Ancaman Oligarki

INDEF Prediksi Dominasi Oligarki di Sistem Pemilu Proporsional Tertutup

Wacana penerapan sistem proposional tertutup pada Pemilu 2024 yang dicanangkan oleh Ketua KPU Hasyim Asy'ari, berpotensi menguburkan oligarki.

Pendiri Institute for Development of Economic and Finance (INDEF), Didin S. Damanhuri. Foto: Antara

apahabar.com, JAKARTA – Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) menilai penerapan pemilu sistem proporsional tertutup seperti diwacanakan oleh Ketua Komisi Pemilihan Umum, Hasyim Asyári dapat berpotensi akan menyuburkan oligarki di Indonesia.

Ekonom Senior INDEF, Didin S Damanhuri mengungkapkan pertumbuhan oligarki di Indonesia dapat meningkatkan ketimpangan sosial masyarakat.

Hal tersebut terjadi akibat adanya perkawinan antara oligarki politik dan ekonomi melalui penerapan pemilu sistem proposional tertutup.

“Oligarki ekonomi dengan adanya politik mereka bisa bermanuver, berunding dan bisa berkolusi dengan antar satu dengan yang lainnya. Karena ada sistem proposional tertutup,” ujarnya kepada apahabar.com, Senin (9/1).

Baca Juga: INDEF: Pertumbuhan Ekonomi Pulih, Tapi Strukturnya Jomplang

Perkawinan antara keduanya akan dimanfaatkan oleh oligarki ekonomi, untuk mengakumulasi jumlah kekayaannya yang sudah besar manjadi semakin banyak.

Akibat dari akumulasi tersebut, akan membuat masyarakat miskin semakin menderita dan menimbulkan ketimpangan sosial.

“Akibat sistem proposional tertutup, dampak lebih lanjut adalah pertumbuhan ekonomi yang terbentuk pun, semakin tidak berkualitas,” ungkapnya.

Maksudnya adalah pertumbuhan ekonomi masyarakat akan lebih padat modal. Sehingga membuat daya serap terhadap kesempatan kerjanya semakin kecil.

“Padat modal itu maksudnya adalah jadi pabrik itu, akan lebih banyak menggunakan robot, dari pada oleh orang. Padahal kondisi Indonesia saat ini sudah memiliki banyak pengangguran,” jelasnya.

Baca Juga: INDEF Bongkar Penyebab Ketimpangan Sosial: Oligarki Semakin Subur!

Jumlah pengangguran tersebut diperkirakan akan terus mengalami meningkat, akibat dari bertumbuhnya oligarki di Indonesia.

“Karena buat kalangan oligarki, tidak peduli dengan jumlah kesempatan kerjanya, yang penting mereka bisa memperoleh keuntungan besar dengan teknologi tinggi sekalipun,” tutupnya.