bakabar.com, BANJARMASIN – Bulan Ramadan sudah di depan mata. Jelang ibadah puasa, banyak yang melakukan ziarah kubur dan mendoakan keluarga yang sudah lebih dulu berpulang.
Ustaz Nur Maulana atau yang kerap disapa Ustaz Maulana menjelaskan hukum melakukan ziarah kubur menjelang bulan suci Ramadan.
Dijelaskan Ustaz Maulana melalui tayangan di salah satu program televisi swasta, hukum ziarah kubur jelang Ramadan bukan bid’ah.
Berikut penjelasan lengkap Ustaz Nur Maulana:
Tradisi ziarah kubur sebelum Ramadan. Ini pertanda satu bentuk bakti anak kepada orang tua. Jadi kalau ada sosok anak datang ziarah kubur ke orang tuanya. Begitu juga sebaliknya bentuk cinta orang tua kepada anaknya yang sudah lebih dulu berpulang ke Rahmatullah. Ketahuilah salah satu bentuk kesenangan penghuni kubur jikalau diziarahi oleh orang-orang yang dicintainya ataupun yang mencintainya. Maka satu bentuk bakti, cinta, kesenangan dari para penghuni kubur.
Bagaimana kaitannya ada tradisi ziarah kubur menjelang bulan suci Ramadan?
Yang jelas pada dasarnya disunahkan. Kata Nabi, ‘Dahulu aku melarangmu, tapi sekarang aku sudah memperbolehkanmu.’
Karena ada dua periode, periode Mekah dan periode Madinah. Jikalau kita melirik pada hadis atau sesuatu yang perkataan perbuatan Nabi, di saat Nabi di Mekah, Nabi pernah melarang ziarah kubur. Mengapa? Karena ada unsur-unsur kesyirikan.
Namun, ketika Nabi sudah ke Madinah, Nabi memperbolehkan. Bahkan memerintahkan untuk ziarah kubur karena ziarah kubur mengingatkan dengan kematian, mengingatkan akan akhirat, mengingatkan akan Allah. Jadi beda lagi porsinya.
Jadi pada dasarnya orang ziarah kubur silakan boleh-boleh saja. Justru dengan ziarah kubur kita menambah kualitas keimanan kita.
Cuma gini, kalau ziarah kuburnya ada unsur kemusyrikan, kesyirikan itu yang tidak diperbolehkan. Ada unsur meratapi, menyiksa diri, itu tak diperbolehkan.
Tapi, dalam hal ini, ziarah kubur itu silakan. Justru itu bagus.
Justru kaitannya ziarah kubur sebelum bulan suci Ramadan, sebenarnya begini. Ada 3 orang yang ditolak Ramadannya, yakni anak yang durhaka kepada orang tua, istri yang berdosa kepada suami, orang yang belum bermaafan sampai masukkannya bulan suci Ramadan. Dalam posisi ini ada kalanya, sosok anak minta maaf ke orang tua, datang. Dalam hal ini, bagaimana kalau orang tuanya sudah tidak ada. Solusi baiknya adalah lakukan ziarah kubur. Ada bentuk kepuasan. Dari sini timbul ada tradisi ziarah kubur, masyaallah, kebayang nggak di malam pertama Ramadan. Nangis kita, mengingatkan kita pada orang yang sudah pulang ke Rahmatullah.
Tapi kalau sudah ziarah kubur ada bentuk kelegaan sedikit. Ini tradisi ziarah kubur.
Catatan besarnya di bulan suci Ramadan, para penghuni kubur diistirahatkan selama bulan suci Ramadan.