Kesehatan Jantung

Jantung masih Jadi Penyebab Kematian Tertinggi, YJI Ajak Publik 'Menari'

Yayasan Jantung Indonesia (YJI) ajak publik peduli kesehatan jantung. Melalui meraba nadi sendiri (Menari) setiap orang bisa cek kesehatan jantung sendiri.

Konferensi pers Yayasan Jantung Indonesia (YJI). Foto:pahabar.com/Gabid Hanafie

apahabar.com, JAKARTA – Yayasan Jantung Indonesia (YJI) mengajak masyarakat untuk peduli dengan kesehatan jantung sejak dini. Melalui meraba nadi sendiri (Menari) setiap orang bisa cek kesehatan jantung sendiri.

Hal itu karena timbulnya penyakit pada jantung risiko kematian. Penyakit ini selalu muncul tanpa disadari dan tidak memiliki tanda-tanda.

Salah satu penyakit yang kini mengalami peningkatan tren di dalam masyarakat adalah gangguan fibrilasi atrial (FA), yaitu gangguan yang menyebabkan permasalahan pada sistem listrik di area jantung.

Guru Besar Aritmia Fakultas Kedokteran Universitas Pancasila, dr Yoga Yuniadi mengungkapkan orang dengan FA berisiko lebih besar mengalami stroke.

Baca Juga: 4 Langkah Menjaga Kesehatan Jantung yang Sangat Mudah Dilakukan

Sementara, kondisi FA itu tidak memiliki gejala yang terlihat gamblang selain jantung berdebar, sehingga sulit untuk bisa dideteksi oleh pengidapnya.

"Sebagian besar masalah kesehatan adalah penyakit jantung koroner disebabkan penyumbatan atau penyempitan pembuluh koroner," ujarnya dalam konferensi pers Hari Jantung Sedunia 2023, Selasa (26/9).

Permasalahan utama yang terjadi adalah penderita penderita gangguan FA akan menyebabkan penyakit stroke hingga lima kali lipat.

"Itu jauh lebih tinggi dibandingkan hipertensi, jantung koroner, dan gagal jantung," imbuhnya.

Demi meningkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya pencegahan penyakit jantung, Yayasan Jantung Indonesia dan Persatuan Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Indoensia (PERKI) menggelar acara 'Indonesia Heart Walk 2023' bertepatan dengan Hari Jantung Sedunia 2023.

"Suatu kesempatan untuk meningkatkan awareness terhadap pentingnya meningkatkan kesehatan jantung. Karena seperti kita tahu penyakit jantung adalah penyebab kematian tertinggi di dunia," ujar Ketua Pelaksana Kegiatan Hari Jantung Sedunia 2023, Bambang Dwiputra.

Yayasan Jantung Indonesia telah menyiapkan serangkaian acara untuk mendorong kesadaran masyarakat terhadap kesehatan jantung khsusnya sosialisasi terkait gangguan FA.

"Pre event edukasi awam melalui webinar platform online, kemudian puncak 28 September kita mengadakan Indonesia Heart Walk. Salah satu campaign kita menyuarakan salah satu pentingnya berjalan kaki untuk hidup sehat," imbuhnya.

Pihaknya juga menyediakan pengecekan bersama-sama untuk melihat ada atau tidaknya tanda gangguan irama jantung.

Baca Juga: Lakukan Tiga Jenis Olahraga Berikut untuk Jaga Kesehatan Jantung

Kegiatan itu dilakukan dengan metode Menari atau Meraba Nadi Sendiri. Kegiatan itu akan dilangsungkan bersama-sama seluruh peserta dalam rangka untuk mencatatkan rekor Muri Menari.

"Untuk mengingatkan pentingnya mendeteksi dini gangguan irama jantung. Kelihatan simpel, ternyata kita bisa mendeteksi gangguan irama jantung," kata Bambang menjelaskan. 

Metode Menari dapat dilakukan dengan cara meletakkan tiga jari di pergelangan tangan, kemudian hitung berapa ketukan denyut nadi yang terasa dalam durasi 30 detik.

Kemudian hitungan ketukan tersebut dikali dua. Angka tersebut yang kemudian dicatat sebagai heart rate.

Namun, jika dalam pengecekan terjadi irama heart rate yang abnormal, maka ada indikasi individu tersebut mengalami gangguan FA.