Heboh Xabiru Nangis Kangen Ayah, Ini Lho yang Dibutuhkan Anak Pasca Orang Tua Cerai!

Baru-baru ini video Xabiru Oshe Al-Hakim yang sedang 'deep talking' dengan ibunya Rachel Vennya viral di media sosial.

Rachel Vennya dan Niko Al Hakim Bersama Kedua Anaknya, Xabiru dan Chava. Foto-net

apahabar.com, BANJARMASIN - Baru-baru ini video Xabiru Oshe Al-Hakim yang sedang 'deep talking' dengan ibunya Rachel Vennya viral di media sosial.

Dalam video tersebut, bocah yang biasa disapa dengan Biru meminta ayahnya untuk tinggal bersama.

"Ayah tinggal disini dong," pinta Biru.

Namun, sang ibu tidak bisa memenuhi permintaan Biru dan memberikan pengertian bahwa sang ayah tidak bisa tinggal bersama. Hal ini dikarenakan Rachel dan Niko sudah bercerai pada 2020.

"Nggak bisa (tinggal bersama)," balas Rachel.

Kemauannya tidak dituruti, Biru yang berusia 5 tahun menangis sejadi-jadinya. Akhirnya, Rachel memeluk sang anak untuk menenangkannya.

"Buna (panggilan untuk Rachel) Abang (Biru) kangen (ayah)," kata Biru.

6 Hal yang Diinginkan Anak Pasca Orang Tua Bercerai

Perceraian memang berat, terlebih jika pasangan tersebut sudah memiliki anak. Perkembangan anak secara psikologis juga terpengaruh akibat perceraian kedua orang tuanya.

Tak jarang, anak cenderung menyalahkan dirinya sendiri. Dikutip dari Psychology Today, berikut yang diinginkan anak pasca ortu bercerai:

1. Penerimaan (Acceptance)

Pastikan anak-anak mengetahui bahwa mereka adalah prioritas kedua orang tuanya. Beri tahu anak-anak mereka sangat dicintai.

2. Rasa Aman

Perubahan rutinitas selalu terjadi pasca perceraian. Terkadang, anak merasa tidak aman karena perubahan rutinitas tersebut.

Sangat penting untuk mencoba menyusun rutinitas, batasan, dan struktur harian yang solid. Anak-anak perlu tahu bahwa dunia mereka aman.

3. Rutinitas

Menjaga rutinitas harian dan mingguan dapat membantu menjaga anak-anak Anda tetap fokus dan keluar dari masalah. Bila perlu, praktikkan kedisiplinan dan berikan penghargaan jika bisa mempertahankannya.

4. Bebas Dari Rasa Bersalah

Anak tidak perlu mengetahui detail perceraian. Selain itu, anak juga tidak perlu mendengarkan kedua orang tuanya berselisih.

Anak juga bisa menyerap energi negatif dari kedua orang tuanya. Tidak jarang, mereka menyalahkan diri mereka akibat perceraian yang terjadi.

Masa kecil mereka akan membentuk masa depan mereka dan oleh karena itu, tidak perlu melibatkan mereka ke dalam detail perceraian.

5. Waktu Bermain

Biarkan anak-anak menjadi anak-anak. Tugas mereka adalah berperilaku baik, belajar, dan bersenang-senang.

Atur waktu pertemuan yang seimbang dengan pihak ayah dan ibu. Dengan begitu, anak tidak akan merasa kekurangan kasih sayang dari kedua orang tuanya.

6. Orang Tua yang 'kuat'

Anak-anak bisa melihat emosi yang dirasakan kedua orang tuanya. Oleh karena itu, penting untuk menjaga 'mood' di depan anak-anak.

Hal ini memang sulit dilakukan, apalagi jika kedua orang tua berpisah dengan secara tidak baik-baik. Namun, harus dijalani guna menciptakan lingkungan yang aman dan penuh kasih sayang.

Perceraian memang menakutkan bagi seluruh pihak, terutama bagi anak. Berikut adalah dua aturan penting selama menjalani masa-masa tidak stabil:

Anak bukan 'samsak', jangan bebankan mereka dengan situasi yang mereka tidak bisa kendalikan. Ini akan meningkatkan perasaan tidak berdaya dan tidak aman, menyebabkan mereka mempertanyakan kekuatan dan kemampuan mereka.

Jangan meminta anak-anak untuk menangani masalah orang dewasa. Masalah seperti hak asuh dan finansial merupakan tanggung jawab orang tua. Anak-anak hanya harus berfokus pada diri mereka sendiri dan belajar menyayangi diri mereka.