Kalsel

Demi Hindari Risiko Covid-19, Mahasiwa Asal Kaltim Ini Pilih Berlebaran di Perantauan

apahabar.com, MARTAPURA – Keputusan M Heldi Nur (26), untuk tidak mudik ke kampung halamannya di Samarinda,…

M Heldi Nur, seorang mahasiswa yang memilih tidak mudik ke kampung halamannya di Samarinda, dan berlebaran sendirian di Kota Martapura, Kabupaten Banjar, demi menghindari risiko penularan Covid-19 kepada keluarganya. Foto-apahabar.com/hendra.

apahabar.com, MARTAPURA – Keputusan M Heldi Nur (26), untuk tidak mudik ke kampung halamannya di Samarinda, Kalimantan Timur, patut diapresiasi.

Heldi lebih memilih menjalani lebaran Idulfitri 1441 Hijriah ini di perantauan, di Kota Martapura, Kabupaten Banjar, Kalsel. Pilihan itu kontras berbeda yang mana teman-teman sejawatnya lain lebih memilih mudik.

Alasannya, ia ingin menghindari keluarganya di kampung halaman dari risiko paparan virus Corona atau Covid-19. Terlebih, Kota Martapura merupakan zona merah Covid-19 dan sedang melaksanakan PSBB.

Ia menuturkan, jika mudik, rentan menjadi pembawa virus atau silent carrier, bagi keluarganya. Padahal, orangtuanya menyarankan untuk mudik.

Heldi bukanlah seorang yang dinyatakan ODP apalagi pasien Covid-19. Dari banyak informasi dari media yang ia baca, pasien Covid-19 tanpa gejala jumlahnya lebih banyak dibandingkan yang punya gejala.

“Orangtua sebenarnya menyuruh mudik, namun saya takut kalau-kalau membawa virus,” tutur mahasiswa Institut Agama Islam (IAI) Darussalam Martapura ini kepada apahabar.com.

Alasan mahalnya ongkos transportasi menjadi alasan lain, yang membuat ia makin mantap untuk memilih tak mudik.

“Karena transportasi bus umum saat ini tidak ada, yang ada hanya travel, harganya 600 ribu dari Martapura ke Samarinda,” tuturnya.

Berlebaran jauh dari kampung halaman dan keluarga, menjadi pengalaman pertamanya sekaligus menjadi pengalaman menyedihkan. “Rasanya sedih lebaran jauh dari orangtua,” ucapnya sambil sesekali melihat notifikasi handphone.

Kesedihan Heldi semakin lengkap saat teman-teman satu rumah kontrakan memilih mudik lebaran. Ia pun hanya seorang diri di rumah kontrakan tipe 55 itu. “Teman-teman sudah mudik sejak Kamis lalu,” ucapnya.

Di Martapura, akunya, ia memang punya banyak teman. Namun ia mengaku enggan bertandang ke rumah temannya meski dalam suasana lebaran.

“Kondisi Covid-19 ini rasa serba salah jika bertamu ke rumah teman, apalagi kalau tidak diundang, lebih baik diam di rumah saja,” katanya.

Manakala ia berusaha mencegah terjadinya penularan virus dengan tidak mudik, ia menyayangkan di luar sana banyak terjadi kerumunan massa tanpa kepentingan yang mendesak.

“Banyak yang ke mal, pasar, hanya karena hal-hal yang tidak terlalu mendesak. Padahal pemerintah bahkan ulama sudah memberi imbauan,” tandasnya. Ia berharap, pandemi Covid-19 segera berakhir sehingga aktivitas kembali normal seperti biasanya.

Reporter: Hendra Lianor
Editor: Aprianoor