Kenaikan Harga Telur

Harga Telur Masih Tinggi, Jeritan Warga Masih Nyaring

Warga masih menjerit, lantaran harga telur masih mencekik selama dua bulan terakhir.

Penjual Telur di Pasar Jangkrik, Matraman, Jaktim. apahabar.com/Andrey

apahabar.com, JAKARTA - Warga masih menjerit, lantaran harga telur masih mencekik selama dua bulan terakhir. Harga telur ayam masih menembus Rp33.000 per kilogram. Para pedagang dan pembeli pun mengeluhkan kenaikan harga tersebut.

Fandy (25), salah satu penjual telur ayam eceran di Pasar Jangkrik, Matraman, Jakarta Timur mengeluhkan harga telur yang tak kunjung turun. Saking mahalnya harga telur ayam ras, omzetnya turun dalam dua bulan terakhir. Pembeli banyak yang mengalihkan untuk tidak membeli telur dan menggantinya dengan lauk lainnya.

Saat harga telur Rp26 ribu per kilogram dua bulan lau, ia rata-rata bisa menjual telur 100 kg per hari. Namun, saat ini ia paling banyak mampu menjual 70 kg perhari. 

"Itupun paling banyak 70an kg sehari, tapi pastinya kurang mas. Tiap hari, ya kira-kira 50an kilo lah," ujar Fandy saat ditemui apahabar.com, Jumat (2/6).

Baca Juga: Kenaikan Harga Telur dan Daging Ayam Picu Kenaikan Angka Inflasi

Hal senada juga dikeluhkan oleh Ursula, warga Jatinegara yang saat itu berbelanja di tempat Fandy. Ia mengurangi belanja telur lantaran harganya mahal dan tak kunjung  turun.

"Sekarang belinya dikit-dikit aja, mas. Biasanya setengah kilo buat dua hari. Ini beli setengah klio mungkin buat dua hari. Masih mahal, mending banyakin tempe tahu aja," ujar Ursula.

Hawilah (48) pedagang warteg di Jl. Kayu Manis, Matraman, Jakarta Timur mengutarakan hal serupa. Karena harga telur mahal, ia terpaksa menaikkan harga lauk telur ceplok, namun tidak dengan telur dadar. Harga telur ceplok biasanya Rp4 ribu ia naikkan menjadi Rp5 ribu.

"Ini khusus telur ceplok polos dan telur balado saya naikin mas, kalau telur dadar bisa dikurangi porsi telurnya, diganti tepung dikit," ujar Hawilah.

Baca Juga: Harga Telur Merangkak Naik di Bekasi, Tembus Rp 32 Ribu

Akibat perbuatannya, dia pun menerima komplain beberapa kali dari pelanggan karena harga telur ceplok naik. Sehingga banyak pelanggan yang beralih membeli lauk lainnya yang lebih murah.

"Ini telur ceplok pembelinya jadi kurang, ya pasrah saja lah, yang penting lauk yang lain laku," paparnya.