Nasional

Aliansi Masyarakat Peduli Karst Tolak Pabrik Semen di Kaltim

apahabar.com, SAMARINDA – Sejumlah elemen masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Peduli Karst Kalimantan Timur (Kaltim)…

Warisan dunia Karst Sangkulirang terancam jadi pabrik semen. Foto-istimewa.

apahabar.com, SAMARINDA – Sejumlah elemen masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Peduli Karst Kalimantan Timur (Kaltim) kukuh menolak keberadaan pabrik semen.

Rencananya, pabrik berkapasitas 8 juta ton/tahun akan dibangun di kawasan Sekerat, Kutai Timur (Kutim).

Pembangunan pabrik semen seakan mendapat langkah mulus ditandai dengan pertemuan antara Pemprov Kaltim dengan pemerintah provinsi Zheijang dan perusahaan Hongsi Holding Group Ltd, Jumat 15 Maret 2019.

Di ruang rapat Tepian 2 Lantai II Kantor Gubernur Kaltim, perusahaan asal China itu mempresentasikan rencana pembangunan pabrik semen.

“Jika terbangun Kalimantan Timur akan berduka,” ujar Dinamisator Jatam Kaltim Pradarma Rupang dihubungi Rabu (20/3) pagi.

Dinamisator Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Kaltim Pradarma Rupang (dua kiri). Dok. Jatam

GubernurIsran Noor, dalam pertemuan tersebut, menyebut pembangunan pabrik semen akan memperhatikan aspek lingkungan, transfer ilmu teknologi, dan terpenting menyerap tenaga kerja.

“Perkataan tersebut tentu dalam rangka mengilusi kesadaran rakyat,” jelas Rupang.

Berpuluh-puluh tahun, kata dia, rakyat Kaltim telah melihat secara langsung penghancuran ruang hidup, mulai dari perusahaan kayu yang membabat habis hutan, minyak dan gas bumi, serta pertambangan batu bara yang sampai hari ini telah menelan 32 korban.

Menurutnya, fakta bahwa membuka kran investasi di Kaltim membawa dampak kesejahteraan bagi rakyat tidak terbukti. Menurut Basis Data Terpadu Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) pada 2017, kata Rupang, ada hampir 650 ribu jiwa masyarakat Kaltim hidup di bawah garis kemiskinan.

Izin usaha pertambangan yang terbanyak di Kutai Kartanegara justru menjadikan kabupaten tersebut jatuh dalam tingkat kemiskinan yang tertinggi, disusul Balikpapan, Samarinda, Kutai Timur yang, juga membuka kran ivestasi.

“Hal ini membuktikan bahwa, pengerukan sumber daya alam tidak berbanding lurus dengan kesejahteraan, sebagaimana narasi yang diproduksi negara. Justru yang terjadi, adalah penghancuran ruang hidup, mata pencarian hilang, mata air tercemar dan udara tercemar, hingga anak-anak mati di lubang tambang.”

Menurutnya, jika pembangunan pabrik semen terus dipaksakan, kawasan Karst yang membentang di Kutai Timur hingga Berau, sebagai sumber air, menghidupi flora dan fauna, juga masyarakat akan dipertaruhkan.

Pembangunan pabrik semen di Berau dan Kutai Timur dikhawatirkan merusak seluruh wilayah tersebut dan morfologi unik yang bernilai konservasi tinggi baik dari aspek keanekaragaman hayati, lingkungan maupun sosial akan hilang.

“Pembangunan pabrik semen akan menghilangkan mata pencarian warga sebagai nelayan dan petani. Itulah sebabnya, kita harus bersama-sama menolak rencana pemerintah yang hendak membangun pabrik semen tersebut,” jelas dia.

Terkait ini, pihaknya akan mengadakan konsolidasi terbuka jilid II dengan mengundang seluruh organisasi, mahasiswa, dan masyarakat Kaltim di Samarinda, Rabu 20 Maret, hari ini.

Untuk diketahui Hongsi Holdings merupakan perusahaan semen asal Cina yang siap menginvestasikan sekitar USD 1 miliar atau setara dengan Rp14 triliun.

Informasi dalam rapat, lahan yang akan dikembangkan untuk industri semen tahap awal seluas 100 hektare (ha). Ke depan bisa dikembangkan hingga 300 ha atau lebih.

Di negara lain, dikutip dari Bisnis.com, nilai investasi Hongshi Holdings untuk pabrik semen di negara lain maksimal bisa mencapai USD 2,1 miliar atau setara dengan Rp29,9 triliun. Salah satu contoh negara tempat Hongshi Holdings beroperasi adalah Laos.

Bahkan, Deputy Director General Hongshi Holdings Xu Xing menyebut pabrik semen rencananya akan memanfaatkan lahan seluas 822 ha.

Hongshi Holdings sendiri akan konsesi lahan dengan perusahaan semen eksisting di Jepujepu, Sekerat, Kecamatan Bengalon, Kabupaten Kutai Timur. Adapun perusahaan yang sudah terlebih dahulu menanam investasi adalah PT Kobexindo Cement.

Editor: Fariz Fadhillah