Pemko Banjarbaru

HUT Ke-73 Proklamasi Gubernur & HKN, Wartono Kenang Patriotisme Hasan Basry

apahabar.com, BANJARBARU – Wakil Wali Kota Banjarbaru Wartono bertugas sebagai Inspektur Upacara Peringatan HUT ke-73 Proklamasi…

Wawali Banjarbaru Wartono saat bertugas sebagai inspektur Upacara Peringatan HUT ke 73 Proklamasi Gubernur Tentara Alri Divisi IV Pertahanan Kalimantan dan Hari Kebangkitan Nasional ke 114 Kota Banjarbaru Tahun 2022. Foto: Istimewa

apahabar.com, BANJARBARU – Wakil Wali Kota Banjarbaru Wartono bertugas sebagai Inspektur Upacara Peringatan HUT ke-73 Proklamasi Gubernur Tentara ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan dan Hari Kebangkitan Nasional ke 114 Kota Banjarbaru Tahun 2022, di Lapangan Murjani Banjarbaru, Jumat (20/5).

Hadir Ketua DPRD Kota Banjarbaru Fadliansyah, Sekretaris Daerah Kota Banjarbaru Said Abdullah, Forkopimda Kota Banjarbaru, Danlanud Syamsudin Noor, Denzipur 8/GM, Dansat Brimobda Kalsel, Danrindam VI/MLW, Asisten, Staf Ahli, Kepala SKPD dan Ketua Veteran beserta Wakil Ketua Veteran Kota Banjarbaru serta para peserta upacara lainnya.

Wartono membacakan sambutan Gubernur Kalimantan Selatan yang dalam amanatnya menyampaikan bahwa dalam Peringatan HUT Proklamasi Pemerintahan Gubernur Tentara Alri Divisi Pertahanan Kalimantan yang ke-73 ini, banyak mengandung pelajaran yang dapat diambil hikmahnya.

Di mana peringatan ini juga menjadi momentum, menggali dan menghayati nilai-nilai perjuangan Brigjen Hasan Basry dalam membela dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia di zaman itu.

“Mari sejenak kita membuka kembali catatan sejarah perjuangan rakyat Kalimantan, sebagaimana peristiwa besar Proklamasi Gubernur Tentara Alri Divisi IV Pertahanan Kalimantan,” katanya.

Hadir Ketua DPRD Kota Banjarbaru Fadliansyah, Sekretaris Daerah Kota Banjarbaru Said Abdullah, Forkopimda Kota Banjarbaru, Danlanud Syamsudin Noor, Denzipur 8/GM, Dansat Brimobda Kalsel, Danrindam VI/MLW, Asisten, Staf Ahli, Kepala SKPD dan Ketua Veteran beserta Wakil Ketua Veteran Kota Banjarbaru serta para peserta upacara lainnya.

Peristiwa sejarah yang menjadi corong api semangat perjuangan mempertahankan NKRI kala itu. Peristiwa besar pembacaan Proklamasi pada 17 Mei tahun 1949 di Kandangan. Yang dibacakan dan ditandatangani langsung oleh Brigjen Hasan Basry atas nama rakyat Kalimantan Selatan.

Isinya, menyatakan bahwa Kalimantan Selatan adalah bagian yang tak terpisahkan dari wilayah Republik Indonesia.

Maka dari itu, untuk mengakomodir para gerilyawan, Hasan Basry berinisiatif mengadakan rapat dan mengambil keputusan tentang perlunya didirikan pemerintahan militer. Tetapi rapat tersebut kemudian menjadi sasaran serangan militer Belanda.

Lalu, pada rapat berikutnya, tanggal 17 Mei 1949, akhirnya diputuskan berdirinya Pemerintahan Gubernur Tentara Alri Divisi IV Pertahanan Kalimantan dan resmi menjadi bagian dari angkatan perang Republik Indonesia.

“Ini adalah gambaran bagaimana seorang Brigjen Hasan Basry yang begitu setia kepada NKRI, dan rakyat Kalimantan, khususnya Kalimantan Selatan yang rela berkorban meskipun nyawa taruhannya demi menjadi bagian dari wilayah Indonesia,” jelas Wartono.

Sejarah Proklamasi 17 Mei tahun 1949 di Kalimantan Selatan, menjadi satu catatan yang sangat bermakna, cermin bagi semua, bahwa gerilya rakyat Kalimantan Selatan di bawah komando Brigjen Hasan Basry, meninggalkan jejak sejarah yang sangat berharga untuk direnungkan dan diteladani.

Dan peringatan ini, lanjut Wartono tidak hanya bertujuan mengenang sejarah perjuangan dan kepahlawanan para pendahulu. Tetapi lebih dari itu, diharapkan dapat menjadi introspeksi bagi semua.

“Bukan tentang apa yang telah diberikan bangsa dan negara, tetapi sampai sejauh mana kita dapat melanjutkan perjuangan yang telah dirintis oleh para pendahulu,” ucapnya.

Serta seberapa besar pengabdian dan kontribusi yang telah diberikan bagi masyarakat, daerah dan bangsa.

Usai itu, Wartono kembali bertugas membacakan sambutan Menteri Komunikasi dan Informatika pada Hari Kebangkitan Nasional yang ke 114.

“Tema Hari Kebangkitan Nasional yang ke 114 tahun ini, Ayo Bangkit Bersama, sebagai bentuk seruan agar kita bisa bangkit bersama dari pandemi Covid-19 yang sudah melanda dua tahun terakhir,” katanya.

Peringatan Hari Kebangkitan Nasional atau HKN ini hendaknya tidak hanya dimaknai sebagai seremonial saja. Namun juga memahami esensi sejarah Kebangkitan Nasional.

“Mari sejenak kita telaah sisi historis di balik peringatan Hari Kebangkitan Nasional,” sambungnya.

Dibacakannya, pada 20 Mei 1948, Presiden Soekarno menetapkan hari lahirnya perkumpulan Boedi Oetomo sebagai Hari Bangkitnya Nasionalisme Indonesia.

Di masa itu, terdapat ancaman perpecahan antar golongan dan ideologi di tengah perjuangan Indonesia mempertahankan kemerdekaan dari Belanda yang ingin kembali berkuasa.

Sehingga, semangat persatuan yang digagas oleh Boedi Oetomo diharapkan menjadi spirit dalam menghimpun kekuatan dan mencegah perpecahan bangsa.

Boedi Oetomo adalah organisasi pertama di Indonesia yang bersifat nasional dan modern dalam sejarah pergerakan kemerdekaan.

Didirikan oleh Dr. Sutomo beserta para mahasiswa STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen) pada tahun 1908. Boedi Oetomo lahir untuk mengejar ketertinggalan bangsa Indonesia dari bangsa-bangsa lain.

Organisasi yang menyatukan pergerakan di Indonesia dari yang bersifat kedaerahan menjadi nasional dengan tujuan akhir kemerdekaan.

Tujuan didirikannya Boedi Oetomo yang tercetus dalam kongres pertamanya ialah untuk menjamin kehidupan sebagai bangsa yang terhormat dengan fokus pergerakan di bidang pendidikan, pengajaran, dan kebudayaan.

Boedi Oetomo telah meletakkan tiga cita-cita bagi kebangkitan nasional yakni memerdekakan cita-cita kemanusiaan, memajukan nusa dan bangsa, serta mewujudkan kehidupan bangsa yang terhormat dan bermartabat di mata dunia.

Kelahiran Boedi Oetomo mempelopori terciptanya organisasi pergerakan di masa selanjutnya seperti Indische Partij, Perhimpunan Indonesia dan Muhammadiyah.

“Saudara-saudari sebangsa dan setanah air, kiranya, semangat Boedi Oetomo masih relevan untuk kita kontekstualisasikan pada kehidupan berbangsa saat ini,” inginnya

Mengingat, saat ini sedang berada di tengah krisis pandemi Covid-19 dan konflik Ukraina-Rusia yang menyebabkan kondisi ekonomi global serta geopolitik menjadi tidak stabil, namun Covid-19 perlahan teratasi dan perekonomian mulai bangkit kembali.

Tercatat, perekonomian Indonesia pada triwulan I-2022 terhadap triwulan I-2021 mengalami pertumbuhan sebesar 5,01 persen (y-on-y). Hampir seluruh lapangan usaha tumbuh positif, kecuali Administrasi Pemerintahan dan Jasa Pendidikan.

Dari sisi produksi, tiga lapangan usaha mengalami pertumbuhan tinggi yakni: 1. Sektor Usaha Transportasi dan Pergudangan 15,79 persen. 2. Sektor Jasa-jasa lain 8,29 persen. 3. Sektor Informasi dan Komunikasi 7,14 persen.

“Mari terus kita bekerja keras dan bersinergi menjaga, mempertahankan dan meningkatkan perekonomian nasional indonesia,” tuntasnya.