Hot Borneo

Pasar Wadai Ramadan di Martapura Mulai Sepi, Pedagang Gigit Jari

apahabar.com, MARTAPURA – Baru masuk sepekan, pedagang Pasar Wadai Ramadan di Martapura mengeluhkan pengunjung yang mulai…

Featured-Image
Pasar Wadai Ramadan 1443 Hijriah di Jalan Kenanga samping Alun Alun Ratu Zalecha Martapura, pedagang mengeluhkan pengunjung mulai sepi, Sabtu (9/4). Foto-apahabar.com/hendralianor.

bakabar.com, MARTAPURA – Baru masuk sepekan, pedagang Pasar Wadai Ramadan di Martapura mengeluhkan pengunjung yang mulai sepi.

Pedagang hanya bisa gigit jari, lantaran sepinya pengunjung Pasar Wadai Martapura berdampak pada omzet mereka.

“Hari pertama memang banyak pengunjung, tapi kian hari makin sedikit yang datang,” ujar salah satu pedagang, Umi Hani kepada bakabar.com, Sabtu (9/4).

Ia mengungkapkan, hari pertama Ramadan ketika pembukaan Pasar Ramadan ia meraih omzet Rp 1 juta rupiah. Namun di hari kedua langsung turun 50 persen.

“Sekarang makin sedikit terus pendapatan kami,” keluhnya.

Kalau dibanding Pasar Ramadan terakhir, yakni dua tahun sebelum pandemi Covid-19 dimana Pasar Ramadan ditiadakan, Hani mengakui pendapatannya beda jauh.

“Sangat jauh sekali. Karena kan saya selalu mengikuti Pasar Ramadan yang diadakan pemerintah Kabupaten Banjar ini,” terangnya.

Menurut hematnya, di faktor berkurangnya pengunjung lantaran banyak aturan baru, yaitu jalan ditutup dan dijaga banyak aparat.

“Sehingga ada yang mengira di sini razia vaksin padahal tidak ada,” ungkapnya.

img

Salah satu pedagang Pasar Wadai Ramadan di Martapura, Umi Hani. Foto-bakabar.com/hendralianor

Ia melanjutkan, faktor lainnya akses jalan ditutup untuk pengendara sehingga masyarakat yang ingin berbelanja harus parkir dulu dan jalan kaki lagi menuju Pasar Ramadan.

“Kan kebanyakan ada yang ingin lihat-lihat dulu sambil berkendaraan baru belanja, ada juga yang malas berjalan lantaran puasa, belum lagi biaya parkir,” ungkapnya.

Ia mengakui, tujuan jalan ditutup untuk pengendara tujuan pemerintah agar mengurangi debu supaya makanan lebih sehat. Tapi konsep ini ternyata mengurangi antusias pengunjung untuk datang.

Ia menceritakan, beberapa hari ini ia mengurangi jumlah jualan kue lantaran selalu tidak habis.

“Saya dua hari saja bisa jualan wadai, karena wadai basah ini cuma bisa bertahan sehari. Oseng-osengan langsung saya buang kalau tidak laku,” tuturnya.

Ia berharap, pemerintah segera memberikan solusi salah satunya dengan membuka blokir jalan agar pengunjung mudah mendatangi.

Konsep Berbeda Pasar Wadai Ramadan di Martapura, Bakal Ada Pentas Seni

Komentar
Banner
Banner