Kalteng

BKSDA Antisipasi Kemunculan Buaya Saat Pelaksanaan Mandi Safar di Sungai Mentaya

apahabar.com, SAMPIT – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah berkoordinasi dengan instansi terkait dalam…

Ilustrasi Buaya. Foto-Net

apahabar.com, SAMPIT – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah berkoordinasi dengan instansi terkait dalam mengantisipasi kemungkinan munculnya buaya di Sungai Mentaya saat pelaksanaan tradisi Mandi Safar di Kabupaten Kotawaringin Timur.

“Rencananya kami akan berkoordinasi dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Ditpolairud Polda Kalteng, dan Polsek KPM untuk membahas masalah ini,” kata Komandan Jaga BKSDA Kalimantan Tengah Pos Sampit Muriansyah di Sampit, seperti dikutip dari Antara, Senin (30/09).

Tradisi Mandi Safar biasanya dilaksanakan pada Rabu terakhir pada bulan Safar. Tahun ini rencananya tradisiMandi Safardikemas dalam acara wisata pada 23 Oktober.

Dalam tradisi Mandi Safar, warga beramai-ramai mencebur ke Sungai Mentaya. Kegiatan itu biasanya dipusatkan di Dermaga Habaring Hurung.

Namun belakangan buaya sering muncul di Sungai Mentaya, menimbulkan kekhawatiran di kalangan warga.

Kalau sebelumnya warga mendengar buaya muncul, bahkan menerkam warga, di area sungai yang cukup jauh dari pusat kota, kini buaya sering muncul di area sungai yang berada dekat dengan pusat kota, tidak jauh dari Dermaga Habaring Hurung.

Selama September 2019, setidaknya sudah dua kali warga Sampit menyaksikan kemunculanbuaya di Sungai Mentaya.

Pada Sabtu (28/9), Muriansyah dan timnya mendatangi lokasi kemunculan buaya sepanjang dua meter di area sungai di Jalan Iskandar 29, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang.

“Oktober ini adaeventrutin Disbudpar yaitu Mandi Safar. Tradisinya yaitu warga bersama-sama dalam jumlah ratusan, bahkan ribuan orang, berenang di Sungai Mentaya. Ini yang perlu diantisipasi,” ujar Muriansyah.

Baca Juga: Selain Ikan, Ternyata Buaya juga Ikut Terlilit Jaring di Sungai Mentaya

Baca Juga: BKSDA Kalteng Lakukan Observasi di Lokasi Serangan Buaya

Baca Juga:BKSDA Was-was Karhutla Ancam Flora dan Fauna di Kalsel!

Baca Juga: Menghidupkan Pulau Bakut, BKSDA Ajak Generasi Milenial

Editor: Aprianoor