Info Kesehatan

Irritable Bowel Syndrome, Iritasi Usus Besar yang Dapat Diatasi dengan Managemen Stres

Irritable Bowel Syndrome (IBS) atau sindrom iritasi usus besar adalah gangguan fungsi pada saluran pencernaan. 

Irritable Bowel Syndrome merupakan penyakit yang menyerang usus besar. Foto: Tharakorn/istock photo

apahabar.com, JAKARTA – Irritable Bowel Syndrome (IBS) atau sindrom iritasi usus besar adalah gangguan fungsi pada saluran pencernaan. 

Melansir Mayo Clinic (6/10), Sindrom usus besar yang mengalami iritasi (IBS) merupakan gangguan umum yang mempengaruhi lambung dan usus, atau yang biasa disebut sebagai saluran pencernaan.

Manifestasinya mencakup kram, rasa sakit pada perut, kembung, produksi gas, dan perubahan dalam pola buang air besar seperti diare atau sembelit, atau bahkan keduanya. IBS bersifat kronis dan memerlukan penanganan jangka panjang.

Hanya sebagian kecil individu yang mengalami IBS menghadapi gejala yang parah. Beberapa orang dapat mengelola gejalanya melalui pengaturan pola makan, perubahan gaya hidup, dan manajemen stres. Sementara itu, gejala yang lebih serius dapat diatasi melalui penggunaan obat dan konseling.

Meskipun gejala IBS dapat mengganggu kualitas hidup, kondisi ini tidak menyebabkan kerusakan permanen pada saluran pencernaan dan tidak meningkatkan risiko pengembangan penyakit serius lainnya seperti penyakit radang usus.

Baca Juga: Sindrom Peter Pan, Saat Seorang Pria Menolak Dewasa

Beberapa gejala umum IBS meliputi:

Ilustrasi Gambar Nyeri Haid. Foto: Dok. Freepik
Nyeri atau ketidaknyamanan perut
Nyeri atau ketidaknyamanan dapat bervariasi dari ringan hingga parah dan biasanya terlokalisasi di area perut bawah.

Perubahan kebiasaan buang air besar
Gejala ini bisa berupa diare, sembelit, atau perubahan antara diare dan sembelit. Beberapa orang dengan IBS mengalami kedua kondisi tersebut secara bergantian.

Pembengkakan dan kembung
Banyak orang dengan IBS mengalami perut kembung atau pembengkakan.

Pengobatan IBS
Pengobatan untuk Irritable Bowel Syndrome (IBS) bersifat individual dan dapat bervariasi tergantung pada gejala yang dialami oleh setiap individu. 

Pengelolaan IBS sering melibatkan kombinasi pendekatan, termasuk perubahan gaya hidup, modifikasi diet, manajemen stres, dan dalam beberapa kasus, penggunaan obat-obatan. Berikut adalah beberapa pendekatan umum yang digunakan dalam pengobatan IBS, dikutip dari Mayo Clinic:

Perubahan Pola Makan

Ilustrasi clean eating. Foto: nensuria/istock photo
Diet tinggi serat dapat meningkatkan asupan serat dan dapat membantu mengatasi gejala IBS, terutama untuk orang dengan gejala sembelit. Serat membantu melancarkan proses pencernaan. Beberapa orang dengan IBS menemukan bahwa menghindari makanan tertentu, seperti makanan pedas, berlemak, atau produk susu, dapat membantu mengurangi gejala.

Manajemen Stres
Ilustrasi Konseling. Foto: SDI Productions/istock photo

Teknik relaksasi seperti latihan pernapasan, meditasi, dan yoga dapat membantu mengurangi tingkat stres, yang dapat memperburuk gejala IBS. Selain itu, konseling atau terapi psikologis dipercaya dapat membantu beberapa orang dengan IBS, untuk mendapat manfaat dari konseling untuk membantu mengelola stres dan ketidaknyamanan emosional.

Baca Juga: Hati-hati Polusi Buruk, Penyebab Utama Sindrom Mata Kering

Obat-obatan
Ilustrasi mengkonsumsi obat. Foto: STEEX/istock photo
- Antispasmodik: Obat-obatan ini membantu merilekskan otot usus dan dapat membantu mengurangi kram dan nyeri.
- Laksatif atau obat pencahar: Digunakan untuk mengatasi gejala sembelit.
- Obat anti-diare: Untuk mereka yang lebih sering mengalami diare.
- Probiotik: Beberapa orang mendapati manfaat dari suplemen probiotik untuk meningkatkan keseimbangan bakteri dalam usus.

Penting untuk berbicara dengan profesional kesehatan Anda untuk menentukan rencana pengobatan yang tepat sesuai dengan gejala dan kebutuhan khusus Anda.