Tragedi Halloween Itaewon

Halloween Kelam di Itaewon, Ini Deretan Insiden Berdesakan yang Pernah Ada

Perayaan Halloween tahun 2022 menjadi catatan tergelap dalam sejarah Korea Selatan. Betapa tidak, orang-orang yang sedianya menjadi bagian dari kegembiraan.

Tragedi Halloween di Itaewon (Foto: dok. Reuters)

apahabar.com, JAKARTAPerayaan Halloween tahun 2022 menjadi catatan tergelap dalam sejarah Korea Selatan. Betapa tidak, orang-orang yang sedianya menjadi bagian dari kegembiraan, justru berjejer dalam keadaan tak bernyawa di dekat Hamilton Hotel di distrik kehidupan malam Kota Seoul.

Tercatat sekurangnya 151 orang tewas dan 82 lainnya terluka saat kerumunan besar itu seketika menjadi tragedi di penghujung Oktober. Banyak di antara korban berusia remaja dan didominasi perempuan.

Otoritas setempat menerima lusinan pengaduan tentang pasien dengan kesulitan bernapas hingga henti jantung akibat desakan kerumunan yang tak terkendali.

Penyebab Tragedi Itaewon

Kabar yang beredar di tempat kejadian bahwa kerumunan tersebut meringsek masuk ke suatu tempat untuk menyaksikan seorang selebriti.

Bahkan skenario lain menyebutkan jika ada permen mengandung obat-obatan telah didistribusikan di klub, namun penyebab pasti dari kecelakaan itu belum diketahui.

Baca Juga: 30 Oktober Hari Mantan Nasional, Bagaimana Cara Merayakannya?

Peristiwa naas itu mengingatkan pada tragedi Kanjuruhan tepat sebulan lalu, yakni pada tanggal 1 Oktober 2022, yang menimbulkan ratusan nyawa melayang.

Sejatinya tragedi demikian bukan kali pertama terjadi akibat berdesak-desakan di kerubungan massa. Sudah banyak kasus serupa yang berakibat hilangnya nyawa manusia karena kekurangan oksigen.

Deretan Tragedi Mematikan dalam Sejarah

Melansir AP News, berikut deretan tragedi kerumunan paling mematikan di dunia:

3 Desember 1979

11 orang tewas saat ribuan penggemar bergegas untuk menghadiri konser The Who di Riverfront Coliseum di Cincinnati.

20 Januari 1980

Sebuah stadion kayu berlantai empat runtuh pada adu banteng di Sincelejo, Kolombia, menewaskan sekitar 200 penonton.

20 Oktober 1982

66 orang tewas saat penonton meninggalkan pertandingan Piala UEFA antara Spartak Moscow dan Haarlem, dari Belanda, di Stadion Luzhniki, Moskow.

28 Mei 1985

39 orang tewas dalam kekerasan penggemar di final Piala Eropa 1985 antara Liverpool dan Juventus di Stadion Heysel, Brussels.

13 Maret 1988

Badai es terjadi saat 30 ribu orang menonton pertandingan Nepal melawan Bangladesh. Setidaknya ada 93 orang tewas dan 100 orang lainnya terluka saat penggemar berusaha melarikan diri dari hujan es.

15 April 1989

Musibah yang fatal itu terjadi pada pertandingan yang diadakan di Stadion Hillsborough di Sheffield ketika kerumunan massa merangsek penggemar yang memadati penghalang di tribun yang dialokasikan untuk pendukung Liverpool.

Banyak korban yang tewas saat berdiri dan lapangan sepakbola seketika menjadi rumah sakit darurat. Dengan total 97 korban jiwa dan 766 cedera, tragedi Hillsborough menjadi kasus terburuk dalam sejarah olahraga Inggris.

2 Juli 1990

Sekitar 1.426 jemaah dilaporkan meninggal dunia akibat berdesak-desakan dan saling injak di terowongan Haratul Lisan, Mina.

Momen menyedihkan itu diduga kuat terjadi karena jemaah, baik yang akan pergi melempar jumrah maupun yang pulang, berebutan dari dua arah untuk memasuki satu-satunya terowongan yang menghubungkan tempat jumrah dan Haratul Lisan. Dalam kondisi minim oksigen dan panik, mereka saling injak.

13 Januari 1991

Sebanyak 42 orang dilaporkan tewas saat para penggemar mencoba melarikan diri dari perkelahian di Stadion Oppenheimer, Afrika Selatan.

23 Mei 1994

Kala itu, sekitar 270 orang meninggal dunia akibat berdesak-desakan dan terinjak-injak saat hendak melakukan ibadah Jumrah di Mina.

23 November 1994

Sebanyak 113 orang tewas pada saat protes politik di Nagpur, India.