Kabar Pasar

Awal Pekan, IHSG Berpeluang Sideways Seiring Sentimen Global

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal pekan berpeluang sideways seiring dengan sentimen yang datang dari tingkat global.

Refleksi kaca seorang karyawan berada di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/2/2023). Foto: ANTARA

apahabar.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal pekan dibuka melemah 10,34 poin atau 0,15 persen ke posisi 6.667,9.

Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 2,31 poin atau 0,25 persen ke posisi 921,9.

Karena itu, IHSG berpeluang sideways seiring dengan sentimen yang datang dari tingkat global.

"IHSG berpeluang bergerak sideways pada awal pekan ini mengikuti sentimen global," tulis Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Senin (20/3).

Baca Juga: TRON Resmi IPO di Bursa, Raih Dana Segar Rp135 Miliar

Ambruknya Silicon Valley Bank (SVB) dan Signature Bank (SB) di Amerika Serikat (AS), serta pengumuman dari Credit Suisse (CS) menyebabkan kepercayaan pada sektor perbankan global menghadapi tantangan berat.

Namun demikian, dibandingkan tahun 2008, bank sentral bereaksi sangat cepat dalam memerangi potensi risiko sistemik, sekaligus mendukung kepercayaan terhadap sistem perbankan.

Semua tindakan The Fed memberikan kelegaan dan stabilitas dari situasi yang bergejolak, yang mana insiden SVB mendorong bank sentral AS untuk menyediakan sejumlah likuiditas.

Sedangkan, peristiwa tersebut efeknya ke perbankan Indonesia cenderung terbatas, karena perbankan dalam negeri memiliki deposito yang terdiversifikasi.

Baca Juga: Tingkatkan Kepemilikan Saham Karyawan, BRI Buyback Rp1,5 Triliun

Dari dalam negeri, pada hari ini Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Komisi XI akan menggelar fit and proper test calon Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo yang merupakan calon tunggal yang diajukan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Sementara itu, Bursa AS melemah pada perdagangan akhir pekan lalu, merespons investor menarik diri dari posisinya di Bank First Republic dan saham-saham perbankan lainnya. Aksi jual saham bank kembali terjadi di tengah ketakutan berlarut terhadap sektor perbankan Negeri Paman Sam.