bakabar.com, BANJAR – Antrean mengular terjadi di halaman Masjid Khairullah, Sungai Lulut, Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten Banjar, Kamis (10/3).
Sakan lupa bahwa saat ini masih dalam situasi pandemi, banyak warga yang abai terhadap protokol kesehatan Covid-19. Ya, fenomena ini imbas dari langkanya minyak goreng di pasaran. Sekalipun ada, harganya setinggi langit.
"Kemarin sempat menemui harganya sampai tembus Rp20 ribu per liter," kata Rahmadi (51), warga Sungai Lulut.
Kondisi tersebut membuat Rahmadi rela antre panas-panasan demi mendapat minyak goreng seharga Rp14 per liter saat ada operasi pasar di sekitar tempat tinggalnya.
Kegiatan tersebut digelar oleh beberapa perusahaan swasta. Masing-masing warga hanya dibatasi maksimal boleh membeli dua liter.
Beda cerita, Hairiyah (37) penjual gorengan di kawasan Sungai Lulut mengakui merasakan dampak dari mahalnya harga minyak goreng.
Demi tetap mempertahankan harga dan kualitas semula, Hairiyah pun mesti pintar-pintar menyusun siasat.
"Ya seperti ini misalnya, mendatangi tempat-tempat operasi pasar agar tetap dapat minyak goreng dengan harga wajar," ungkapnya.
Berdasarkan Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP) Kementerian Perdagangan, per 10 Maret harga rata-rata minyak goreng di Kalsel mencapai Rp16.500. Angka tersebut bahkan sudah melampaui harga minyak goreng nasional: Rp16 ribu.