Kesehatan Mental Anak

Kesehatan Mental Remaja Tak Kalah Penting, Parents Bisa Lakukan Cara Ini

Menjaga kesehatan mental anak remaja tak kalah penting dengan menjaga kesehatan fisik mereka.

Menjaga Kesehatan Mental Anak dan Caranya. Foto: defensivedriving

apahabar.com, JAKARTA - Menjaga kesehatan mental anak remaja tidak kalah penting dengan fisik mereka. Berikut cara yang dapat dilakukan orang tua untuk memberikan dukungan pada mereka.

Menjaga kesehatan mental seorang anak, terlebih masa remaja, sangat penting karena berdampak signifikan terhadap kemampuan mereka dalam menjalani kesehariannya.

Banyak orang meremahkan kesehatan mental, padahal kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Karena dapat mempengaruhi aspek kehidupan, mulai dari pikiran hingga cara berinteraksi dengan orang lain.

"Mendidik remaja cara menjaga kesehatan mental adalah kesempatan orang tua untuk mengatur emosi anak-anak mereka," kata Lisa Kruger, Ph.D., psikoterapis di Stepping Stone Psychotherapy, Alexandria, Virginia dikutip dari Psychology Today. 

Mendukung kesehatan mental anak harus mengetahui tanda dan gejala hal tersebut, dengan mendorong komunikasi terbuka dengan anak, dan mencari bantuan profesional bila diperlukan.

Selain itu menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung, melakukan kebiasaan sehat bagi anak, dan memberikan contoh strategi penanggulangan stres secara sehat.

Baca Juga: Anak yang Terlalu Sering Main HP Berisiko Mengalami Gangguan Mental

Secara keselurhan, menjaga kesehatan mental dengan serius dapat membantu anak berkembang dan mencapai tujuan mereka dengan baik.

Melansir Parents, berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk mendukung kesehatan mental pada remaja.

Mengecek Kondisi Anak Secara Teratur
Ilustrasai Ibu dan Anak Remaja. Foto: Getty Images

Memeriksa kondisi anak sangatlah penting. "Namun tujuannya untuk menjaga dialog berkelanjutan, terbuka dan suportif dengan anak Anda," terang Ryan Sultan, MD, dokter kesehatan mental anak.

Menciptakan komunikasi dengan anak tanpa adanya rasa curiga dan menghakimi, serta menciptakan ruang aman bagi anak untuk mengungkapkan ekspresi mereka terhadap dunia.

Melatih mendengarkan secara aktif, dengan menjaga kontak mata, serta memberikan perhatian penuh dan minat terhadap percakapan yang berlangsung.

Mengakui perasaan anak, dan tetap menghargai privasi mereka. Bersikap supportif dengan memberikan dorongan ketika masa sulit dengan bertukar pikiran mengenai solusi dan bimbingan lainnya.

Mengajari Anak Mengungkapkan Perasaannya
Ilustrasi Ayah dan Anak Remaja. Foto: iStockPhoto

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, mendorong anak untuk mengungkapkan perasaannya adalah upaya untuk membiasakan anak terbuka kepada orang tua.

Tiap anak mungkin memiliki cara sendiri dalam berkomunikasi, menentukan gaya komunikasi yang dirasa nyaman untuk anak sangat berpengaruh terhadap keterbukaan mereka.

Beberapa anak mungkin nyaman ketika mengekspresikan perasaan melalui menulis, menggambar atau dalam hal kreatif lainnya.

Baca Juga: Mengajarkan Arti Kekalahan pada Anak, Ada Pembelajaran untuk Perkembangan Mentalnya

Menghadirkan peran orang tua yang suportif dan tanpa menghakimi, sangatlah penting untuk mendorong kesehatan mental remaja yang lebih baik.

Beberapa tanda juga dapat menunjukkan bahwa seorang remaja membutuhkan dukungan tambahan, seperi:
- Kesedihan atau keputusasaan terus menerus.
- Kecemasan dan khawatir yang berlebih.
- Mengisolasi diri dari teman dan keluarga.
- Perubahan suasana hati yang ekstrem
- Perubahan dalam kebiasaan makan dan tidur.
- Menyakiti diri mereka sendiri, hingga mempunyai pikiran untuk bunuh diri.

Jika anak mengalami hal tersebut, lebih baik segera memberikan dukungan dan berkonsultasi dengan seorang psikolog yang lebih ahli untuk mengatasinya.