Catatan Kejadian Khusus Warnai Sesi Pertama Rekap Penghitungan Suara di Batola

Sejumlah catatan kejadian khusus mewarnai sesi pertama pleno terbuka rekapitulasi hasil penghitungan suara Pemilu 2024 di Barito Kuala (Batola).

Suasana rapat pleno terbuka rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara Pemilu 2024 di Aula Selidah, Marabahan, Barito Kuala, Kamis (29/2). Foto: bakabar.com/Bastian Alkaf

apahabar.com, MARABAHAN - Sejumlah catatan kejadian khusus mewarnai sesi pertama pleno terbuka rekapitulasi hasil penghitungan suara Pemilu 2024 di Barito Kuala (Batola).

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Batola memulai pleno sejak pukul 10.00 Wita, Kamis (29/2). Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Kuripan mendapat kesempatan pertama melaporkan hasil perhitungan.

Disusul Tabunganen, Tabukan, Mekarsari dan Jejangkit, sebelum pleno diskors sekitar 2 jam untuk memberi kesempatan peserta pleno menunaikan salat magrib dan isya.

Kemudian mulai pukul 20.00 Wita, rekapitulasi hasil penghitungan suara dilanjutkan kembali oleh PPK Tamban, Rantau Badauh, Anjir Pasar, Anjir Muara, Wanaraya dan Belawang.

Namun lantaran waktu sudah menunjukkan pukul 01.45 Wita, Jumat (1/3), rekapitulasi hasil penghitungan suara kembali diskors untuk dilanjutkan ke sesi kedua.

Direncanakan sesi kedua dimulai pukul 08.00 Wita dengan PPK tersisa, yakni Alalak, Mandastana, Cerbon, Barambai, Bakumpai dan Marabahan.

Adapun sepanjang sesi pertama, ditemukan beberapa data yang harus direvisi dan dicatat dalam formulir kejadian khusus.

Kejadian khusus yang ditemukan antara lain kekeliruan meletakkan jumlah pemilih laki-laki dengan perempuan, jumlah pemilih disabilitas, dan entry tertukar dalam formulir D hasil.

Persoalan entry tertukar terjadi dalam rekapitulasi hasil penghitungan suara DPR RI di Mekarsari.

Baca Juga: Jelang Pleno Penghitungan Suara di KPU Batola, Beredar Daftar Caleg DPRD Kabupaten

Baca Juga: KPU Batola Bersiap Gelar Pleno Rekapitulasi Penghitungan Suara, Catat Jadwalnya

Kejadian tersebut diungkap Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Batola berdasarkan catatan Panwascam Mekarsari, bukan oleh saksi caleg maupun partai politik terkait.

Meski entry yang tertukar kurang dari 20 suara, tetap saja kekeliruan tersebut harus diperbaiki. Untungnya pula kekeliruan ini tak mengubah jumlah suara partai terkait.

Akhirnya sebagai solusi, dilakukan review dan revisi berdasarkan catatan hasil penghitungan suara di TPS atau formulir model C1 plano.

Terlepas dari berbagai perbaikan, pelaksanaan Pemilu 2024 di Batola diklaim aman dan lancar. Pun jumlah partisipasi meningkat dibandingkan Pemilu 2019 sebesar 81 persen.

"Memang absensi di TPS belum direkapitulasi. Namun berdasarkan pengamatan selama pungut hitung, banyak TPS yang mencatatkan tingkat kehadiran di atas 85 persen," jelas Rusdiansyah, Ketua KPU Batola.

Di sisi lain, tidak seorang pun petugas ad hoc yang meninggal dunia selama bertugas. Namun demikian, 5 petugas mengalami sakit.

Salah seorang di antaranya adalah petugas KPPS sempat mengalami kecelakaan lalu lintas tunggal, ketika mempersiapkan logistik prapencoblosan.

"Kemudian dua hari setelah pencoblosan, 2 petugas KPPS dilaporkan mengalami keguguran. Lalu seorang anggota PPK di Tamban juga tumbang karena kelelahan," beber Rusdiansyah.

"Terakhir adalah penyakit amnesia sementara yang dialami salah seorang ketua KPPS. Alhamdulillah kondisi yang bersangkutan sudah membaik, setelah dirujuk ke rumah sakit," sambungnya.

Untuk sementara kelima petugas ad hoc tersebut telah mendapat santunan swadaya dari KPU Batola.

"Kejadian tersebut sudah dilaporkan ke KPU Kalimantan Selatan dan KPU RI guna mendapatkan santunan sesuai ketentuan," tutup Rusdiansyah.