Kalsel

Banjir HST: Petani dan Peternak Terdampak, Kerugian Puluhan Miliar

apahabar.com, BARABAI – Belasan ribu hektare lahan persawahan terdampak banjir di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST)….

Oleh Syarif
Bupati Hulu Sungai Tengah saat melakukan tanam dan panen bersamaan di Desa Tabat Padang, Kecamatan Haruyan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kamis (11/4/2019). Foto-Istimewa

apahabar.com, BARABAI – Belasan ribu hektare lahan persawahan terdampak banjir di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST). Para petani gabah terancam gagal panen atau puso pada 2021 ini.

Meminjam data validasi Dinas Pertanian HST per 25 Januari tadi, seluas 11.309 hektar terendam banjir.

Salah satu lahan sawah yang terdampak banjir ada di Desa Aluan Besar, Kecamatan Batu Benawa. Sawah yang terendam banjir dua minggu lalu, mencapai 165 hektar lahan.

“Sawah yang ditanami padi di desa kami ini full terendam banjir. Sawah yang terendam itu penuh lumpur,” kata Pejabat Kepala Desa Aluan Besar, Said belum lama tadi.

Said memperkirakan, sawah yang tertutup lumpur di desanya mencapai 90 persen.

“Kelihatannya untuk ditanami ulang tidak memungkinkan lagi,” terang Said.

Plt Kepala Dinas Pertanian HST, Misradi menerangkan, dampak banjir mulai Rabu 13 Januari tadi, merata pada 11 kecamatan di Bumi Murakata. Kecuali di Kecamatan Batang Alai Timur.

Terparah, kata Misradi, ada di Kecamatan Pandawan, Hantakan dan Barabai.

Namun, dari 11 ribu hektare lebih yang terdampak tadi, tidak semuanya puso.

“Kerugian pada sektor pertanian padi mencapai Rp 32 miliar. Total kalkulasi itu kami hitung berdasarkan biaya produksi sampai penanaman hingga panen,” kata Misradi.

Menyikapi hal itu, Dinas pertanian, tegas Misradi sudah berkomunikasi dengan pemerintah provinsi dan pemerintah pusat.

“Insyaallah kita akan di-backup oleh pemerintah Provinsi Kalsel, khususnya untuk bantuan benih terlebih dahulu untuk recovery petani kita,” kata Misradi.

Bantuan benih tersebut untuk sementara di prioritaskan untuk lahan yang puso.

“Yang 5.144 hektar lahan terkena puso, yang kita dahulukan terlebih dahulu,” ujar Misradi.

Sementara, untuk lahan persawahan lain yang terdampak akan diupayakan melalui APBD.

“Namun jika di Provinsi bantuan benih masih tersedia, Insya Allah akan di-cover provinsi. Tetapi jika provinsi tidak bisa, kami ajukan ke kementerian melalui Dirjen Tanaman Pangan dan Holtikultura,” terang Misradi.

Selain lahan persawahan ada juga sektor peternakan, holtikultura dan perkebunan. Untuk peternakan saja, kerugian mencapai Rp4 miliar lebih.

Sementara untuk sektor holtikultura yang terdampak banjir, Misradi memperkirakan kerugian mencapai Rp 1 miliar lebih.

Lain lagi dengan sektor perkebunan. Misradi menyebutkan lahan perkebunan, khususnya karet banyak terdampak atau terkena longsor akibat banjir.

Misradi belum bisa memastikan berapa luasan sektor perkebunan yang terdampak longsor. Namun terparah ada di Desa Datar Ajab Kecamatan Hantakan.

“Untuk kalkulasinya, kami akan terus memperbarui data bersama para PPL,” tutup Misradi. (*)