Bansos Pangan

Jelang Ramadan, BULOG-RNI Gelontorkan 210 Ribu Ton Bansos Pangan

Perum Bulog dan Holding BUMN Pangan PT RNI akan membagikan bantuan sosial pangan berupa beras, ayam, dan telur kepada keluarga miskin.

diskusi BUMN soal ketahanan bahan pangan jelang ramadan di kanot BUMN. (aaphabar.com/Leni)

apahabar.com, JAKARTA - Pemerintah melalui Perum Bulog dan Holding BUMN Pangan PT RNI bersiap membagikan bantuan sosial (bansos) pangan berupa beras, ayam, dan telur kepada keluarga miskin.

"Iya kita sedang melakukan persiapan bansos sesuai dengan arahan presiden tentunya," kata Direktur Perum Bulog Feby Novita, saat ditemui di gedung BUMN, Rabu (15/3).

Khusus beras, mekanismenya akan dibagi per tiga bulan dengan jumlah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) sekitar 21 juta. 

"Nantinya setiap penerima manfaat mendapat beras 10 Kg per bulan. Jadi nanti satu keluarga itu tiga bulan akan mendapat 10 Kg, 10 Kg, 10 Kg," imbuhnya.

Baca Juga: Demi Jaga Inflasi, Kemenkeu Bagikan Bansos Rp7,8 Triliun

Khusus persiapan bansos beras sejauh ini sudah sampai pada tahap pencetakan kemasan. "Persiapan kita adalah hari ini kita sudah cetak kemasan. Setiap bulan akan dikeluarkan 210 ribu ton untuk bansos dikali tiga," bebernya.

Selain cetak kemasan, pihaknya telah mendistribusikan beras ke seluruh wilayah di Indonesia. Selanjutnya, Perum Bulog menunggu data penerimadari Kementerian Sosial.

"Kami memiliki beras untuk membagikannya, nanti kita akan tender untuk transporternya, tapi datanya masih kami tunggu dari Kementerian Sosial," ungkap Feby.

Sementara itu, untuk kelancaran program bansos, Badan Pangan Nasional (Bapanas) telah berkirim surat kepada Kementerian Sosial terkait data penerima manfaat. "Karena berasnya dibagikan door to door langsung kepada nama by name by address," ujarnya.

Baca Juga: Bulan Ramadan, Pemerintah Siapkan Bansos Untuk PKH

Direktur Komersial RNI Ardiansyah Chaniago membenarkan hal itu. Menurutnya, program bantuan sosial yang seperti ini, merupakan pengalaman pertama RNI. Kendati demikian, Ardiansyah memastikan jumlah stok ayam dan telur dalam posisi aman. Saat ini, pihaknya masih menunggu kepastian jumlah Keluarga Penerima Manfaat (KPM).

"Jadi jumlah KPM terakhir kami dapatkan dari BKKBN berdasarkan by name by address yang sudah lengkap, kurang lebih sekitar 2 juta. Tapi apakah nanti finalnya 2 juta, kami masih menunggu finalisasinya," pungkasnya.