Tak Berkategori

Januari, Tercatat 108 Penderita DBD di Kabupaten Banjar

apahabar.com, MARTAPURA – Penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Banjar meningkat. Sedikitnya 108 pasien terserang…

Ilustrasi penderita DBD. Foto-net

apahabar.com, MARTAPURA - Penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Banjar meningkat. Sedikitnya 108 pasien terserang penyakit gigitan nyamuk aedes aegypti hingga akhir Januari ini.

Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinkes Banjar, Thaufikkurrahman. Foto-apahabar.com/reza.

“Pada Januari 2019 sebanyak 108 yang terserang DBD, sedangkan Januari 2018 sebanyak 25,” kata Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Menular (P2PM), Thaufikkurrahman saat di temui koresponden apahabar.com, Jumat (1/2) siang.

Baca Juga:Wanita dan Anak-anak Rentan Terkena DBD

Tingginya jumlah penderita DBD, disebut Taufik seiring dengan meningkatnya curah hujan.

Dari data yang ada saat ini, yang paling banyak pasien terserang DBD dari Puskesmas Martapura 1, yakni 17 orang.

Kemudian Puskesmas Sungai Tabuk terdapat 15 penderita DBD. Untungnya tidak ada yang meninggal dunia.

“Alhamdulillah tidak ada yang meninggal dunia, dan penderita sebanyak 108 sudah sembuh,” ucapannya.

Dia juga mengatakan saat ini pihaknya sudah melaksanakan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di sekolah-sekolah dan di masyarakat di Kabupaten Banjar.

Namun, Thaufikkurrahman menuturkan sebenarnya PSN di laksanakan oleh masyarakat. Pihaknya hanya memberikan arahan dan informasi penanganan DBD yang benar.

Pihaknya juga melakukan fogging ketika ada indikasi di suatu wilayah yang terdapat banyak jentik.

“Fungsi PSN untuk memutus rantai penularan nyamuk aidesaigepty dengan bersih-bersih lingkungan dan menghilangkan sarang nyamuk,” ucapnya

Thaufikkurrahman mengharapkan dengan melakukan PSN masyarakat sudah paham bagaimana memberantas DBD.

“Dengan masyarakat melaksanakan PSN yang berkesinambungan melalui 3M plus, harapannya seperti saat ini tidak ada sarang nyamuk. Otomatis tidak ada yang terkena DBD,” pungkasnya.

Baca Juga:Penderita DBD di Banjarmasin Bertambah

Reporter: Reza RifaniEditor: Ahmad Zainal Muttaqin