alhamdulillah sudah dilaksanakan proses pemindahan beliau ke panti lanjut usia yang dilaksanakan Dinsos Banjarmasin. Kebetulan beliau tercatat berdomisili di Banjarmasin," jelas Fuad.

"Kami akan terus mengecek perkembangan upaya pemindahan tersebut, sehingga beliau bisa tinggal di tempat yang lebih baik lagi," pungkasnya.

Kai Ruslan ketika diverifikasi Seksi Rehabilitasi Sosial, pekerja sosial dan pendamping dari Dinas Sosial Batola. Foto: Kepala Dinsos Batola