Tak Berkategori

Indonesia di Pusaran Bencana, Kenali Jenis Gempa Bumi dan Penyebabnya

apahabar.com, JAKARTA – Kemarin, tepatnya pada Senin (22/8/2022) pukul 15.36 WIB, gempa bumi berkekuatan 5,8 Magnitudo…

Retakan Bumi Pasca Gempa (Foto: Habitat for Indonesia)

apahabar.com, JAKARTA – Kemarin, tepatnya pada Senin (22/8/2022) pukul 15.36 WIB, gempa bumi berkekuatan 5,8 Magnitudo mengguncang wilayah Pantai Selatan Klungkung, Bali.

Plt Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, mengatakan guncangan tersebut tergolong sebagai gempa bumi tektonik. Bencana alam itu disebabkan akibat adanya aktivitas subduksi lempeng.

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault)," ujaranya dalam keterangan tertulis, seperti dikutip dari kompas.com, Selasa (23/8).

Melansir situs BPBD Kota Banda Aceh, bencana alam ini terjadi akibat pelepasan energi dari bawah permukaan secara tiba-tiba. Pelepasan energi bisa disebabkan pergerakan lempeng bumi, letusan gunung api, bahkan aktivitas manusia.

Sebab itulah, gempa bumi dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan penyebabnya. Untuk mengenalnya lebih lanjut, berikut masing-masing penjelasannya.

Gempa Tektonik

Sesuai namanya, gempa tektonik disebabkan tektonisme, yaitu pergeseran lempeng tektonik yang menyebabkan antarlempeng bertumbukan. Aktivitas ini mengakibatkan bentuk muka bumi berubah, sehingga menimbulkan getaran di permukaan bumi secara tiba-tiba dengan kekuatan cukup dahsyat.

Besarnya gempa bumi ditentukan berdasarkan hasil patahan tektonisme. Aktivitas ini, salah satunya, menghasilkan pecahan bukan berbentuk vertikal maupun horizontal. Patahan itu disebut sesar.

Salah satu contoh patahan yang masih aktif di Indonesia adalah Sesar Lembang, lebih tepatnya berada di Kecamatan Lembang, Bandung Barat. Sesar Lembang bukan berupa patahan lurus, melainkan terpecah di beberapa titik.

Hal ini berarti jika salah satu titik pecahannya mengalami pergeseran, maka gempa yang dihasilkan hanya berskala kecil. Namun, bila semua titik bergeser bersamaan, maka akan menghasilkan gempa besar.

Gempa Vulkanik

Gempa vulkanik disebabkan aktivitas vulkanik atau pergerakan magma dan tekanan gas dari dalam bumi. Hal ini menyebabkan letusan gunung berapi yang berimbas pada ikut bergetarnya permukaan bumi.

Gempa bumi akibat vulkanisme ini bisa disebabkan oleh semua jenis gunung berapi, baik yang berbentuk strato, perisai, maupun maar.

Runtuhan

Gempa bumi juga bisa disebabkan adanya runtuhan bagian lempeng berupa tanah atau batuan, seperti tanah longsor dan runtuhnya gua. Terdapat beberapa kondisi yang memperbesar kemungkinan terjadinya gempa runtuhan, antara lain ketika bagian litosfer berongga atau tidak padat, kemiringan lereng terlalu curam, adanya beban berat di atas lempeng, serta komposisi tanah atau batuan yang rapuh.

Gempa runtuhan umumnya terjadi di kawasan pertambangan. Sebab, aktivitas pertambangan dapat menyebabkan lempeng menjadi semakin rapuh. Selain itu, bisa juga terjadi di kawasan karst, gua, dan pantai curam.

Seismitas Terinduksi

Seismitas terinduksi merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan gempa bumi yang terjadi akibat ulah manusia atau faktor non-alam. Contohnya, ketika manusia melakukan uji coba bahan peledak dengan daya ledak berkekuatan tinggi.

Uji coba yang demikian pernah dilakukan oleh Uni Soviet saat menguji bom atom di Gurun Nevada. Meski jangkauan ledakan hanya meliputi kawasan sekitar kejadian, hal tersebut bisa memicu terjadinya getaran di permukaan bumi. (Nurisma)