Pemko Banjarbaru

Bangun Ekonomi Kerakyatan, Pemkot Banjarbaru Gelontorkan Ratusan Milyar

apahabar.com, BANJARBARU – Pemerintah Kota Banjarbaru akan menggelontorkan ratusan milyar rupiah untuk membangun ekonomi kerakyatan dalam…

Ilustrasi, Pasar tredisional modernFoto-net

apahabar.com, BANJARBARU – Pemerintah Kota Banjarbaru akan menggelontorkan ratusan milyar rupiah untuk membangun ekonomi kerakyatan dalam bentuk pasar tradisional yang modern.

“Kita akan membangun ekonomi kerakyatan Banjarbaru, yang berpihak kepada pelaku ekonomi kecil,” ujar Wakil Walikota, Darmawan Jaya kepadaapahabar.com, Selasa (25/2) pagi.

Ekonomi kerakyatan yang dimaksudnya ialah tempat interaksi jual beli pelaku ekonomi kecil yakni pasar. Hal ini dipilih karena menurutnya retail-retail besar telah mematikan kios atau warung-warung kecil masyarakat.

“Kami melihat keluhan masyarakat bahwa toko-toko tradisional itu banyak yang tutup. Karena itu pada awal pemerintahan, kami telah mengerem toko-toko retail modern ini, agar toko-toko tradisional masyarakat bisa hidup kembali. Karena retail modern begitu menjamur,” jelas Jaya.

Dengan diciptakannya pasar tradisional sekelas pasar modern, ia optimis pelaku usaha kecil akan berkembang lagi.

Wakil Walikota Banjarbaru, Darmawan Jaya.Foto-apahabar.com/Nurul Mufidah

“Ekonomi kerakyatan itu ada di pasar untuk bisa terus bertahan. Untuk itu pasar tradisional ini harus diciptakan lingkungan pasar yang bersih, nyaman, tidak bau, teratur, rapi, dan indah,” paparnya.

Dan, lanjutnya, pasar tradisional yang akan diciptakan di Banjarbaru ini desainnya nanti setara seperti pasar modern Bumi Serpong Damai (BSD) City.

“Pemiliknya adalah masyarakat kecil, tapi dari sisi fisik dan lainnya kita harapkan itu bisa menyamai atau mendekati dengan kondisi di pasar modern seperti mall. Itu yang kita harapkan,” ucapnya.

Untuk mewujudkan itu, Pemkot sendiri telah meminjam uang kepada PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) sebanyak Rp100 milyar.

“Pinjaman kurang lebih 100 milyar,” tegasnya.

Mengapa meminjam?

“Kalau mengharapkan pemerintah pusat mungkin kita tidak tahu kapan kita bisa membangun pasar itu untuk Banjarbaru, kalau kita gunakan APBD kita, jelas tidak cukup. Supaya tidak mengganggu berbagai prioritas pembangunan infrastruktur kota, kita menggunakan pinjaman,” jelasnya.

Meski pinjaman tergolong dalam jumlah fantastis, namun Jaya optimis Pemkot dapat mengembalikannya dalam kurun waktu 3 tahun.

“Dalam jangka waktu 3 tahun semoga sudah lunas, ini baru tahap pembangunan pasar. Akhir tahun mudah-mudahan selesai dan nanti kalau sudah selesai itu bisa menjadi salah satu penyumbang pendapatan asli daerah,” ucapnya.

Dikatakannya, jika pembangunan pasar tradisional telah rampung, akan ada penghasilan, seperti dari sewa dan retribusi. Hal itu menjadi pemasukan untuk pelunasan pinjaman.

“Nah itu yang nanti kita harapkan selain dari APBD, ya kita nyicilnya ditambah dari penghasilan pasar tadi. Itu yang nanti kita pakai untuk pengembalian pinjaman,” ungkapnya.

Lebih lanjut diterangkannya, Banjarbaru tidak akan mendapatkan pinjaman apabila pendapatan daerah dianggap tidak sehat.

“Pinjaman tadi untuk pasar saja. Dia membiayai proyek. Tapi proyeknya ini minta persetujuan Menteri Keuangan, Menteri Dalam Negeri. Dan dilihat kemampuan APBD kita sehat atau tidak. Nah Banjarbaru ini dianggap sehat, sehingga diberikan izin untuk meminjam,” pungkasnya.

Baca Juga:Gelar Pasar Murah Jelang Haul Sekumpul ke 15, Lurah: Gas Elpiji Diprioritaskan Warga Sekumpul

Baca Juga:Jelang Haul, Ratusan Warga Sekumpul Serbu Pasar Murah

Baca Juga:Perbaikan Pasar Wangkang Marabahan Realistis Dilakukan Mulai 2021

Reporter : Nurul MufidahEditor: Muhammad Bulkini