bakabar.com, BANJARMASIN – Penangkapan seorang pemuda berinisial NR (22) oleh Densus 88 di Kuin, Kota Banjarmasin masih jadi perbincangan hangat.
Para kerabatnya masih ragu apakah benar NR terafiliasi dengan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang merupakan antek ISIS di Indonesia.
Selain berprestasi, keseharian NR hanya berkutat dengan urusan kuliah dan kerja. Setelah mewawancarai guru silatnya, bakabar.com menemui salah satu kerabat dekat NR di Jalan Jafri Zam-Zam Banjarmasin Tengah.
Terungkap! Peran Pesilat Banjarmasin yang Ditangkap Densus 88
Dua tahun belakangan, NR rupanya melatih silat untuk anak-anak di sana. Tepatnya di sebuah kampung bermain.
“Kepribadiannya sangat sopan dan baik. Malahan selalu intens berkomunikasi dengan saya melalui grup whatsapp untuk jadwal latihan silat,” jelas Yenny Frida (51) yang kala itu mengoordinir kampung bermain.
Kali terakhir berkomunikasi, NR sempat izin untuk istirahat melatih. Karena alasan pekerjaan.
“Memang ada sempat pamit ke saya izin untuk istirahat melatih selama 1 bulan, karena ada pekerjaan di daerah Bati-Bati sebagai pengawas pengalihan utilitas GSM dan bekerja di salah satu kontraktor,” katanya.
Baru sebulan NR bekerja di sana. Sebelum itu, Yenny mengenal NR sebagai pribadi yang disiplin. Tak hanya profesional, tapi juga religius.
“Salat lima waktu tak pernah ketinggalan. Sangat disiplin, termasuk saat dirinya jadi pelatih silat. Ia hanya mengajarkan hal yang baik kepada anak-anak. Tidak pernah ada yang aneh-aneh,” tegasnya.
Dia pun kaget bukan kepalang mendengar NR ditangkap. Terlepas benar atau tidaknya NR terlibat dalam aktivitas terorisme, Yenny berharap agar masalah ini cepat selesai.
“Kita berharap yang terbaik, NR ini tak pernah menunjukan perilaku aneh selama kenal dengan saya,” ucapnya.
NR yang merupakan mahasiswa semester akhir fakultas hukum sebuah perguruan tinggi di Banjarmasin. Ia mengantongi segudang prestasi olahraga khususnya silat budaya tradisional. Hal itu dibenarkan oleh pelatih silatnya, Abu Solihin.
“Juara di kejuaraan virtual di Belanda dan satu lagi di Portugal,” ujar Solihin.
Sudah dua tahun belakangan NRberlatih silat dengannya. Selama itu, Solihin juga tak pernah mencium gelagat mencurigakan.
“Setahu saya cuma kerja, kuliah, dan latihan. Pergaulan setahu saya cuma sebatas itu. Bahkan banyak waktu bersama saya untuk latihan,” bebernya.
Sama dengan keduanya, ayah NR tak curiga anak sulungnya itu terlibat dalam aktivitas terorisme. Yang ia tahu, keseharian NR hanya berkutat dengan urusan kuliah dan pekerjaan.
"Salatnya tidak pernah tertinggal. Pagi berangkat kerja, sore pulang. Pergaulannya terbatas," ujar ayah NR kepada bakabar.com.
Adik NR, MY menduga kakaknya itu ditangkap lantaran membuat sebuah grup sosial media yang mengembuskan isu terorisme.
"Tapi saya tidak yakin kalau dia ikut yang seperti itu," ujar MY sembari menambahkan jika NR adalah sosok yang religius.
Dugaan MY mendekati benar. Polisi mengonfirmasikan jika NR terhubung dengan anggota Jamaah Ansharut Daulah dalam sebuah grup media sosial.
"NR merencanakan pelatihan idad [fisik] di tempatnya saudara Ade di daerah Sampit Kalteng," ujar Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan, Kamis sore (23/12).
Ade diamankan Densus 88 sebelum penangkapan NR. NR diduga kuat menyiapkan itu untuk kaderisasi calon anggota JAD.
Tak cuma pelatihan idad, NR juga terindikasi terlibat rencana pembelian senjata. Lebih jauh, polisi belum membeberkan detail mengenai aksi yang akan mereka lakukan.
NR tak sendiri saat diamankan Densus di Kalsel. Di hari yang sama, Densus juga menangkap SU.
NR ditangkap pukul 07.57. Sementara SU pukul 09.15. SU dianggap berperan dalam pengadaan kajian-kajian secara daring melalui Zoom Meeting.
SU juga menggunakan media sosial untuk menyebarkan video-video pelatihan fisik, pelatihan militer, hingga pelatihan menembak.
“Untuk menarik orang bergabung dengan JAD,” ujar Ramadhan.
Tak hanya itu, SU juga hiking atau naik gunung untuk menarik kelompok-kelompoknya bergabung di jaringan JAD yang baru.
“Itu peran SU," jelas Ramadhan. Lebih jauh Ramadhan tak memerincikan. Termasuk detail lokasi penangkapan keduanya.
Mengenai detail itu, Kabag Banops Densus 88 Kombes Pol Aswin Siregar juga tak menjelaskan.
“Semuanya sudah dijelaskan oleh humas Mabes/Polda yaa,” ujarnya dihubungi terpisah.
Hingga kini, baik Mabes Polri maupun Densus 88 belum menyampaikan apa status keduanya. Densus punya waktu 21 hari untuk menentukan status mereka.
Belum sehari NR diamankan Densus, cap teroris sudah melekat di NR yang diamankan di Kuin Banjarmasin. Hal itu tergambar jelas dari respons mayoritas warganet menanggapi penangkapan NR.
Maraknya stigma negatif terhadap terduga pelaku yang diamankan mengundang perhatian Direktur Borneo Law Firm, Muhammad Pazri.
Doktor jebolan fakultas hukum Universitas Islam Sultan Agung ini meminta warga tetap tenang sembari penyelidikan oleh Densus 88 bergulir.
"Asas praduga tak bersalah harus dikedepankan," ujarnya dihubungi bakabar.com, Kamis (23/12).
Sebelumnya, NR ditangkap di tempat kerjanya di Bati-Bati, Kabupaten Tanah Laut, Rabu (22/12) pagi.
Selesai menangkap NR, polisi kemudian menggeledah rumahnya di kawasan Kuin Selatan, Banjarmasin Barat.
Sekitar pukul 09.00, pasukan polisi di antaranya terkonfirmasi sebagai brimob datang ke kawasan rumah NR.
"Ada satu bus. Dari Brimob Polda Kalsel dan Mabes Polri," kata warga sekitar.
Pantauan media ini, operasi penggeledahan berakhir sekira pukul 10.00. Polisi tak membawa seorang pun dari sana.
Polisi hanya mengamankan sejumlah barang di antaranya baju, tas, buku, berkas, panah, hingga senjata tajam jenis parang.
Soal parang yang turut diamankan polisi, AS guru silat NR bilang itu adalah senjata untuk latihan yang ia beri.
"Itu dari saya buat latihan. Memang senjata asli. Karena kami menggunakan itu," imbuh AS.
Tak hanya Kalsel, Densus 88 juga mengamankan tiga terduga anggota JAD di Kalimantan Tengah, 21-22 Desember 2021. Penangkapan ketiganya disebut-sebut hasil pengembangan dari NR.
Di Kalteng, para terduga teroris tersebut berinisial AR, MS, dan RT. AR dan RT ditangkap di Jalan Pemuda, Mentawa Baru Hulu, Ketapang, Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur. Sedang MS ditangkap di salah satu hotel di Jalan Bubut, Palangka Raya.
JAD merupakan antek Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Indonesia. JAD bentukan Aman Abdurrahman di Nusakambangan.
JAD dikenal setelah aksi pengeboman Surabaya pada 2018 silam. Kemudian penusukan Menteri Polhukam Wiranto, Oktober 2019. Dan pengeboman Makassar pada 2021.
Sebelumnya mereka juga bertanggung jawab atas tragedi bom bunuh diri di Sarinah, MH Thamrin, Jakarta Pusat, Januari 2016.
ISIS telah mengklaim bahwa mereka bertanggung jawab atas aksi yang dilakukan oleh para milisi JAD tersebut.
31 Juli 2018, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan sudah melarang organisasi tersebut. Sejak itulah sisa-sisa JAD diburu Densus ke penjuru tanah air.
Densus 88 Tangkap 2 Warga di Kalsel, Jangan Lupakan Asas Praduga Tak Bersalah