Megaproyek IKN Nusantara

China Saling Tunggu dengan Negara Lain soal Investasi di IKN

Centre of Economics and Law Studies (CELIOS) mengungkapkan penyebab China hingga saat ini belum juga secara serius berinvestasi di Ibu Kota Nusantara (IKN) Nusa

Direktur Studi China-Indonesia CELIOS, M. Zulfikar Rakhmat. Foto: apahabar.com/Kindy

apahabar.com, JAKARTA - Centre of Economics and Law Studies (CELIOS) mengungkapkan penyebab China hingga saat ini belum juga secara serius berinvestasi di Ibu Kota Nusantara (IKN) Nusantara karena masih menunggu sikap investor negara lain.

"Masih skeptis juga perlu tahu dan investor dari mana pun itu pasti melihat investor lain dan ada yang mundur dan belum serius, mereka pasti berpikir," kata Direktur Studi China-Indonesia CELIOS, M. Zulfikar Rakhmat kepada apahabar.com, Rabu (22/11).

Padahal jika dilihat dari keseriusan, China paling terdepan dibandingkan investor lainnya. Sebab, terdapat pabrik semen yang berada di dekat IKN Nusantara. Hal tersebut menurutnya selangkah lebih maju dibandingkan negara lainnya seperti Korea dan Singapura.

"Saya masih melihat apakah IKN bisa memberikan kebermanfaatan bagi mereka (China)," terangnya.

Baca Juga: Pemerintah Plin-plan soal IKN, Investor Asing Was-was

Adapun sektor paling diminati untuk investasi China adalah sektor infrastruktur dan sektor transisi energi. Diketahui, China menyatakan minatanya untuk menyuntikan modal pendanaan untuk surya panel.

Di sisi lain, hingga saat ini investasi China khusus di sektor energi sebagian besar masih didominasi energi fosil yakni batubara.

"Belum lagi investasi nikel di Morowali orang tidak bisa minum air bersih karena investasi China," terangnya.

Baca Juga: OIKN Tepis Anggapan IKN Tak Laku di Mata Investor Asing

Baca Juga: Menteri Zulhas Ajak Pengusaha AS Berinvestasi di IKN

Diketahui, hingga per November 2023 jumlah investor yang sudah menyerahkan surat pernyataan minat (Letter of Intent/LoI) sebanyak 305 dari seluruh dunia.

Dari total LoI yang dikantongi OIKN, sebaran berdasarkan negara didominasi dari Indonesia yakni 172. Sisanya sebanyak 133 LoI berasal dari luar negeri seperti Singapura 27, Jepang 25, Malaysia 19, China 19, Korsel 9.

Selain itu, di urutan selanjutnya ada Amerika Serikat 7, Finlandia 3, Spanyol 3, Abu Dhabi 2, Thailand 2, Jerman 2, Lainnya 18.