Sidang Teddy Minasaha

Istri Dody Ditelepon Teddy Minahasa untuk Susun Skenario, Ini Percakapan Lengkapnya!

Dalam sidang kali ini, Istri AKBP Dody Prawiranegara, Rakhma Darma Putri, menjadi saksi meringankan yang dihadirkan oleh pihak Kuasa Hukum.

Dalam rekaman tersebut, suara pria yang diduga Teddy Minahasa berkata untuk strategi menyusun skenario buang badan. Foto : Apahabar.com (Andrew Tito)

apahabar.com, JAKARTA - Sidang lanjutan kasus peredaran narkoba Teddy Minahasa dengan terdakwa AKBP Dody Prawiranegara digelar di pengadilan Negeri Jakarta Barat, Rabu 15 Maret 2023.

Dalam sidang kali ini, istri AKBP Dody Prawiranegara, Rakhma Darma Putri, menjadi saksi meringankan yang dihadirkan oleh pihak Kuasa Hukumnya.

Kepada majelis hakim, saksi Rakhma mengaku dirinya menerima telepon dari Teddy Minahasa yang berstatus terdakwa dalam kasus peredaran narkoba.

Dihadapan majelis Hakim, pihak kuasa hukum kemudian memutarkan rekaman telepon antara Teddy dan Rakhma di persidangan.

Baca Juga: Kubu Teddy Minahasa Hadirkan 5 Saksi Ahli Meringankan di PN Jakbar

Dalam rekaman tersebut, suara pria yang diduga Teddy Minahasa berkata untuk menyusun strategi soal skenario buang badan.

"Memang ini sudah diincar lama, dibuntutin. Padahal tujuan kita kan nggak gitu. Tujuan saya tuh supaya Dody bisa nangkap si Anita, lalu saya bisa usulkan ke Bukittinggi lagi gitu,” terdengar suara pria yang diduga Teddy dari rekaman telepon antara Rakhma dengan Teddy.

"Rencananya nanti kita buang badan ke Arif aja semua biar Dody juga aman," lanjutnya rekaman tersebut.

Berikut percakapan lengkap antara Teddy Minahasa dengan istri Dody Prawiranegara :

Teddy: Neng kemarin yang tulisan saya sudah dipahami oleh Dody ya?

Rakhma: Kalau yang itu kemarin kan Ama masukan di selipan buku. Mas Dody minta dibawakan buku ama masukan ke situ, sudah itu dibawa Mas Dody, tapi Ama nggak baca Pak, cuma Mas Dody aja kan?

Teddy: Dodynya baca nggak kira-kira?

Baca Juga: Ada Wartawan Jadi Saksi Ahli dalam Sidang Narkoba Teddy Minahasa

Rakhma: Harusnya baca karena saya bilangnya 'Yah ini ada di dalam, gitu, tolong dibaca' Ama sudah bilang gitu.

Teddy: Terus responsnya gimana setelah baca?

Rakhma: Mas Dody bacanya di dalam Pak soalnya di situ kan Ama lagi sama pengacara, sama yang lain juga gitu. Jadi nggak dibaca di situ.

Teddy: Tapi udah yakin nyampe ya?

Rakhma: Kalau nyampenya, diterimanya, diterima Pak. Karena kan saya yang kasih dimasukkan ke buku Pak waktu itu, izin.

Teddy: Bukunya langsung diterima Dody?

Rakhma: Iya, siap.

Baca Juga: Isi Chat Teddy ke Linda Tanyakan Berapa Harga Per 'Galon'!

Teddy: Maksud saya gini Neng biar paham. Kenapa kita harus, ini kan settingan saya dapat informasi dari Kepala BIN, memang ini sudah diincar lama, dibuntutin. Padahal tujuan kita kan nggak gitu, tujuan saya tuh supaya Dody bisa nangkap si Anita, lalu saya bisa usulkan ke Bukittinggi lagi gitu.

Rakhma: Siap Pak.

Teddy: Rencananya nanti kita buang badan ke Arif aja semua biar Dody juga aman.

Rakhma: Siap-siap.

Teddy: Saya juga sendiri mau dipecat nggak apa-apa neng. Nanti Dody bisa saya cariin kerjaanlah, kerja sama saya juga bisa.

Rakhma: Siap-siap.

Baca Juga: Wartawan Sebut Tidak Ada yang Aneh Dalam Pemusnahan Sabu Teddy Minahasa

Teddy: Jadi kalau sekarang kondisinya Dody sekarang jadi satu sama Anita, Lawyernya sama, justru memberatkan Dody. Mana bisa lawyer nggak dibayar begitu, dibayar oleh negara berapa dia. Jadi pasti ngikutin penyidik, maunya penyidik.

Rakhma: Siap.

Teddy: Kalau ikut jadi satu sama saya, nanti saya bisa meringankan Dody dan Dody bisa meringankan saya, Dody juga meringankan dirinya sendiri, kita buang badan semuanya ke Arif, gituloh Neng. paham ya Neng.

Rakhma: Iya siap. Maksudnya buang badan? Saya nggak ngerti itu Pak, izin.

Teddy: Buang badan itu maksudnya ini barang semuanya barang si Arif. Jadi misalnya itu ada barang di rumahnya Dody 2 kilogram, bilang aja itu punya si Arif, bilang aja kirain isinya kayu atau apa kek.

Rakhma: Siap.

Baca Juga: Terdakwa Linda Simpan Nomor Kontak Teddy Minahasa dengan Nama 'My Jendral'

Teddy: Itu loh contohnya, nah kalau kita dipisahkan oleh lawyer begini kan, itu susah komunikasinya, jadi nanti malah saling gigit nantinya.

Rakhma: Siap.

Teddy: Paham ya Neng ya.

Rakhma: Iya siap Pak.

Teddy: Tapi Dodynya mau kan ikut lawyer saya juga?

Rakhma: Itu dia Ama pastikan lagi ke Mas Dody, cuma kan terakhir Ama masih komunikasi itu mas Dody jawabnya 'Jangan Bun, nanti jadi sorotan', Mas Dody baru jawab begitu ke Ama dan itu saya sudah sampaikan kembali Mbak Lena, 'Mbak jawaban Pak Dody, 'Jangan nanti jadi sorotan' gitu. Kalau kita jadi satu lawyer Ama cerita jawaban Mas Dody ke Mbak Lena, itu Pak kemarin, karena kemarin kan Ama nggak bisa geser dari sini.

Teddy: Nanti walaupun jadi satu tapi nanti benderanya kita pisah.

Rakhma: Siap-siap.

Baca Juga: Teddy Minahasa Bingung Saksi Bandingkan Kasus Jenderal Panama

Teddy: Kalau dia jadi satu sama Anita gimana? Kasian Mas Dodynya malah.

Rakhma: Siap.

Teddy: Gini loh Neng kalau dia jadi satu sama Anita itu nanti antara Dody dan saya akhirnya saling menyalahkan.

Rakhma: Siap.

Teddy: Kalau saya bisa cara menghindar. Nah, Dody menghindarnya gimana?

Rakhma: Siap Pak.

Teddy: Gitu ya Neng ya. Paham ya Neng ya.

Rakhma: Siap-siap.

Teddy: Jadi desak saja Dodynya harus satu lawyer, tapi benderanya kita pisah, orang tahunya tetap beda.

Rakhma: Siap-siap.

Teddy: Paham ya Neng ya.

Rakhma: Siap-siap.

Baca Juga: Hotman Paris Sebut Teddy Minahasa Perintahkan Musnahkan Sabu, Dody Tetap Jual

Teddy: Nanti bapak paksain saja suruh tanda tangan Neng.

Rakhma: Siap pak. Iya siap nanti Ama. Sekarang masih nunggu lawyer dulu ini untuk masuk ke dalam karena hari ini Ama nggak bisa ngunjungin Mas Dody di tahanan.

Teddy: Pokoknya sampaikan saja kata bapak, harus pisah dari Anita dan jadi satu sama bapak, tapi benderanya beda, sama bapak sudah diatur, semua biaya dari bapak, gitu ya.

Rakhma: Siap-siap.

Teddy: Kalau dia ikut ikut satu badan sama Anita, oh gak ada ringan-ringannya, berat semua.

Rakhma: Siap.

Teddy: Harus jadi satu sama saya, kalau nanti dia bilang nanti jadi sorotan. Gak ada sorotan, nanti kita atur, benderanya beda. Nanti harus paksain suruh tanda tangan nyabut yang itu kita ganti yang ini.

Rakhma: Siap Pak, nanti Ama sampaikan ke Mas Dody.

Teddy: Harus mau Neng ya.

Rakhma: Siap.

Teddy: Semua biaya dari saya Neng. Kalau nanti pengacara lama minta ganti rugi. Nanti Neng minta ke Ibu.

Rakhma: Iya ibu juga sudah kenyampaikan ke Ama kemarin.

Teddy: Prinsipnya, bapak bilang jangan saling menjatuhkan, kita saling dukung rapatkan barisan. Caranya ya jadi satu lawyer itu. Lawyer penyidik harus dicabut.

Rakhma: Siap-siap.

Teddy: Kalau dia bilang jadi sorotan, nanti kita split. Jadi pakai benderanya beda. Satu kubu benderanya beda ya.

Rakhma: Siap Pak.

Teddy: Oke Neng. Nanti kalau ada telepon yang aneh-aneh angkat aja Neng. Mungkin itu saya.

Rakhma: Siap.