Nasional

Kemenkes Klaim Tren Kasus Kematian Covid Menurun

apahabar.com, JAKARTA – Direktur Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menyebut…

Oleh Syarif
Petugas memakamkan jenazah dengan protokol COVID-19 di TPU Rorotan, Cilincing, Jakarta. Foto-Antara

apahabar.com, JAKARTA – Direktur Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menyebut ada penurunan kasus kematian meski setiap harinya terlapor lebih dari 1.000 kasus.

Nadia menjelaskan, penambahan kasus kematian terlihat tinggi karena ada beberapa daerah yang terlambat melaporkan kasus kematian harian. Hal itu menyebabkan kasus kematian kadang menumpuk pada satu hari.

“Kalau kami lihat trennya terus menurun, memang masih di angka 1.000 kasus kematian sehari tapi ini karena ada data rapel-an dari perbaikan data kasus konfirmasi di daerah,” kata Nadia, kutip CNNIndonesia.com, Kamis (26/8).

Namun Nadia tak menjelaskan daerah yang masih merekapitulasi data kasus kematian tersebut.

Berdasarkan data di laman Satgas Covid-19, memasuki Agustus penambahan kasus kematian berada di atas angka 1.000 kasus.

Pada 1 Agustus kasus kematian bertambah 1.604 kasus, angka itu terus fluktuatif meski penambahannya tetap di atas 1.000 kasus kematian sehari. Pada 10 Agustus kasus kematian bahkan bertambah hingga 2.048 kasus.

Penambahan angka kematian terlihat menurun memasuki akhir Agustus.

Catatan penambahan kematian terendah sepanjang Agustus ini pada 23 Agustus dengan 842 kasus kematian sehari. Namun sehari setelahnya pada 24 Agustus, penambahan kematian kembali di angka 1.038 kasus, dan 1.041 kasus pada 25 Agustus.

Sementara angka kasus kematian terus mengalami penambahan, rasio keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di RS rujukan menunjukkan penurunan.

Menurut data di laman Kemenkes per 25 Agustus 2021, angka BOR di 34 provinsi di Indonesia berada di bawah 60 persen. Artinya keterisian tempat tidur di RS Covid-19 di Indonesia berada di bawah ambang batas aman WHO 60 persen.

Provinsi tertinggi dengan BOR tertinggi yaitu Kalimantan Timur, namun itu pun hanya 51,1 persen.

Sementara di Pulau Jawa, angka BOR lebih rendah. Di antaranya DKI Jakarta hanya 37,6 persen, Jawa Barat 7,9 persen, Jawa Timur 16,7 persen, Banten 6,8 persen, Jawa Tengah 10,1 persen, dan DIY 25,2 persen.

Nadia mengaku pihaknya tak memiliki cara khusus untuk menekan angka kasus kematian. Disamping itu, ia menilai kasus kematian sudah mengalami tren penurunan dan angka BOR juga rendah.

Sejauh ini Kemenkes tetap mengupayakan penguatan rumah sakit sebagai antisipasi jika terjadi lonjakan kasus pasien Covid-19 bergejala berat-kritis. Nadia juga mengatakan masih mengutamakan telemedisin untuk pasien Covid-19 gejala ringan.

“Sebenarnya angka kematian dilihat trennya menurun, BOR juga turun ya, jadi kami [memaksimalkan] telemedisin, pembuatan isolasi terpusat, juga penguatan satgas Covid-19 tdi tingkat RT/RW/desa untuk memonitor warga yang isoman,” tuturnya.