Harimau Terkam Warga

DPRD Kaltim Angkat Bicara Soal Tragedi Harimau di Samarinda

Tregadi warga diterkam Harimau di Samarinda turut menjadi perhatian anggota DPRD Kaltim. Mereka meminta peristiwa ini menjadi pelajaran berharga,

Ketua Komisi II DPRD Kaltim Nidya Listiyono. Foto: Istimewa.

apahabar.com, SAMARINDA - Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Nidya Listiyono turut memberikan atensi terkait kasus tewasnya seorang perawat Harimau di Samarinda, Kaltim, Sabtu (18/11).

Perawat tersebut ditemukan tewas diterkam Harimau peliharaan milik majikannya. Berdasarkan informasi, majikan tersebut tidak memiliki izin resmi untuk memelihara harimau tersebut.

Nidya Listiyono mengatakan penanganan masalah tersebut tentunya akan diserahkan kepada pihak kepolisian. Tentunya proses hukum pun akan dijalankan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

“Pasti akan menjadi perhatian dari pihak kepolisian, pemerintah daerah khusunya pihak-pihak yang terkait” ucap Tio, Senin (20/11).

Baca Juga: Duh, Warga Samarinda Kaltim Tewas Diterkam Harimau 

Menurutnya, kejadian ini harus dijadikan pembelajaran bagi masyarakat dan pihak terkait. Ia menegaskan pemeliharaan binatang terutama binatang buas harus mengikuti aturan yang ketat.

“Karena kejadian ini sangat berbahaya sekali, apalagi ini binatang buas. Tentu harusnya ada pengawasan dan kemudian regulasi terkait hewan-hewan ini tentu perlu diperhatikan dengan benar,” ujarnya.

Politisi Golkar tersebut meminta perhatian Pemerintah Provinsi Kaltim turun ke lapangan untuk melakukan pemeriksaan jika ada isu atau tidak ada izin terkait pemeliharaan hewan, khususnya hewan buas.

“Saya kira wajib untuk mengecek semua. Harus lebih berhati-hati dalam mendatangkan hewan-hewan langka apalagi buas dalam rangka perizinan dilengkapi semua dan agar tidak terjadi lagi kasus yang sama,” tuturnya.

Baca Juga: Harimau Sumatera Mangsa Sapi Ternak di Aceh Timur

Ia juga menyampaikan bela sungkawa kepada keluarga korban yang ditinggalkan dan meminta kejadian ini dapat menjadi pelajaran berharga.

“Kejadian ini menjadi peringatan untuk lebih memperketat aturan terhadap pemeliharaan binatang berbahaya,” tutupnya. (ADV/DPRD Kaltim)