Info Kesehatan

Kenali Ciri Self-Centered, saat Pentingkan Diri dan Ganggu Orang Lain

Self-centered adalah suatu kondisi yang terlalu mementingkan diri sendiri dan tidak peduli dan mengabaikaorang lain. Apakah Anda termasuk di antara cirinya?

Ilustrasi Seorang yang Terlalu Mementingakan Orang Lain (Self-Centered). Foto: Freepik

apahahar.com, JAKARTA - Self-centered adalah suatu kondisi yang terlalu mementingkan diri sendiri dan tidak peduli dan mengabaikan orang lain. Cek yuk apakah Anda termasuk di antaranya?

Terkadang mementingkan diri sendiri perlu dilakukan, hal tersebut menjadi self-care atau bentuk kepedulian terhadap diri kita.

Self-centered hampir mirip dengan egoisme dan narsis. Walau mirip, namun keduanya berbeda. Seperti egois yang dapat mengorbankan orang lain untuk mencapai tujuan mereka.

Sedangkan narsis lebih sulit untuk memedulikan orang lain, berbeda dengan sifat ini yang mungkin dapat terobati secara perlahan.

Baca Juga: Menjaga Kesehatan Mental dengan Cara Melakukan Aktivitas Ini

Melansir Verywell Mind pada Sabtu (14/10), terdapat berapa tanda jika Anda mengalami self-centered, di antaranya:

Suka Mendominasi Dalam Percakapan
Ilustrasai Seorang Self-Centered Mendomikasi Percakapan. Foto: Freepik

Pernahkah Anda mendominasi saat percakapan, entah itu dalam diskusi formal atau pertemanan? Atau Anda mengenal seorang dengan ciri tersebut? Hal tersebut bisa saja menjadi pertanda seseorang self-centered.

"Mereka yang egos cenderung paling banyak berbicara dan tidak mementingkan ucapan orang lain," ungkap Aimee Daramus, PsyD, seorang dokter psikologis.

Mereka dengan self-centered cenderung terfokus dalam pembahasan mengenai kehidupan, pencapaian dan permasalahan yang dihadapinya tanpa memperdulikan orang lain.

Baca Juga: 13 Oktober Hari Tanpa Bra, Kampanye Kesehatan Payudara Perempuan

Kurangnya Empati

Rasa empati muncul ketika seseorang menempatkan posisi yang sama dengan orang yang mengalami hal tersebut. Namun, self-centered mungkin tidak memperlihatkan hal tersebut dan cenderung tidak memperdulikannya.

Memulai untuk melatih empati dapat dilakukan dengan menempatkan serta membayangkan diri jika menjadi mereka. Sehingga secara perlahan akan merubah sifat tersebut.

Mengambil Lebih dari yang Diberikan

Seorang Self-Centered sering kali menguntungkan diri mereka sendiri tanpa memperhatikan sekitarnya. Hubungan ini kerap tidak bertahan lama karena dianggap berat sebelah.

Mereka dengan self-centered hanya akan melibatkan diri dalam hubungan jika situasi yang dihadapkan bermanfaat bagi mereka.

Baca Juga: Hari Penglihatan Sedunia, Kampanyekan Kesehatan Mata lewat Sosmed

Selain itu seseorang dengan self-centered kerap menginginkan hal terjadi sesuai dengan keinginan mereka. Dan cenderung sulit berkompromi dengan yang lain.

Apa Sih Alasan Menjadi Self-Centered?
Ilustrasi Self-Centered. Foto: Freepik

Terkadang sangat kesal saat berhadapan dengan seseorang yang memiliki sifat seperti itu. Namun beberapa alasan menjadi faktor penyebab sifat menyebalkan tersebut terjadi lho.

Pola Asuh yang Salah: Orang tersebut mungkin dibesarkan melalui cara yang tidak melibatkan perasaan orang lain, sehingga tumbuh menjadi seorang self-centered.

"Mereka tidak mengetahui dampak yang diberikan karena tidak pernah diasuh dengan memperhatikan orang lain," ungkap Dr. Daramus.

Baca Juga: 10 Oktober World Mental Health Day, Kampanye Hak Kesehatan Mental untuk Semua Orang

Trauma akan Penolakan: Mereka dengan sifat ini mungkin mengalami trauma mengenai penolakan sejak dini, dan menyebabkan untuk berusaha keras agar didengarkan ketika dewasa.

Faktor Sosiokultural: Hal ini dianggap ketika seseorang yang lebih memiliki kekuasaan (uang dan jabatan) kerap enggan mendengarkan orang dibawah mereka.

Kesehatan Mental: Sebuah studi tahun 2020 menemukan bahwa sikap ini berkaitan dengan tingkat depresi dan energi negatif dalam diri mereka, sehingga mengutamakan diri adalah hal yang penting.

Bagaimana Cara Menguranginya?

Jangan khawatir, jika Anda atau orang sekitar memiliki sifat self-centered, dapat dimulai dengan mendengarkan orang lain lebih sering dan menaruh empati ketika mereka bercerita.

Jika memungkinkan, Anda dapat berkonsultasi dengan seorang ahli untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.