Skandal Akuisisi Martapura FC

Exco PSSI Campur Tangan Akuisisi Martapura FC: Langgar Kode Etik!

Campur tangan seorang Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI periode 2019-2023 ternyata menjadi dalang dibalik sengkarut akuisisi klub Martapura FC ke Dewa United

Foto kolase Skandal Akuisisi Martapura FC: Official Martapura FC dan Dewa United

apahabar.com, JAKARTA - Campur tangan seorang anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI periode 2019-2023 disinyalir menjadi penyebab sengkarut akuisisi klub Martapura FC ke Dewa United.

Pengamat sepakbola Kesit Budi Handoyo menegaskan kalau seorang anggota Exco PSSI terlibat dalam akuisisi pembelian klub sangat tidak dibolehkan.

"Jelas tidak dibolehkan, apalagi menjadi makelar penjualan klub," ujar Kesit kepada apahabar.com, Rabu (2/8).

Baca Juga: Skandal Akuisisi Martapura FC ke Dewa United Terbongkar

Kesit merasa campur tangan seorang exco dapat memicu konflik kepentingan. "Karena bisa terjadi conflict of interest," tambahnya.

Karenanya, Kesit meminta kepada PSSI agar segera mengambil tindakan tegas. "Ya PSSI, khususnya komite etik, karena itu sudah melanggar dan harus mengambil tindakan terhadap yang bersangkutan," lanjutnya.

Infografis skandal akuisisi Martapura FC. apahabar.com/Fahriadi Nur

Baru saja promosi, pemilik klub menjual Martapura FC setelah tim yang bermarkas di Stadion Demang Lehman Martapura itu didera masalah finansial pada 2021 silam.  

Mengalami krisis keuangan, badai pandemi Covid-19 menambah runyam situasi di manajemen Martapura FC. Liga Indonesia dihentikan seluruhnya, termasuk Liga 2 tempat Martapura FC berkompetisi.

Baca Juga: Martapura FC, 12 Tahun Jadi Klub Kebanggaan Banua

Padahal musim itu kompetisi sempat berjalan satu laga. Para pemain sudah dikontrak, beban operasional membengkak.

Manajemen akhirnya terpaksa mengambil langkah ekstrem dengan menjual klub kebanggaan warga Banjar tersebut. Laskar Sultan Adam dilego pada Februari 2021. Pembelinya Kevin Hardiman Cs melalui pihak ketiga.

"Manajemen Martapura FC bersedia diakuisisi karena harus memenuhi kewajiban atas beban dana operasional terutang yang sudah dikeluarkan untuk persiapan hingga sempat berlaga satu kali," cerita Ketua Martapura FC M Hilman.

Haruna Soemitro, seorang anggota Exco PSSI 2019-2023 yang juga mantan manajer Madura United, ternyata menjadi pihak ketiga dalam jual beli klub tersebut.

Baca Juga: CEO Dewa United Minta Pemainnya Rendah Hati di Puncak Klasemen

Nilai akuisisi yang disepakati mencapai Rp2,5 miliar. Namun pada prosesnya 75 persen pembayaran dilakukan di muka yaitu senilai Rp1,5 miliar.

"Dana transferan awal yang disampaikan orang ketiga digunakan menutupi beban pengeluaran klub tersebut," ungkap Hilman.

Bahkan, belakangan terungkap, nilai akuisisi sebenarnya adalah Rp8,5 miliar antara Dewa United dan pihak ketiga. "Yang saya dengar infonya sekitar 8,5 miliar," ungkap Hilman.

Hilman hanya bisa mendengar. Sebab, transaksi tanpa melibatkan dirinya. Selama transaksi terjadi, ia tidak bertemu langsung dengan pihak Dewa United. Sampai berita ini tayang, apahabar.com masih terus berupaya mengonfirmasi Haruna.