Tak Berkategori

Jangan Salah, Musik Metal Ternyata Baik Untuk Kesehatan Mental

apahabar.com, JAKARTA – Sangat mudah menganggap musik metal sebagai ekspresi kemarahan dan agresi. Namun penelitian menunjukkan…

Selalu mengenakan topeng dalam setiap aksi panggung, Slipknot termasuk band yang cukup sukses mempengaruhi perkembangan musik metal dunia. Foto: NME

apahabar.com, JAKARTA – Sangat mudah menganggap musik metal sebagai ekspresi kemarahan dan agresi. Namun penelitian menunjukkan genre ini juga bisa membuat seseorang bahagia.

Memang dengan ketukan drum yang rancak dan raungan cabikan gitar, musik metal cocok untuk menggambarkan amarah dan kekacauan.

Itu belum termasuk penampilan band-band metal yang urakan, rambut panjang, celana robek, anting hingga tato.

Namun siapa menyangka kalau hasil penelitian menunjukkan penggemar musik metal memiliki kesehatan mental yang baik.

Juga disebutkan bahwa pendengar yang lebih terbiasa dengan musik metal, memiliki kemampuan mengelola amarah.

“Terlepas dari konten dan lirik yang sering mengandung kekerasan, penggemar musik metal justru tak menyukai kekerasan,” cetus Profesor Nick Perham, seorang metalhead dengan gelar PhD seperti dilansir Hai.

“Penelitian itu meragukan efek negatif yang sebelumnya diasumsikan dari paparan musik metal dalam jangka panjang,” imbuhnya.

Perham juga menemukan fakta bahwa penggemar musik metal sejak muda, membantu mereka menyesuaikan diri ketika sudah tua.

“Penggemar metal jangka panjang lebih bahagia di masa muda, dan lebih baik menyesuaikan diri di usia paruh baya dibandingkan dengan teman-teman mereka yang bukan penggemar,” papar Perham.

Temuan lain menunjukkan seseorang yang dibuat marah dan kemudian mendengarkan musik metal, justru tak membuat kemarahan mereka semakin meledak.

“Sebaliknya musik metal justru meningkatkan emosi positif. Mendengarkan musik metal malah bisa menjadi cara yang sehat dan fungsional untuk memproses kemarahan,” beber Perham.

Senada dengan Perham, hasil penelitian Paula Rowe dan Bernard Guerin yang dirilis Journal of Community Psychology juga mengubah stigma negatif tentang musik metal.

Dilansir dari Vice, kedua psikolog dari Australia itu menyimpulkan musik metal bisa melahirkan empati, katarsis dan dorongan positif untuk anak muda.

Di sisi lain, metal yang identik dengan permainan musik cepat juga bisa menjadi pengiring dalam melakukan aktivitas olahraga.

Namun demikian musik metal juga punya aspek yang kurang baik untuk kesehatan fisik. Gerakan headbang yang diasosiasikan dengan musik metal, dapat menyebabkan cedera leher.

Headbang merupakan gerakan menghentakan kepala dari atas ke bawah. Biasanya gerakan itu mengikuti ritme musik.

Andai headbang dilakukan selama 146 kali per menit, dapat menyebabkan sakit kepala yang berujung stroke dan cedera otak traumatis.

Guna mencegah cedera parah, penikmat musik metal dianjurkan untuk tidak terlalu sering melakukan headbang dalam kecepatan tinggi dan waktu yang lama.