Info Kesehatan

Broken Heart Syndrome, Berikut Penyebab dan Cara Mengatasinya

Pernah dengar sindrom patah hati? Ternyata kondisinya mirip dengan serangan jantung, simak penjelasannya.

Sindrom patah hati terjadi karena kerusakan jantung yang terjadi tiba-tiba sebagai respon terhadap stres, emosional atau fisik. Foto: mapo/istock photo

apahabar.com, JAKARTA – Pernah dengar sindrom patah hati? Ternyata kondisinya mirip dengan serangan jantung, simak penjelasannya.

Patah hati menjadi fenomena yang dialami oleh banyak orang. Namun pada kasus tertentu, kondisi yang dikenal dengan broken heart syndrome dapat berdampak kepada kesehatan jantung

Sindrom patah hati (broken heart syndrome) dikenal sebagai sindrom takotsubo atau kardiomiopati takotsubo, adalah kondisi medis yang mengacu pada kerusakan jantung tiba-tiba yang terjadi sebagai respons terhadap stress yang cukup ekstrem.

Melansir dari Healthline, meskipun gejalanya mirip dengan serangan jantung, sindrom patah hati sebenarnya bukan akibat penyakit arteri koroner yang menyebabkan penyumbatan aliran darah ke jantung.

Nama "takotsubo" berasal dari wadah tradisional Jepang yang digunakan untuk menangkap gurita, karena bentuk jantung penderita sindrom ini tampak seperti wadah tersebut pada saat kontraksi.

Baca Juga: Khasiat Jahe, Mampu Redakan Mual hingga Turunkan Kolesterol

Penyebab umum

Sindrom tersebut biasanya terjadi setelah peristiwa stres yang signifikan, seperti kematian orang terdekat, kehilangan pekerjaan, masalah hubungan, gangguan vaskular, kehilangan fungsi jantung atau insiden traumatis lainnya.

Gejala

Gejala sindrom patah hati bisa termasuk nyeri dada, sesak napas, mual, cepat lelah, dan pusing. Diagnosis awal dilakukan dengan menggunakan tes medis seperti elektrokardiogram (EKG), tes darah, dan pencitraan jantung seperti echocardiogram.

Pencegahan

Meskipun sindrom patah hati sulit untuk diprediksi atau dihindari sepenuhnya, ada beberapa langkah yang dapat Anda ambil untuk mengurangi risiko mengalami kondisi ini atau membantu mengelola stres emosional yang dapat mempengaruhi kesehatan jantung mengutip Healthline:

1. Manajemen Stres

Pelajari teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, pernapasan dalam, atau olahraga untuk membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan emosional Anda.

2. Aktivitas Fisik

Lakukan olahraga secara teratur, seperti jalan kaki, berenang, atau bersepeda, untuk menjaga kesehatan jantung dan membantu mengurangi stres.

3. Pola Makan Sehat

Konsumsi makanan bergizi tinggi serat, sayuran, buah-buahan, ikan berlemak, dan kacang-kacangan. Hindari makanan yang tinggi gula tambahan, garam, dan lemak jenuh.

4. Tidur yang Cukup

Pastikan Anda mendapatkan tidur yang cukup setiap malam, karena tidur yang buruk dapat memengaruhi kesehatan jantung dan memperburuk respons terhadap stres.

5. Dukungan Sosial

Terhubung dengan keluarga, teman, atau kelompok dukungan sosial untuk berbicara tentang perasaan Anda dan mendapatkan dukungan emosional.

6. Manajemen Waktu

Atur tugas dan tanggung jawab Anda dengan baik, sehingga Anda dapat menghindari stres berlebihan dan merencanakan waktu untuk bersantai.

7. Hobbi dan Kegiatan Pribadi

Temukan hobi atau kegiatan yang Anda nikmati, seperti seni, membaca, berkebun, atau bermain musik, untuk mengalihkan pikiran dan mengurangi stres.

8. Bersikap Positif

Cobalah untuk memandang hidup dengan sikap positif dan optimis, yang dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan mental.

Pengobatan

1. Pemeriksaan Kesehatan Rutin

Melakukan pemeriksaan kesehatan rutin dan mengikuti saran dokter dapat membantu mendeteksi faktor risiko kesehatan jantung dan mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan.

2. Konsultasi Medis

Jika Anda mengalami stres emosional yang berat atau gejala fisik yang mengkhawatirkan, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan nasihat dan perawatan yang sesuai.

Ingatlah bahwa mencegah sindrom patah hati melibatkan pengelolaan stres dan perawatan diri secara keseluruhan. Jika Anda merasa kesulitan mengatasi stres atau mengalami gejala yang mengkhawatirkan, penting untuk mencari bantuan medis dan dukungan profesional.