Tak Berkategori

BMKG Deteksi 10 Titik Panas di 3 Kabupaten Kaltim

apahabar.com, BALIKPAPAN – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Balikpapan mendeteksi adanya 10 sebaran titik panas…

Ilustrasi kebakaran hutan dan laha. Foto-net

apahabar.com, BALIKPAPAN – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Balikpapan mendeteksi adanya 10 sebaran titik panas (hotspot) di Kaltim.

Masing-masing di Kabupaten Paser, Kutai Timur, dan Kabupaten Berau.

“Sebaran 10 hotspot itu terpantau dari citra satelit pada Jumat (28/1) pukul 01.00 hingga 24.00 WITA,” ujar Prakirawan BMKG Balikpapan-Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan Ilham Rosihan seperti dilansir Antara.

Hasil deteksi sebaran titik panas tersebut kemudian dilaporkan kepada pihak terkait di masing-masing kabupaten.

Terutama kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) masing-masing. Harapannya agar segera dilakukan pengecekan dan tindakan lebih lanjut.

Tiga kabupaten yang terpantau hotspot itu adalah satu hospot di Kabupaten Paser, yakni di Kecamatan Batu Engau dengan tingkat kepercayaan medium. Hotspot ini ada di titik koordinat 116.2337 bujur dan -2.3081 lintang.

Kemudian tiga hotspot terpantau di Kabupaten Berau, yakni di Kecamatan Pulau Derawan ada dua titik dengan tingkat kepercayaan medium, dan di Kecamatan Segah ada satu titik dengan kepercayaan medium.

Selanjutnya, hotspot yang terpantau di Kabupaten Kutai Timur dengan enam titik, yakni di Kecamatan Kaubun terpantau dua titik dengan tingkat kepercayaan medium, di Kecamatan Long Mesangat terpantau tiga titik, dan di Kecamatan Muara Ancalong ada satu titik. Semua memiliki tingkat kepercayaan menengah.

Ia menginformasikan kemudahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla), yakni dengan menerapkan Fine Fuel Moisture Code (FFMC), kode yang menunjukkan tingkat potensi kemudahan terjadinya kebakaran, ditinjau dari parameter cuaca pada bahan ringan dan mudah terbakar di lapisan atas tanah.

“Jika hasil deteksinya merah, nilainya 82 ke atas. Kondisi ini berarti alang-alang dan dedaunan yang biasanya menutupi lantai hutan dalam kondisi sangat kering dan sangat mudah terbakar,” kata Ilham.