Tak Berkategori

Gelar Jualan di Dini Hari Ramadan, Dua Gadis Cantik Ini Bantah Disebut Warung Jablay

apahabar.com, RANTAU – Dua gadis cantik yang menggelar jualan di Desa Tirik pada dini hari Bulan…

Dua gadis cantik menggelar warung kopi malam-malam di dini hari bulan Ramadan. Foto-AHC05

apahabar.com, RANTAU - Dua gadis cantik yang menggelar jualan di Desa Tirik pada dini hari Bulan Ramadan, membantah warungnya disebut "Warung Jablay". Warung Jablay adalah sebutan masyarakat Banjar untuk warung remang-remang.

apahabar.com pun bertandang ke warung tersebut untuk mendapatkan keterangan dua gadis cantik berjilbab itu pada Selasa (7/5) dini hari. Saat ditanyakan tentang status warung mereka, dua gadis cantik tersebut membantah jika warung mereka disamakan dengan Warung Jablay.

“Tidak semunya lah wanita yang buka warung malam itu 'Wanita Jablay'," sanggah Mawar -nama samaran-, Mahasiswi di salah satu Universitas ternama di Kalimantan Selatan.

“Ya, contohnya kami,” imbuhnya.

Sebutan "Warung Jablay" yang disematkan banyak orang pada warung mereka, bagi Mawar adalah resiko yang harus diterimanya. Hal itu sudah berlaku sudah lama. Yakni ketika mereka masih duduk di bangku sekolah. Ada saja ejekan, celaan, dan candaan yang mengarah pada usahanya sebagai penjaga warung malam-malam.

“Cuek aja kan, jangan dimasukin dalam hati. Ya, mungkin saat itu terkadang agak risih juga,” ujar Melati yang saat ini baru lulus sekolah di salah satu SLTA di Kabupaten Tapin.

Rekan Mawar, Melati -nama samaran- lebih santai menanggapi tudingan orang lain terhadap profesinya. Bahkan dia bangga dengan profesi yang dia gelutinya tersebut.

"Ulun (saya) santai aja, keren lagi kita mau beli sesuatu ataupun biaya pendidikan, tidak sepenuhnya bergantung pada orang tua,” kata Melati.

"Sekarang ulun (saya) bisa kuliah, dan sudah berada di semester akhir," tambahnya.

Baca Juga: Ibu-ibu Banua Padang Desak Kades dan Polsek Tutup Warung Jablay

Melati kemudian menceritakan awal menggelar warung malam. Pada mulanya orangtua menawarkan untuk membuka warung malam-malam. Karena melihat peluang usahanya yang lumayan menguntungkan. Latar belakangnya, menurut dia, tentu saja faktor ekonomi, sehingga mengharuskan mereka memilih jalan tersebut.

Selain itu, lanjut Melati, menggelar warung malam-malam di desanya adalah hal yang biasa-biasa saja.

“Kalau di kampung ulun (saya), buka warung malam seperti ini hal yang lumrah, bukan sesuatu hal yang negatif. Ulun paham akan keadaan orangtua, jadi sampai sekarang masih buka warung malam,” jelas Bunga, yang sudah memulai usaha warung malam sejak kelas 3 SMA.

Khusus bulan Ramadan, Bunga dan Melati menggelar jualan di setiap malam. Dari habis Shalat Tarawih sampai jam 3 subuh. Jualan yang digelar seperti warung kopi biasanya; kopi, teh, dan makanan ringan lainnya.

Dengan menggelar jualan di malam Ramadan, mereka meraup untung yang lumayan, jika dibandingkan malam-malam di luar Ramadan.

“Kalau hari-hari biasa agak sepi, Alhamdulillah untuk bulan Ramadan ini banyak yang datang,” ucap Melati.

Menggelar warung kopi malam-malam, lanjut Melati, adalah usaha menguntungkan. Karena harga dari jualan, bisa dijual lebih mahal ketimbang di jual siang. Kenapa demikian?

Melati menjawab sembari tersenyum, “Upah Begadang Kak ai.”

Pembeli yang datang, diungkapkan Melati, tidak saja dari kalangan anak muda, ada pula orang dewasa dan orangtua, bahkan ada pula wanita. Selama ini, tuturnya, tidak pernah terjadi hal-hal yang macam-macam (pelecehan seksual).

Baca Juga: Curi Sapi di Tapin, Residivis Enak-enakan di Warung Jablay

"Mereka duduk di sini untuk ngobrol-ngobrol biasa," kata Melati.

Mawar menambahkan, mereka juga menjaga diri dengan memakai pakaian yang sopan, dan selama ini pengunjung yang datang hanya mengajak ngobrol.

“Bisa dibilang warung kami adalah warung silaturahmi. Ya, paling orang-orang mabuk yang membuat kami was-was. Ya, rasa kurang nyaman aja,” jelas Mawar.

Mawar menuturkan, tidak mudah hidup seperti mereka. Orang-orang di luar sana hendaknya menyukuri nasib yang lebih baik dari mereka.

"Kami hanya sebagian kecil dari mereka yang juga mencari nafkah lewat warung malam," ujar Mawar.

Mawar mengingatkan, agar tidak mudah mencap wanita jablay pada mereka yang menggelar jualan malam-malam seperti dirinya. Sebab, dia yakin, para penjaga warung malam itu memiliki alasan kuat.

Mungkin ada hal yang di perjuangkan entah itu anak, suami, orang tua atau bahkan hanya sekedar bertahan hidup. Baik Sangka tu kadada salahnya (tidak ada yang salah untuk berbaik sangka),” tegas Bunga.

Mawar mengaku, tidak berniat menjadi penjaga warung selamanya. Dia punya cita-cita yang harus dikejar.

“Harus sukses dong, dengan cara yang lebih baik,” ucap Mawar.

“Buka warung malam itu berat, harus begadang, kamu gak bakal kuat. Biar aku saja,” tutup Mawar bercanda dengan mengutip kata-kata film 'Dilan 1990'.

Baca Juga: Dua Warung Jablay di Tanah Bumbu Dibongkar Satpol PP

Reporter: AHC05
Editor: Muhammad Bulkini