Bursa Kripto

Jelang Pekan Penutup Bursa Kripto September, Bitcoin Melemah

Bursa kripto dan bitcoin (BTC) terus mengalami pelemahan. Bahkan sempat mencapai level di bawah USD26.000.

Ilustrasi kripto. Foto: ANTARA/HO-Indodax)

apahabar.com, JAKARTA - Bursa kripto dan bitcoin (BTC) terus mengalami pelemahan. Bahkan sempat mencapai level di bawah USD26.000.

Namun, dalam beberapa pekan kebelakang, harga BTC merangkak naik. Berkisar pada level USD25.000 dan USD30.000 dalam waktu yang cukup lama.

Hingga kini, BTC masih berada dalam posisi yang stabil. Dari pantauan apahabar.com, bitcoin berada di level USD26.255, Selasa (26/9) siang.

Baca Juga: Indonesia Jadi Pemain Utama Ekosistem Kripto Global

Hal itu disebabkan karena The Fed tidak menaikkan suku bunganya. Menunjukan lembaga tersebut kembali berperan setelah pembaruan kebijakan terbaru mereka.

Tapi bagaimana dengan akhir September? Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur merasa ada potensi pasar kripto akan kembali melemah. Juga terus mengalami koreksi.

"September sering kali dianggap sebagai bulan yang kurang menguntungkan bagi pasar kripto karena historisnya harga cenderung turun," terangnya.

Tahun ini, situasinya tampaknya tidak berbeda, dengan Bitcoin terus mengalami penurunan, memperpanjang fase koreksi yang sudah berlangsung beberapa pekan terakhir.

Pada akhir bulan ini, kemungkinan besar koreksi akan berlanjut karena adanya penutupan kontrak opsi atau derivatif Bitcoin yang selalu terjadi menjelang akhir bulan.

Kontrak-kontrak ini dijadwalkan untuk berakhir pada tanggal 29 September 2023, seperti yang biasa terjadi.

"Sehingga dapat diantisipasi bahwa akan terjadi pencairan besar sebelum tanggal kadaluarsa," ungkapnya.

Baca Juga: Bursa Kripto Resmi Beroperasi, Tokocrypto: Selamat Datang Era Baru!

Penting untuk tahu. Kondisi ini umumnya dapat menciptakan sentimen negatif untuk Bitcoin karena seluruh biaya transaksi harus dibayar dengan BTC.

Oleh karena itu, pemilik kontrak terpaksa menjual BTC mereka untuk membayar biaya. Kemudian dicairkan atau dijual oleh penerbit kontrak.

Transaksi ini bisa menyebabkan penjualan beruntun yang berpotensi memicu lebih banyak koreksi harga dalam beberapa hari mendatang.